3️⃣

48.6K 3.4K 214
                                    

Ailee menatap Zuco dalam diam. Jujur saja, ia merasa takut berada satu mobil dengan pria itu. Bagaimanapun, Zuco masih orang asing baginya. Ia tidak tahu hal apa saja yang bisa Zuco lakukan kepadanya. Belum lagi luka lebam pada tangan Zuco akibat memukul dinding tadi, kejadian itu saja masih membuat Ailee kaget dan tak percaya dengan tindakan Zuco yang menurutnya sedikit gila.

"Kamu kenapa?" Pertanyaan itu membuat Ailee tersadar dan mengalihkan tatapannya dari Zuco.

Ailee menggelengkan kepalanya. "Gak pa-pa. Emh, di depan belok kanan..."

Zuco merespon dengan sebuah senyuman yang malah membuat Ailee ngeri melihatnya. Senyuman tipis di wajah dingin masih terlalu jarang untuk Ailee temui.

"Zuco, kamu sekolah di Phiresa high school?"

Zuco melirik Ailee sekilas dan kemudian mengangguk sebagai jawaban. "Iya, sekolahnya ada campur tangan Kakek aku, sekolahnya juga bagus kan?"

"Merendah untuk meroket, hm? Ya baguslah, tapi sekolah kita musuhan loh." Ucap Ailee yang kemudian penasaran dengan respon yang akan Zuco tunjukan.

"Sekolah bisa musuhan? Sekolah kan bangunan."

Ailee memutar bola mata sebal. "Sekolah bagus gak menjamin otak jenius." Gumamnya.

Tubuh Ailee menegang ketika Zuco dengan tiba-tiba saja menggenggam lengan kanannya. Hangat dan erat. Itu membuat Ailee malah terdiam menatap Zuco dari samping.

"Kamu pindah ke sekolah aku, yah!" Ucap Zuco.

"Mahal." Sahut Ailee.

"Gak pa-pa, kamu tinggal urus surat-suratnya aja. Sisanya biar aku yang atur." Balas Zuco tanpa beban.

Ailee takjub mendengar hal itu, ia semakin percaya dengan apa yang Nayma katakan tentang Zulleon Corner putra pebisnis internasional ini.

Ailee melepaskan lengannya dari genggaman Zuco dengan sedikit paksaan karena Zuco sedikit menahan.

"Gak mau, gak usah." Tolak Ailee.

"Kalau gitu, aku aja yang pindah ke sekolah kamu. Ide bagus kan?"

Ailee memutar bola mata sebal. "Kayaknya gak perlu deh, tanggung. Bentar lagi juga lulus, ngomong-ngomong, kamu kelas berapa?" Tanyanya.

"3," jawab Zuco.

Ailee mengangguk-anggukan kepalanya pelan dan mengernyit heran. Kemudian ia menatap Zuco dengan penuh selidik.

"Kok kamu tahu rumah aku, aku kan belum nyuruh kamu berhenti. Tahu dari mana? Dan tadi, kamu juga tahu aku sekolah di mana. Kamu, kamu gak ada niat jelek, kan?" Ailee langsung mencecar Zuco dengan beberapa pertanyaan yang malah di respon dengan sebuah kekehan kecil.

Zuco mengacak rambut Ailee dengan gemas. "So cute."

"Eits! Gak ada cute-cute! Tahu dari mana? Kamu mata-matain aku? Heuh?" Ailee semakin menjauhkan tubuhnya dari Zuco.

Zuco tertawa melihat ekspresi khawatir sekaligus takut yang Ailee tunjukan.

"Kamu pacar aku, udah seharusnya aku tahu tentang kamu. Kamu anak pertama, punya adik perempuan kelas 6 SD. Mamah kamu karyawan di sebuah pabrik. Kamu lahir tanggal 22 November 2000. Makanan kesukaan kamu martabak telur. Warna favorit kamu ungu. Kamu kelas 2 SMA dan kamu gak bisa berenang."

Ailee menatap Zuco dengan tatapan tak percaya. Pria itu benar-benar di luar dugaannya.

"Yaang, come on... Gak usah takut kayak gitu, aku pacar kam--"

Ailee mengangkat tangannya dan meminta Zuco untuk diam. Kemudian ia menegakkan posisi duduknya dan menatap Zuco dengan serius.

"Aku bukan pacar kamu, Zuco. Kita gak pacaran. Orang gak bisa pacaran cuma karena kamu bilang 'you are mine' enggak gitu."

ZUCO's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang