Sudah dua minggu Tama akhirnya bisa berteman dengan kakak tingkatnya yang dikenal gahar dan ini adalah pertama kalinya dia mengunjungi tempat teknik elektro. Tentu saja dia kesini hanya untuk bertemu dengan Jayline yang menyuruhnya sebab kantin dekat dengan kelas gadis itu.
Sebenarnya bisa saja Tama menolak dan menunggunya di kantin, tapi karena gadis itu belum pernah jalan-jalan ke tempat elektro, jadi sekalian aja deh.
Tiba di sana, koridor terlihat sepi dan saat Tama melewati beberapa kelas masih pada berlangsung. Tama melirik jam tangannya, dan kata Jayline kelasnya sudah selesai.
Mendongak ketika berhenti di depan kelas yang dimaksud Jayline, ia mengecek papan yang tertulis di sana yang sama dengan apa yang Jayline kirim padanya.
Bruk!
Belum bergerak sama sekali, sebuah hantaman keras di bahunya sukses membuat Tama terjatuh dan pantatnya mencium lantai begitu keras. Salahkan yang tiba-tiba menubruknya tanpa berhati-hati membuat ia meringis pelan.
"Maaf, gue gak sengaja. Lo gapapa, kan?" Suara berat tapi lembut juga mengalihkan fokus Tama yang sibuk mengusap pantatnya dan menaikkan pandangannya. Bertepatan dengan itu, mata dan mulut Tama terbuka.
"A-en-enggak papa kok, kak," jawab Tama refleks geleng kepala kendati ia merasakan begitu ngilu pada pantatnya.
Si pelaku yang menabraknya itu menghela napas lega dan berdiri. Mengulurkan tangan pada Tama yang segera diraih, gadis itu langsung membatin betapa hangatnya genggaman lelaki itu sampai tak sadar jika dia menggenggamnya begitu lama.
Lelaki itu berdehem pelan membuat Tama tersadar dan menarik tangannya cepat. Ia menunduk dan merutuk dirinya yang pasti terlihat bodoh di depannya.
"Serius lo gapapa?" tanya lelaki itu lagi karena ia sadar betul sedang terburu-buru sampai tak sadar ada orang yang berdiri di depan pintu kelasnya.
"Gapapa, kak, hehe..." Tama tersenyum lebar. Bukannya menyalahkan orang itu yang menabraknya barusan, malahan memuji ketampanan parasnya. "Aku Artama Chessia, kak. Salam kenal!"
Kedua alis lelaki itu terangkat melihat juluran tangan gadis yang lebih pendek darinya itu. Tanpa ragu dan sudah terbiasa ketika seorang gadis yang secara random mengajaknya berkenalan, ia pun menjabat tangan Tama.
"Aeron Jungkook Keenan," kata lelaki itu dan tersenyum ala kadarnya.
Pun tanpa lelaki itu sadari, ada jantung yang tengah berdebar cepat karena senyuman itu. Tama kembali menarik tangannya dan berdehem pelan sambil menyingkap rambutnya yang menghalangi pandangannya.
"Kakak kenal Kak Jayline, gak?" tanya Tama basa-basi agar bisa mengobrol lebih lama dengan Jungkook itu. Padahal ia sudah yakin kalau kelas itu kelasnya Jayline.
KAMU SEDANG MEMBACA
That, Anoy Gurl • JJK
Fanfiction"Berhenti ikutin gue. Gue capek sama lo yang peganggu." - Aeron Jungkook Keenan. ••• Sebutan 'Anoy gurl' terdengar lebih cocok pada Artama Chessia yang selalu mengganggu kehidupan Jungkook, entah berada di kampus ataupun lingkungan manapun. Hingga...