Ahem! Mau bilang, WARNING aja sama chapter ini dan seterusnya :)
Silahkan menikmati!
Ini beneran.
Gadis itu masih terlihat kebingungan sekarang ini. Sepuluh menit yang lalu, ia masih berada di minimarket. Kehujanan. Dan bertemu dengan Jungkook tanpa diduga lalu mengajaknya untuk ke rumah pria itu untuk berganti baju.
Ini sebuah kebetulan apa sudah garis takdirnya?
Namun Tama masih tidak mau kepedean. Ia takut dengan ekspektasinya itu mulai menyakitinya perlahan jika menganggap ini adalah sebuah takdir.
Dan kini, ia sudah menginjakkan kakinya di sebuah rumah berlantai satu dengan halaman yang luas dan gerbang kayu tinggi yang mengitari rumah pria itu. Terlihat begitu natural dan sangat alam karena begitu ia melewati gerbang, matanya dimanjakan oleh tanaman yang merambat tinggi dan daun lebar.
"Ayo masuk."
Tama mengangguk cepat tatkala kekagumannya pada rumah Jungkook itu terbuyar dan mengekori Jungkook yang mulai memasuki kediamannya. Dan kekaguman Tama belum berakhir karena begitu masuk, ruang tamunya begitu luas serta didesain dengan minimalis meskipun tidak ada sekat antara ruang tengah juga dapur. Kendati tidak mempunyai sekat, kecuali rak buku yang transparan, jarak ruang tamu dengan ruang tengah begitu panjang.
Jungkook meletakkan tas belanjaannya di meja ruang tengah. Memutar tubuh, ia menangkap Tama yang sibuk melihat-lihat isi rumahnya. Jungkook berdehem, berhasil mencuri atensi Tama. "Ikut gue."
Tama lagi-lagi mengangguk dan mengikuti Jungkook menuju satu kamar... tunggu, ini kamar Jungkook? Sontak langkahnya berhenti di ambang pintu dengan debaran jantungnya.
"Karena gue gak punya baju cewek, lo pakai kaus gue sama sweatpants. Sori kalau pakaian gue bakal kebesaran banget di elo. Dan lo bisa pakai kamar mandi gue di sana..." Jungkook menoleh ke belakang dan berhenti berucap tatkala tidak menemukan Tama di sana. Melirik ke pintu kamar, ia menghela napas panjang melihat gadis itu berdiri di sana dengan kaku. "Ke sini. Gue gak bakal macem-macem."
Mendengar nada datar pria itu, Tama menundukkan kepalanya sambil berdiri di samping Jungkook. Padahal, ia suka banget ketika Jungkook memakai nada emosinya dan itu terdengar Jungkook sedang khawatir padanya.
"Baju basah lo langsung aja cuci di mesin cuci situ. Udah ada pengeringnya juga kok," lanjut Jungkook menerangkan membuat Tama mengangguk kecil. "Handuk baru ada di lemari bawah wastafel sama sikat gigi. Ada lagi yang mau ditanya?"
"Ada." Kedua alis pria itu terangkat dan memandang penuh Tama penasaran. Namun sebelum gadis itu melanjutkan, kepalanya merunduk dengan rona merahnya. "Kakak ada... dalaman?"
Hening seketika.
Jungkook maupun Tama sama-sama malu mendengar pertanyaan yang muncul dari bibir itu. Telinga Jungkook sontak memerah. Ia langsung berdehem pelan dan meninggalkan Tama yang berdiri di samping ranjangnya. Namun sebelum ia benar-benar pergi dan menutup pintu, Jungkook berhenti sejenak dan berkata, "Gak ada."
KAMU SEDANG MEMBACA
That, Anoy Gurl • JJK
Fanfiction"Berhenti ikutin gue. Gue capek sama lo yang peganggu." - Aeron Jungkook Keenan. ••• Sebutan 'Anoy gurl' terdengar lebih cocok pada Artama Chessia yang selalu mengganggu kehidupan Jungkook, entah berada di kampus ataupun lingkungan manapun. Hingga...