29

173 35 25
                                    

Hyukai sudah diajak pergi sama Taehyung entah kemana, yang pasti Hani sudah menyuruh Taehyung untuk membawa anak lelakinya keluar dan kembali saat sore hari. Hyukai masih belum tahu tentang hari ini adalah hari ulang tahunnya, makanya Hani mengajak Zidane untuk merayakan di rumahnya.

Keadaan di dapur, wanita tersebut tengah memasak bersama gadisnya. Tama sedang memotong wortel berbentuk dadu, namun tenaganya tidak semua dikeluarkan.

Alhasil, Hani yang melihat anaknya agak lesu melemparkan pertanyaan yang berhasil menyadarkan Tama dari lamunannya, "Kok lemes banget, Tam?"

Tama mengerjap cepat lantas geleng kepala. "Ah, nggak, kok, ma. Nggak lemes tuh," balasnya cepat dan memaksakan tersenyum.

Hani melekungkan bibirnya ke bawah, lalu melirik Jungkook yang membantu Zidane sedang mendekorasi kue ulang tahun Hyukai yang ke-14 tahun. "Harusnya kamu seneng dong bisa bareng sama cowok kamu itu," katanya mulai menggoda.

Senyum kecut Tama sulam sekilas. Faktanya, mereka tidak memiliki hubungan khusus dan masalahnya bukan itu. Raut Jungkook ketika menatapnya malah kembali dingin lagi seperti biasanya.

"Kalian belum pacaran, ya?" tanya Hani lagi ketika melihat senyum anak sulungnya.

Baru saja Tama akan membalas pertanyaannya, pisau di tangannya sudah diambil alih oleh Zidane yang berdiri di belakangnya. "Kamu sama Aeron ke supermarket gih," titahnya.

"Ngapain?"

"Belanja bulanan, Sayang. Udah abis juga itu di kulkas hampir kosong. Masa menu makanannya satu doang?"

Tama sontak memicingkan mata dan seulas senyum jailnya muncul. Menarik pundak Zidane, ia mulai berbisik, "Bilang aja papa mau berduaan 'kan sama mama? Ngaku aja!" katanya lalu kembali berdiri semula.

Zidane yang mendengar itu tertangkap salah tingkah di netra Tama maupun Hani. "Udah sanaa!"

"Cih, ngusir lagi," cibirnya lalu mencium pipi kedua orang tuanya sebelum pamit.

Melihat punggung anak gadis mereka yang menghampiri Jungkook, Zidane berucap yang mendapatkan atensi Hani, "Sifat kamu nurun semua ke Tama."

"Bukannya kamu juga, ya? Kita 'kan sama," sahut Hani cepat dan tersenyum manis.

Zidane mengangguk-angguk sambil tertawa dan mereka mulai mengobrol tentang masa sekolah sembari tertawa.

• • •

Di dalam troli semua barang yang diperlukan sudah terkumpul dan terlihat hampir menggunung. Kebanyakan cemilan Tama yang ikut andil di dalamnya. Mumpung bayarnya pakai kartu ATM ayahnya, hehe.

Namun, keadaan mereka nyatanya masih saja belum baikan. Tama menatap punggung Jungkook dengan lengkungan bibir ke bawah. Baiklah, kalau sudah begini ia harus mengalah.

"Kak Jungkook!"

Si pria berhenti melangkah dan memutar tumit. Raut itu masih saja sama dan maju beberapa langkah sehingga berada di dekat Tama. Mereka berada di koridor popok bayi dan untungnya tidak ramai. "Kenapa?"

"Aku minta maaf." Si gadis menundukkan kepala, Jungkook menatapnya heran. "Aku bakal dengerin kata Kak Jungkook lagi."

Jungkook bersidekap dada seraya menukik satu alis. "Berarti sepulang dari sini lo mau bilang ke mama sama adek lo?"

Tama sontak mengangkat kepalanya. Menatap kaget Jungkook dan ucapannya itu, lantas geleng kepala cepat. "Jangan sekarang!"

That, Anoy Gurl • JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang