"Hiks..."Suara isak tangis terdengar kian mengeras di sampingnya. Kepalanya tertunduk, menoleh pada satu presensi mungil yang menatap layar hitam sebesar 56 inch tengah menayangkan sebuah film anime yang dipilih oleh si gadis.
"Tamㅡ"
"Huaaa... Hina kenapa harus pergi?!" Tama semakin menangis kencang melihat adegan di mana Hina meninggalkan Hondaka dan Nagi yang tengah terlelap guna menghentikan hujan yang terus melingkupi kota Tokyo.
Iya, Tama terlalu melankolis pada film sejenis itu. Padahal filmnya belum tamat.
Jungkook yang sebelumnya kebingungan jadi tidak tahu harus apa. Melihat Tama yang memeluk kakinya sambil menangis membuat Jungkook jadi gelagapan.
"Tam, itu cuma film." Jungkook berucap hati-hati, tidak ingin gadis-nya semakin menangis. Iba juga dia melihatnya.
Tama mendongakkan kepala mendengar suara Jungkook. Matanya memerah, wajahnya sembab. Berantakan sekali dilihatnya, belum lagi rambutnya agak awut-awutan.
Netra hazelnya menatap iris onyx yang memandangnya kebingungan. Tama menarik napas dalam-dalam. "Tapi sedih, kak... coba bayangin aku hilang juga di atas awan. Kak Jungkook bakalan nangis gak? Terus mau nyariin aku gak sampe di kejar-kejar polisi lewat rel kereta, hampir nembakㅡ"
"Sshhh...," pria itu meletakkan jari telunjuk di depan bibirnya, membuat Tama langsung mengulum bibirnya sendiri, "Aku bakalan nyari kamu. Sampai ketemu. Jadi, jangan nangis lagi, oke?"
Jari kelingking Jungkook terulur di depan wajahnya sebelum akhirnya Tama mengaitkan jarinya dan membentuk kurva manis di bibir si gadis. Isak tangis sudah lagi tak terdengar, buat Jungkook menghela napas lega.
"Pinky promise?" tanya Tama dengan kerjapan pelan di matanya yang masih basah.
"No. I love black, so black promise?"
Senyuman itu lantas hilang dengan tatapan tak terima. "Ih, kak, itu kan cuma ibarat kata aja biar kayak di film-film sama novel gitu. Lagian, Aku juga nggak suka pink kok," balasnya agak merajuk.
Kemudian menarik tangannya namun ditahan oleh Jungkook yang mencengkram kuat. Kekehan manis seperti merdu terdengar di rungu Tama membuatnya mengernyit aneh.
Satu tangan yang lainnya Jungkook gunakan untuk mengusap kedua mata Tama yang berair meskipun tidak menangis lagi. Tidak sampai disitu, Jungkook iseng mencubit hidung Tama dan menariknya pelan.
"Aaakk, sakit!"
"Biarin aja."
Masih tertawa merdu akhirnya pria itu melepaskan tangannya meninggalkan bekas merah di hidung Tama yang jadi terlihat lucu. Belum lagi raut kesalnya, membuat Jungkook gemas dan mencium pipi gadis itu secepat kilat.
KAMU SEDANG MEMBACA
That, Anoy Gurl • JJK
Fanfiction"Berhenti ikutin gue. Gue capek sama lo yang peganggu." - Aeron Jungkook Keenan. ••• Sebutan 'Anoy gurl' terdengar lebih cocok pada Artama Chessia yang selalu mengganggu kehidupan Jungkook, entah berada di kampus ataupun lingkungan manapun. Hingga...