Tepat pukul sepuluh malam, Tama dan Jungkook pulang dari rumah Zidane. Sedangkan Hani dan Hyukai memilih menginap di sana. Tadinya Zidane sudah menyuruh keduanya untuk menginap saja, tapi Tama dengan cepat langsung menolak dan ingin pulang saja, tidak membiarkan Jungkook menjawab. Malah, dia ikut-ikut saja ketika Tama mendelik ke arahnya.
Ditengah pria itu menyetir, Jungkook melirik Tama tengah memejamkan mata sementara tangannya sibuk mengusap bulu Lino di pangkuannya. Jungkook mengigit kecil jempolnya—lagi ragu dia antara mau bertanya atau lebih baik diam saja menunggu gadis itu yang akan bercerita padanya.
"Tama." Jungkook akhirnya memilih bertanya langsung, mengalahkan egonya.
Si gadis langsung membuka matanya. "Kenapa, kak?"
"Besok ke rumah Hyunjin sama siapa?" tanya Jungkook lantas menggigit bibirnya. Pertanyaan yang sedari tadi ia tahan sejak keluarnya mereka dari rumah Zidane dan alasan kenapa Tama memilih untuk pulang saja.
Tama lantas melirik Jungkook dan kembali menatap jalanan di depannya. Pandangannya merunduk pada Lino yang sudah terlelap di sana. "Sama Lucas kali, kenapa emangnya, kak? Mau nganterin aku ke sana?"
"Ya kalo lo mau sih gapapa," balas Jungkook. "Tapi kalo nggak juga gapapa—"
"Makasih, kak, tawarannya," potong si gadis lalu tersenyum simpul. "Aku sama Lucas aja gapapa, kok."
Tanpa disadari, Jungkook mendesah pelan mendengar jawaban bukan harapannya sama sekali. Tama masih marah masalah tadi, ya? Pikirnya dan melirik sekilas gadis itu yang kembali memejamkan matanya.
"Okey."
Tak ada lagi percakapan setelahnya, dan selama 35 menit itu pula mereka hanya diam menikmati musik-musik yang menjadi teman mereka. Dibalik bulu matanya, Tama mengintip Jungkook yang sedikit mempautkan kedua bibirnya yang membuatnya terlihat menggemaskan. Tapi, gadis itu tahan untuk berfangirling di antara sikapnya kali ini.
Bukan tanpa alasan Tama sedikit dingin—baginya—menjawab pertanyaan Jungkook. Memang, dia masih kesal karena perihal Jungkook masih bawa nama Alin di antara konversasinya. Tama juga bukan perempuan posesif, apalagi mengingat mereka tidak mempunyai hubungan lebih selain HTS-an, huhu sedihnya.
Tapi kalau mengingat tatapan pertama kali Jungkook yang menceritakan Alin malam itu membuatnya kesal bukan main. Makanya dia nggak bisa melarang Jungkook, selain secara blak-blakan mengutarakan kekecewaannya.
"Makasih banyak, kak. Maaf ya juga ngerepotin kakak terus," kata Tama begitu mereka sampai di depan apartemen gadis itu. Ia menolehkan kepalanya ke belakang, menilik Seera yang langsung bangun dari tidurnya. "Ayo keluar, Seera."
"Mending gue antarin aja ke depan kamar lo. Nggak mungkin kan lo bawa Seera sambil gendong Lino," sahut Jungkook yang menginterupsi Tama hendak membuka pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
That, Anoy Gurl • JJK
Fanfiction"Berhenti ikutin gue. Gue capek sama lo yang peganggu." - Aeron Jungkook Keenan. ••• Sebutan 'Anoy gurl' terdengar lebih cocok pada Artama Chessia yang selalu mengganggu kehidupan Jungkook, entah berada di kampus ataupun lingkungan manapun. Hingga...