35

176 38 18
                                    

Hai, akhirnya gue kambek wkwk!
Kangen Kook-Tam gak? Hehe

"Kamu udah suka sama Kookie dari dua tahun?!"

"I-iya, tante, hehe."

Usapan lembut di rambut Tama, ia dapatkan dari Vera, mamanya Jungkook. Usai makan-makan, ketiga perempuan itu kini sibuk di dapur. Tentu Tama tidak ingin dianggap tamu tak sopan, makanya ia mengajukan diri untuk membantu dengan cuci piring, sedangkan Alin yang mengelap, dan Vera meletakkan di rak piring.

Gimana bisa Vera tau? Tentu saja gadis cantik Deraline itu yang menceritakannya lebih rinci. Gadis itu juga yang menenangkan Tama untuk tidak terlihat takut di hadapan Vera.

Beruntung Vera begitu baik dan terbuka menerima kehadirannya. Sampai saat ini pun, mereka sudah duduk di joglo sambil minum teh, di halaman belakang kediaman keluarga Keenan. Kalau para lelaki, lagi duduk berdiskusi di ruang keluarga.

"Sama kayak mama, dulu pas mau dapetin papanya tuh, susah juga. Dua tahun lebih, tapi untung kamu udah bisa naklukin dia. Hih, jangan sampe anak itu kelewat dingin sama kamu, ya, Tam." Vera sampai bergidik kecil mengingat masa mudanya kala itu. "Mama heran kenapa sifat dingin papanya nurun semua ke anak-anaknya."

Tama dan Alin sontak saling menatap dan meringis kecil mendengar itu.

"Kan dia anaknya, ma. Wajar dong nurun juga," sahut Alin, Tama mengangguk sambil terkekeh kecil.

"Tapi 'kan mereka juga anak mama, Lin." Vera lantas melirik Tama yang seketika terkesiap. "Kamu jangan manggil tante, mama aja. Soalnya 'kan calon mantu," katanya santai bikin gadis Chessia itu sontak tersedak saat meminum teh-nya.

Bukannya membantu menenangkan, Alin malah tertawa baru ia menepuk pelan punggung si gadis. Raut malu sangat kentara sekali di wajah Tama. Aih, lucunya.

"Malu tuh, ma, anaknya." Alin menyenggol pelan sikut Tama.

Vera terkekeh pelan. "Biasain manggil mama, ya, Tam. Lagian mama suka sama kamu, kayak ngeliat diri sendiri. Semua sikap kamu walaupun baru tiga jam kita ketemu," katanya kemudian mengusap pipi Tama lembut. Tak lupa memandang tepat di iris hazel gadis itu.

Suasana adem itu sayangnya tak bertahan lama lantaran kehadiran Jungkook yang langsung duduk di samping Tama. Merangkulnya, memisahkan diri dari mamanya yang sudah menyipitkan mata.

"Kita pulang dulu, ya, ma. Udah malem banget, jaraknya juga nggak deket lagi," kata anak bungsunya itu dan menyempatkan diri meletakkan dagu di bahu sempit Tama.

Tentu saja, gadis tersebut terkesiap dengan tingkah Jungkook barusan. Ini maksudnya apa? Kenapa jadi main rangkul terus senderan gitu, sih? Di depan Vera dan Alin lagi. Bikin Tama jadi merasa nggak enak gini, mau menghindar ya percuma.

"Kenapa nggak nginep aja? Kalian kan masih libur," tanya Alin.

Jungkook geleng kepala dengan bibir sedikit dikerucutkan. "Besok gue ada latihan band buat inagurasi nanti, kak," balasnya sontak bikin Tama menoleh ke arahnya dengan mata bulatnya. Jungkook tersenyum manis dan secepat kilat, mengecup pipi Tama.

That, Anoy Gurl • JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang