Pagi itu, suasana ruang makan sudah terasa cukup ramai sebab semuanya sudah bangun dan bersiap untuk sarapan. Obrolan yang diselingi dengan candaan bahkan nyinyiran pun masih terselip di dalamnya sampai Jaehyun menyadari tidak adanya presensi seseorang di meja itu yang membuatnya celingukan.
"Tama belum turun, ya?" tanyanyaㅡentah pada siapa membuat aktifitas mereka sempat terhenti.
Seungyoun lantas geleng kepala. "Pantesan gue gak denger suaranya daritadi," sahutnya.
"Panggil gih Tama. Nanti makanannya keburu dingin," kata Taeyong.
Jungkook yang sudah menyelesaikan makanannya dan baru saja meletakkan piring kotor ke wastafel lantas disuruh oleh Jayline.
"Kook, samperin sana. Kalo belum bangun juga, dorong aja pake kaki." Jayline berucap santai disela makannya.
Eunwoo memelototkan matanya lantaran terkejut. "Kan bisa pake cara lain, Jay, daripada pake kaki," balasnya kalem.
"Gue kemarin bangunin dia kayak gitu, kok."
Sempat terdiam mendengar ucapan Jayline yang menyuruhnya membangunkan Tama, Jungkook menghela napas panjang. Namun, tetap saja kedua tungkainya itu membawanya ke lantai dua. Sedangkan Johnny yang melihat punggung Jungkook perlahan menaiki tangga membuatnya kepikiran dengan kondisi Tama semalam yang begitu terlihat menyedihkan.
"Semoga baikan deh," gumamnya dan kembali makan.
Jaehyun di sampingnya menyeletuk, "Hah? Lo ngomong apa?" tanyanya. Johnny geleng kepala sambil tersenyum tipis.
Sementara di kamar Tama dan Jayline tempati itu tampak sepi sebab, gadis surai pendek itu masih berada di kamar mandi. Kendati baru sepuluh menit ia mandi, Tama sengaja untuk tidak bangun dan ikut bergabung sarapan bersama karena ia ingin menghindar sejenak dari Jungkook.
Selesai dan keluar dari kamar mandi, Tama hampir saja meloloskan pekikannya tatkala melihat presensi Jungkook yang baru saja membuka pintu kamarnya. Tidak hanya Tama, bahkan Jungkook pun begitu dan sukses membulatkan mata melihat si gadis hanya dibaluti sehelai handuk yang menutupi lekukan tubuhnya meskipun setengah pahanya begitu terlihat dan rambut yang masih setengah basah.
Keadaan makin terasa canggung daripada semalam. Terlebih keduanya sama-sama betah bungkam dan menatap satu sama lain. Rona merah menutupi wajah kedua manusia itu.
Tama berhasil menguasai diri. Ia berdehem pelan dan kembali melanjutkan langkahnya ke lemari guna mengambil baju. Jungkook memalingkan wajah sejenak.
"Cepet pake bajunya abis itu turun, sarapan," kata Jungkook agak tergagap, melirik kecil ke arah bahu sempit Tama yang memunggunginya.
"Iya." Tama menyahut singkat sebelum masuk lagi ke kamar mandi setelah mendapatkan pakaiannya.
Usai menutup pintu, kedua kakinya benar-benar terasa lemas. Untung saja dia belum melepaskan handuknya setelah keluar dari kamar mandi. Kalau itu sampai terjadi, Tama janji nggak bakal keluar dari kamar seharian lantaran dilanda malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
That, Anoy Gurl • JJK
Fanfiction"Berhenti ikutin gue. Gue capek sama lo yang peganggu." - Aeron Jungkook Keenan. ••• Sebutan 'Anoy gurl' terdengar lebih cocok pada Artama Chessia yang selalu mengganggu kehidupan Jungkook, entah berada di kampus ataupun lingkungan manapun. Hingga...