Flashback
"Jae, ayo makan dulu. Nanti baru lanjutkan lagi..."
Laki-laki berusia delapan tahun itu segera menghentikkan aktivitasnya dan masuk ke dalam rumah. Makan siang sudah tersaji di meja. Laki-laki kecil itu langsung duduk di salah satu kursi dan mulai lahap memakan makanan yang ada di sana.
Keluarga laki-laki itu tidak seperti keluarga yang ada di dimensi itu. Jika biasanya keluarga yang lain tidak pernah memasak makanan dan hanya kenyang dengan satu butir pil makanan, keluarga itu masih mempertahankan kebiasaan lama mereka.
Itu karena mereka bukan asli penduduk dimensi orang berkekuatan.
"Bu, kenapa sih kita harus pindah ke sini?" Tanya laki-laki kecil itu pada ibunya yang duduk tepat di depannya.
"Kenapa? Bukankah di sini menyenangkan? Di sini seperti di dalam dunia dongeng yang selalu kau baca kan?" Ibu laki-laki itu malah bertanya balik pada laki-laki itu.
"Iya sih. Tapi, aku tidak suka dengan orang-orang di sini. Mereka...mengejekku karena aku tidak bisa seperti mereka." Ujar laki-laki itu dengan jujur. Wajah polos laki-laki itu langsung membuat ibunya tersenyum. Ia mengarahkan tangannya untuk membelai surai hitam laki-laki itu.
"Kau masih perlu belajar. Aku yakin suatu saat nanti kau pasti bisa lebih hebat dari anak-anak itu. Semuanya perlu proses, tidak bisa instan." Nasehat ibu laki-laki itu. Laki-laki bernama Jae itu hanya bisa mengangguk dan kembali melahap makanannya.
5 tahun kemudian.
Hari ini academy tempat dimana Jae mengasah ilmunya, mengizinkan para muridnya untuk pulang ke rumah. Tentunya saat-saat seperti ini yang paling dinantikan oleh Jae. Akhirnya ia bisa bertemu dengan kedua orangtuanya lagi. Ia sudah benar-benar rindu dengan mereka.
Jae sudah sampai di dalam rumahnya dengan cepat. Saat Jae berjalan ke arah ruang tamu, betapa terkejutnya kondisi ruangan itu benar-benar berantakan. Jae segera panik dan mencari kedua orang tuanya di seluruh sudut rumah, hingga akhirnya ia menemukan salah satu lantai di dekat dapur rumahnya terangkat ke atas.
DARRRRRR
Ia terkejut setengah mati begitu mendengar suara ledakan diikuti dengan sebuah bunga api yang keluar dari lubang itu. Setelah merasa keadaan lebih aman, ia turun ke bawah sana. Begitu terkejutnya ia saat melihat kedua orangtuanya diikat oleh besi logam yang mengalirkan listrik. Tubuh kedua orangtuanya terikat kuat.
Kedua orangtuanya yang melihat Jae di tangga segera membelalakkan matanya. Ibunya menggelengkan kepalanya pelan ke arah Jae saat Jae ingin menuruni anak tangga lagi. Jae benar-benar kebingungan dengan situasi yang ada di sana.
"Katakan! Jangan bohong padaku! Kalian tahu kan tentang ramalan itu? Cepat katakan!" Teriak seorang pria yang berdiri tegak di depan kedua orangtua Jae. Posisi pria itu membelakangi Jae sehingga ia tidak menyadari keberadaan Jae.
"Ayo jawab! Jangan membuang waktuku terlalu lama!" Teriak pria itu lagi. Bahkan Jae sampai terkejut karena suara laki-laki itu yang begitu menggelegar, mengisi ruang bawah tanah itu.
Jae merasa sangat kasihan dengan kedua orangtuanya. Wajah mereka terlihat ketakutan dan seperti butuh pertolongan. Namun, ibunya sudah melarang Jae untuk turun ke bawah. Ia sekarang benar-benar bingung dan tidak tahu harus berbuat apa.
"Baiklah. Aku tidak punya piihan lain. Aku akan membawa kalian sampai kalian mau mengatakannya, bagaimanapun caranya." Ujar pria itu. Dalam sekali jentikan tangan, ketiga orang yang ada di ruang bawah tanah itu segera menghilang dengan cepat.
Tentunya hal ini membuat Jae sangat shock.
Ia segera berlari menuruni anak tangga menuju lantai ruang bawah tanah itu. Jae mengedarkan pandangannya ke seisi ruangan itu. Tidak ada siapapun di sana, kecuali dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Dimension | ITZY X Stray Kids✔
FanfictionDunia itu tidak sesederhana seperti yang terlihat. Ada dua dimensi yang hidup berdampingan di bumi. Dimensi orang tanpa kekuatan dan dimensi orang yang memiliki kekuatan. 10 orang remaja berhasil memasuki dimensi yang tidak banyak orang ketahui itu...