Chapter 28 : Laboratorium

463 64 0
                                    

Felix, Jackson, Lee Know, Jeongin, Lia, Chaeryeong, dan Yuna masih terus berjalan menyusuri lorong yang dipilih oleh Felix. Tenaga mereka perlahan-lahan mulai habis. Lorong itu seakan tidak berujung dan terus memaksa mereka untuk mencari dimana ujungnya. Rasa lelah mulai merayapi mereka, ditambah dengan oksigen yang makin lama makin menipis. Mereka tidak tahu sampai kapan mereka bisa bertahan.

"Aku lelah. Bisakah kita beristirahat dulu? Total kita sudah berjalan selama 2 jam tanpa henti." Ujar Chaeryeong yang berada di barisan paling belakang. Perempuan itu sudah membungkuk dan memegangi lututnya.

"Benar apa yang dikatakan Chaeryeong. Sebaikanya kita istirahat dulu sambil memikirkan rencana kita selanjutnya. Kurasa lorong ini masih jauh." Ucap Jackson. Akhirnya Felix memutuskan untuk berhenti dan mendudukkan dirinya di lantai kayu itu.

Sekarang masalah mereka bertambah. Mereka sangat kelaparan. Mereka melakukan petualangan menyusuri lorong itu tanpa melakukan persiapan apapun. Perut Yuna sejak tadi sudah berbunyi, dan tidak hanya perempuan itu saja namun semuanya juga merasakan hal yang sama.

"Apa kita kembali saja ya?" Celetuk Lia ditengah-tengah kesunyian mereka.

"Kurasa percuma saja kita kembali. Kita harus berjalan selama dua jam lagi untuk kembali ke posisi awal. Akan sangat membuang waktu. Sebaiknya kita terus ikuti lorong ini sampai menemukan ujungnya." Sahut Lee Know. Jackson juga setuju dengan saran Lee Know itu.

"Bagaimana nasib rombongan Hyunjin ya? Apa mereka sudah sampai di ujung lorong?" Gumam Lee Know dalam hati. Ia tidak mungkin membuka topik itu secara terang-terangan atau bisa-bisa Felix akan marah dan memilih untuk jalan sendiri.

Untuk sementara waktu sebaiknya mereka jangan membahas Hyunjin sama sekali.

20 menit kemudian akhirnya mereka memutuskan untuk berjalan menyusuri lorong itu lagi. Walaupun belum sepenuhnya stamina mereka terkumpul, namun mereka harus menyelesaikan perjalanan mereka. Mereka semua berharap bahwa setelah ini mereka bisa menemukan ujung dari lorong ini.

30 menit berlalu, akhirnya mereka menemukan persimpangan jalan lagi. Kali ini ada dua buah lorong yang sama-sama mengarah ke depan. Namun mereka tidak akan tahu lorong manakah yang akan membawa mereka menuju pintu keluar. Felix sendiri sudah mulai frustasi karena sejak tadi mereka masih belum menemukan jalan keluar dan terus terjebak di dalam lorong itu.

"Kalau begini terus, lama-lama kita bisa mati kelaparan dan sesak nafas di dalam lorong ini." Ucap Felix dengan nada penuh kekesalan. Ia bahkan sudah mulai menjambaki rambutnya sendiri. Lee know yang ada di sebelahnya berusaha untuk menenangkan Felix dengan menepuk-nepuk lembut pundaknya.

"Sepertinya kita harus mengambil lorong yang kedua." Celetuk Lia tiba-tiba. Wanita itu sejak tadi hanya diam saja, baru kali ini ia memgeluarkan suaranya.

"Kenapa kau memilih lorong yang itu? Coba jelaskan pada kami." Balas Jackson yang mengernyit bingung ke arah Lia.

"Aku bisa merasakannya." Ujar Lia yang terdengar ambigu ditelinga teman-temannya. Lia mulai mengendus-endus udara di sekitarnya bak anjing pelacak. Lia mulai berjalan mendahului mereka menuju ke lorong kedua sambil tak henti-hentinya menggerakkan hidungnya.

Perlahan namun pasti, sosok Lia berubah menjadi seekor anjing. Mereka yang melihat itu segera terkejut. Begitu juga dengan Lia yang segera menghentikan langkahnya dan memandang ke arah mereka. Mereka semua tidak tahu arti tatapan mata itu.

"Gukkk....gukkk..." gonggong anjing itu dengan keras.

"Zookinesis. Kemampuan untuk merubah diri menjadi hewan." Gumam Jackson pelan. Ia sangat mengenali kekuatan itu karena kekuatan itu adalah milik elemen tanah.

Another Dimension | ITZY X Stray Kids✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang