Chapter 40 : Lorong yang Lain

447 68 5
                                    

Hyunjin segera berdiri dari tempat duduknya. Sebelumnya, ia sudah berbisik pada Jeongin tentang apa yang harus ia lakukan. Teman-temannya hanya diam saja, membiarkan Hyunjin dan Jeongin menjalankan aksi mereka. Hyunjin berjalan menuju ke dekat jeruji besi. Baru saja ia menempelkan jarinya di sana, ia segera mengaduh kesakitan. Jeruji itu dialiri oleh listrik yang tegangannya tak terlalu besar.

"Permisi, tolong kami. Teman saya ada yang kesakitan. Tolong kami..." Teriak Hyunjin. Dua orang penjaga di luar sana segera menghampiri sel milik mereka. Ia melihat Hyunjin dengan tatapan tajam, tapi itu tak mengendurkan niat Hyunjin sedikitpun.

"Tolong aku. Teman saya sakit tiba-tiba. Tidak bisakah kalian menyembuhkannya? Lihat, mukanya pucat." Hyunjin menunjuk ke arah Jeongin yang sedang berakting kesakitan. Ia memegang perutnya.

"Bisakah ia ke sini supaya kami bisa lihat keadaannya?" Tanya penjaga itu pada Hyunjin. Laki-laki itu segera mengangguk dan menyuruh Jeongin untuk mendekat ke arahnya. Teman-temannya membantu Jeongin untuk berdiri, mendukung aktingnya.

"Lihatlah matanya. Ia kelihatan kesakitan sekali." Ucap Hyunjin. Jeongin segera menatap kedua mata penjaga itu. Diam-diam Jeongin berusaha untuk memasuki pikiran kedua orang itu dan mengendalikannya.

Berhasil!

Begitu mata Jeongin berubah warna menjadi ungu, mata kedua orang itu juga ikut berubah. Kini mereka berdua sepenuhnya berada dalam pengaruh Jeongin. Mata Jeongin sudah kembali ke warna asalnya, begitu juga dengan kedua orang itu.

Hyunjin mengibas-ibaskan tangannya di depan wajah kedua orang itu. Mereka tidak merespon sama sekali. Wajah mereka tampak kosong.

"Sepertinya kita berhasil." Ucap Hyunjin pada teman-temannya yang lain. Mereka segera bangkit dari tempat masing-masing dan menghampiri Jeongin serta Hyunjin. Laki-laki itu melakukan tos dengan Jeongin karena sudah melakukan tugasnya dengan sangat baik.

"Sekarang tinggal suruh ia membuka pintu ini dan membawa kita pergi ke tempat Kak JB dan Kak Jackson." Ujar Hyunjin. Jeongin segera menuruti perintah Hyunjin dan menyuruh kedua penjaga itu untuk melepaskan mereka serta menunjukkan jalan ke tempat JB dan Jackson.

Selama itu, mereka berhasil melakukannya. Dua penjaga itu memimpin jalan mereka. Jeongin sudah menyuruh kedua penjaga itu untuk memilih jalan yang jarang dilewati oleh penjaga yang lainnya supaya mereka tidak tertangkap. Walaupun jalan itu sempit dan sedikit pengap, mereka rela untuk melewatinya demi tidak tertangkap oleh penjaga yang lainnya.

"Sepertinya dua penjaga ini sudah lama ada di sini. Mereka tahu semua seluk beluk bangunan ini. Tidak rugi kita menggunakan mereka." Komentar Hyunjin. Wajahnya yang paling terlihat bahagia daripada teman-temannya yang lain. Bukan berarti mereka tidak bahagia juga. Mereka sedang dalam mode berjaga kalau-kalau ada yang mendekat ke arah mereka.

Mereka dibawa memasuki sebuah lorong gelap. Yuna tahu apa tugasnya dan segera membuat beberapa cahaya sebagai penerangan mereka. Jalan yang mereka lalui benar-benar panjang. Namun, selama ini mereka belum tertangkap oleh penjaga yang lainnya.

Mereka sampai di ujung lorong dengan sebuah pintu di sana. Jeongin menyuruh mereka untuk membuka pintu itu. Dua penjaga itu menuruti ucapan Jeongin dan segera membuka pintu itu. Ruangan di dalam sana mirip dengan penjara pertama mereka. Sebuah ruangan serba putih dengan pintunya yang tanpa lubang.

"Hei! Siapa kalian? Kenapa kalian bisa di sini?" Tegur dua orang penjaga yang ada di dalam sana. Mereka semua segera membeku. Dua penjaga yang sejak tadi bersama mereka tak bergeming sama sekali. Mereka tak akan bisa membantu jika Jeongin tak menyuruhnya untuk bergerak.

"Apa yang harus kulakukan sekarang? Kurasa mereka sudah akan memanggil para penjaga lainnya." Bisik Jeongin pada Hyunjin yang berdiri tepat di sebelahnya.

Another Dimension | ITZY X Stray Kids✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang