Langit pagi dan malam sudah tampak tak ada bedanya. Dua-duanya sama-sama diliputi dengan kegelapan yang mengerikan dan mencekam. Beberapa penjaga dari pemerintahan terus berpatroli dan berjaga-jaga di setiap sudut kota, memastikan bahwa kota itu sudah tidak ada orang yang tersisa.
Atau mereka berhasil menangkap orang-orang yang baru saja menggunakan portal dimensi untuk pergi ke kota itu.
"Apa masih tidak ada tanda-tanda orang itu? Mereka tidak mungkin bersembunyi jauh-jauh dari sini apalagi teman mereka juga ada di sini." Tanya ketua pemerintahan kepada para kepala penjaga yang sedang berdiri di hadapannya.
"Kami tidak menemukan keberadaan mereka sama sekali. Bisa jadi mereka bersembunyi di luar kota. Kami sudah menyuruh beberapa penjaga untuk mencarinya. Area perbatasan juga telah dijaga ketat." Balas salah seorang kepala penjaga.
"Baiklah. Cepat atau lambat mereka akan tertangkap juga. Aku tidak bisa tenang jika masih ada orang-orang itu. Mereka sudah seperti pengganggu untukku..."
"...ditambah aku cukup terganggu dengan ramalan yang ada." Ucap ketua pemerintahan.
"Tenang saja. Yang Mulia. Ramalan itu tidak akan pernah terjadi. Kita yang mengandalkan otak dan segala teknologi yang ada, tidak boleh prcaya dengan hal supranatural seperti itu. Ramalan tidak pernah bisa dibuktikan kebenarannya. Jadi, jangan terlalu dipikirkan." Ujar seseorang berjas lab, berusaha menenangkan sang ketua.
"Kau benar, Ferrent. Ramalan itu hanya omong kosong belaka. Buktinya mereka lebih lemah dari yang kita duga. Untuk apa kita takut dengan mereka? Benar begitu, kan?" Ketua pemerintahan mengarahkan pandangannya pada orang berjas lab itu. Lelaki tua itu segera mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan yang dilayangkan oleh ketua pemerintahan.
"Kalian bisa kembali ke posisi kalian masing-masing. Terus awasi keadaan sekitar. Kita tidak boleh lengah sedikitpun." Perintah ketua pemerintahan pada para kepala penjaga itu. Mereka segera mengangguk dan pergi dari hadapan sang ketua.
Di sisi lain, Yuna dan Jeongin yang sedang terkurung bisa mendengar semua ucapan ketua pemerintahan itu dengan jelas. Rasa takut sejak tadi terus menghantui perasaannya. Mereka benar-benar takut dan terancam. Nyawa mereka seakan bisa dicabut sewaktu-waktu jika ketua pemerintahan itu menghendakinya
"Yang lainnya pasti menolong kita, kan? Mereka tidak mungkin meninggalkan kita, kan?" Tanya Yuna pada Jeongin dengan suara yang pelan.
"Pasti. Mereka pasti bersembunyi di suatu tempat dan sedang menyusun rencana untuk menyelamatkan kita. Mereka tidak mungkin akan membiarkan kita mati." Balas Jeongin dengan yakin. Ia menepuk-nepuk punggung Yuna dengan pelan, berusaha menyalurkan rasa tenang.
"Semoga mereka bisa cepat datang ke sini sebelum kita dieksekusi." Balas Yuna.
***
Seungmin, Yeji, Felix, Lia, Hyunjin, Ryujin, Lee Know, Chaeryeong, JB, dan Jackson sedang mengintai keadaan di balik sebuah gedung tinggi. Mata mereka tak bisa lepas dari beberapa tenda yang ada di depan mereka. Itu adalah markas ketua pemerintahan. Tempat itu dijaga ketat dengan beberapa penjaga yang sudah siap dengan senjata mereka.
Tak jauh dari tenda-tenda itu, mereka melihat sebuah kerangkeng besi. Di sana mereka bisa melihat Yuna dan Jeongin yang sedang duduk seakan menunggu kedatangan mereka. Mereka juga bisa melihat profesor gila itu dan Daniel yang berkeliaran di sekitar tenda. Namun mereka tidak melihat kehadiran Nicholas dan orang-orang yang lainnya.
"Kita harus tunggu di sini sesuai rencana. Baru setelah kekacauan terjadi dan para penjaga itu meninggalkan markas, kita baru bisa menyelamatkan Jeongin dan Yuna." Ucap JB. Mereka langsung mengangguk atas ucapan JB itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Dimension | ITZY X Stray Kids✔
FanfictionDunia itu tidak sesederhana seperti yang terlihat. Ada dua dimensi yang hidup berdampingan di bumi. Dimensi orang tanpa kekuatan dan dimensi orang yang memiliki kekuatan. 10 orang remaja berhasil memasuki dimensi yang tidak banyak orang ketahui itu...