[END] Pada akhrinya kebenaran tentang perasaan yang menjadi tapak langkah selanjutnya untuk kisah cinta mereka.
Persahabatan tidak diciptakan untuk lawan jenis.
Lalu, apa yang bakal lo lakuin saat ada diposisi harus memilih. Antara, Cinta dan Persah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jae kalem, gue mau beli rokok dulu." Ucap Lucas yang berhenti di depan toko kelontong.
Jaehyun berhenti jauh dari rombongan, dia memilih untuk turun dari motornya dan memeriksa keadaan Clara yang sudah menangis selama tiga puluh menit di bahunya.
"Nih pake kacamata gue, mata lo bengkak." Ujarnya memberikan kacamata, "mau minum?" tanya Jaehyun setelah memakaikan benda untuk menutupi mata sembab Clara.
"Boleh."
Jaehyun mengambil botol minum di dalam box motor, "jangan nangis." Kata lelaki itu memberikan minum, "jangan nangis depan orang lain. Selain gue." Lanjutnya lalu mendekap tubuh Clara, "hadapi semuanya. Apapun permasalahannya, gue selalu ada disamping lo." Bisik Jaehyun mengelus pelan punggung Clara, "gausah terlalu dalam mikirnya. Kalau terus dipikirin malah bikin sakit sendiri."
"Makasih banyak, Jae."
Jaehyun sama sekali belum tau tentang apa permasalahan yang sedang dihadapi Clara, tapi dia sangat menghargai keputusan sahabatnya itu untuk tetap menghormati privasinya. Mungkin Clara memang ingin merahasiakan apa yang sedang dialaminya, semua orang butuh privasi.
Dan Jaehyun sangat mengerti itu.
"Kalau emang gakuat untuk mendam sendiri, gue siap kok untuk berbagi beban sama lo." Ujar Jaehyun masih setia mengelus-elus punggung Clara, "lo bisa cerita sama gue. Berbagi apa yang lo rasain dan gue janji bakal kasih ketenangan juga perlindungan untuk lo."
Clara mengeratkan pelukannya pada Jaehyun. Saat masalah terjadi, gadis itu hanya butuh lelaki ini. Karena hanya dia, orang yang bisa memberikan ketenangan untuknya.
