Jalanan basah karena hujan turun tadi sore hingga pukul tujuh malam, setelah perbincangan sengit di balkon kamar. Kedua insan itu memilih untuk menikmati hujan dalam diam, tanpa sepatah katapun.
Entah Jaehyun yang merasa kecewa atau Clara yang merasa bersalah, mereka benar-benar hanyut dalam suasana tenang berkat air hujan.
Dan kini, mereka memilih untuk pergi menikmati malam indah di kota Bandung.
Sesuai perkataan Jaehyun dirumahnya, dia akan mengajak Clara menikmati bau jalanan yang sudah tersiram hujan dengan mengendarai motor.
"Jujur, gue bener-bener kecewa." Ucap Jaehyun memulai percakapan.
Dekapan Clara makin mengencang di perut lelaki itu, "gue butuh benda itu Jae."
"Clara, cara lo salah. Lo calon dokter, masa lo gatau bahayanya itu?"
"Gue tau Jae, gue tau apa bahayanya."
Tangan Jaehyun terulur membenarkan kaca spion agar dapat melihat wajah Clara, "terus kenapa lo tetap lakuin?"
"Gue butuh."
Tatapan Jaehyun meluluh saat melihat wajah Clara yang tersandar lemah di bahunya, "lo punya gue. Lo punya tempat untuk berbagi keluh kesah, lo punya gue untuk dijadiin sebagai sandaran. Cukup lari dari masalah dengan bertindak bodoh, ayo hadapi sama-sama. Gue bisa bantu dan bakal selalu menemani kemanapun lo pergi." Ucapnya lirih membuat gadis dibelakangnya menitihkan air mata.
"Gue percaya lo Jae, makasih untuk selalu ada di samping gue."
"Clar, gue ngerasa punya tanggung jawab lebih untuk mendampingi. Kakak-Kakak lo ga selalu stay deket lo, cuman gue yang selalu ada disamping lo. Kalau bukan gue yang larang dan jagain lo, terus siapa lagi?" tanya Jaehyun yang tak dibalas Clara. "Gue khawatir Clar, keadaan lo bener-bener bikin gue takut. Gue takut banget kalau lo sampai salah arah." Lanjutnya mengelus pelan tangan gadis yang masih melingkar di pinggangnya.
"Makasih Jae, gue sayang sama lo. Makasih udah selalu dampingin gue." Ucap Clara dengan suara serak akibat menahan tangis.
Bandung, kota indah penuh cinta.
Cuacanya memang dingin, tapi sebenarnya Bandung adalah kota yang penuh dengan kehangatan.
Tidak ada seorangpun yang tak jatuh hati saat berada di kota ini.
Dan seperti malam ini, perasaan jatuh hati Clara pada kota Bandung ternyata ikut terjatuh pada hati Jaehyun.
"Gue lebih sayang sama lo dan gue gamau lo kenapa-napa." Jaehyun membelokan motornya pada salah satu kedai kopi di jalan Asia Afrika, "jalan kaki malam yuk." Ajaknya setelah kendaraan berhenti.
Clara tersenyum lalu mengngguk, "ayok!"
"Tapi beli kopi dulu, gue butuh kafein."
"Iya boleh."
Jaehyun mengulurkan tangan, "ayok." Ajaknya menarik tangan Clara untuk di gengam. "Gue pegang, takutnya ilang."
"Mau nyebrang?" tanya Clara menatapnya sinis yang langsung dibalas dengan tatapan maut oleh Jaehyun. "Engga-engga, gue bercanda." Ucapnya lalu kembali mengaitkan telapak tangan.
Padahal, lelaki itu pernah bilang bahwa dia tidak suka bergandengan. Tapi apa boleh buat, kesempatan dalam kesempitan membuatnya ingin menarik Clara lebih dekat.
Selesainya memesan minuman untuk dibawa berjalan-jalan, Jaehyun dan Clara melangkah bersama tuk menyusuri Asia Afrika dengan bergandengan tangan.
"Kalau gakuat, kita mesen ojek online aja." saran Jaehyun yang disetujui langsung oleh Clara.
"Eh jae," panggil gadis itu. "Bisa lepas ga? Gue ngerasa alay banget, pake gandengan tangan kayak gini." Lanjutnya megangkat kaitan kedua tangan itu.
Jaehyun tersenyum, "ini ternyata rasanya. Gue beneran gapernah ngerasain."
"Rasa apa?"
Lelaki itu meminum kopinya sebelum menjawab, "rasa gini. Gandengan tangan, sama orang yang di suka. Ternyata bikin dada gue berdebar."
Clara menelan ludah gugup, dalam hatinya berkata. 'kenapa bisa manusia ini sefrontal itu menyampaikan perasaannya?!'
"Eh, Clar."
"Hm?"
"Tenang, gue gaakan ngajuin pertanyaan aneh-aneh kok." Jelasnya terlebih dahulu, demi menenangkan Clara yang terlihatnya sudah pucat.
Jaehyun tau keadaan terkini tentang Clara, gadis itu sedang tidak baik-baik saja.
Walau belum tau tentang apa permasalahan yang sedang dihadapi, tapi Jaehyun benar-benar tidak mau menambah bebannya.
Maka dari itu dia harus bicara seperti ini, "gue gamau lo banyak pikiran tentang omongan gue waktu malam itu. Lo bisa simpan kata-kata gue asalkan jangan pernah dihilangkan dari ingatan, karena gue beneran nunggu jawaban lo." Ujarnya tersenyum menatap Clara. "Jangan terbebani, mendingan lo fokus sama masalah yang lagi lo hadapi sekarang."
Genggaman Jaehyun sedikit mengendur, "jangan dilepas!" sergah Clara langsung menarik tangan lelaki itu.
Ia refleks menggenggam kembali jemari Jaehyun, Clara kembali teringat oleh kata-kata Chaeyeon waktu itu.
Relakah dirinya saat harus kehilangan sahabat lelaki yang selalu menemani dan mendampinginya, relakah Clara saat Jaehyun bertemu dengan wanita lain yang mungkin akan membuatnya jatuh cinta nanti.
"Jangan tinggalin gue Jae." Pintanya menatap Jaehyun penuh harap, sepertinya dia tidak akan mampu jikalau harus kehilangan sahabatnya ini.
'Cinta atau persahabatan? Dua hal itu bukan sebuah pilihan, lo bisa miliki keduanya atau mungkin kehilangannya secara bersamaan' Kata-kata Chaeyeon terus berputar di kepalanya.
Dan jawaban di dalam lubuk hati Clara tetap sama, dirinya tak bisa bila tanpa Jaehyun.
"Gue gaakan ninggalin lo, bahaya. Udah malem, nanti gue dimarahin Kak Sehun lagi." Jawabnya tersenyum lebar. "Clar, liat kalimat itu." Tunjuknya pada dinding jembatan di Asia Afrika, "M.A.W Brouwer bilang kalau 'Bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum.' Dan gue yakin Tuhan juga tersenyum saat menciptakan Clara, dengan senyuman itu Tuhan berikan lo banyak kebahagiaan juga cinta. Tapi tidak lupa dengan sebuah cobaan, semua manusia punya masalah. Tuhan itu adil, ia akan memberikan sebuah kebahagiaan setelah badai menerpa. Percaya sama gue, kalau kebahagiaan lo akan segera datang setelah kesedihan ini. Lo gaboleh putus asa." Ujar Jaehyun tersenyum menatap Clara.
KAMU SEDANG MEMBACA
REAL. | Jaehyun ⌈✔」
Fanfiction[END] Pada akhrinya kebenaran tentang perasaan yang menjadi tapak langkah selanjutnya untuk kisah cinta mereka. Persahabatan tidak diciptakan untuk lawan jenis. Lalu, apa yang bakal lo lakuin saat ada diposisi harus memilih. Antara, Cinta dan Persah...