Jam sudah menunjukan pukul tiga pagi, Clara masih bersandar pada pelukan Jaehyun. Seperti orang mabuk lainnya, Clara juga tak henti-hentinya meracau dengan perubahan suasana yang ekstrim.
Dirinya bisa tertawa, lalu menangis dengan kencang.
"Jae, sakit." Bisiknya dengan suara lemah, tenaganya benar-benar sudah habis.
Jaehyun menatap wajah Clara yang sudah berubah menjadi pucat dan berkeringat, "apa yang sakit?"
"Perut gue sakit banget." Jawabnya dengan mata yang sayup hampir tertutup.
Dengan cepat Jaehyun menggendong Clara, "Yer! Ikut gue kerumah sakit."
Lelaki itu memutuskan untuk membawa Clara ke rumah sakit karena merasa khawatir, wajah gadis itu seperti sedang menahan sakit sampai mengeluarkan keringat dingin.
Jaehyun menolak membawanya pulang untuk beristirahat, dirinya tak mau ambil resiko bila suatu hal yang tak diinginkan terjadi karena menyepelekan kram perut yang Clara rasakan.
Sesampainya di IGD, Clara langsung diperiksa dengan didampingi Jaehyun.
"Kram perutnya diakibatkan dari stress, asam lambungnya juga naik karena alkohol. Saya akan melakukan pengambilan darah terlebih dahulu dan memberi tindakan Endoskopi."Jelas Dokter kepada Jaehyun.
"Harus di rawat?"
"Iya, satu hari saja. Pasien harus di infus."
Jaehyun mengangguk, Dokter pergi dari dalam bilik milik Clara. Gadis itu masih belum membuka matanya, dirinya disarankan tidur untuk mengurangi rasa sakit.
"Jae." Panggil Yeri yang baru saja datang, "Kak Sehun ternyata ada di rumah sakit ini. Dia spam call dari tadi ke hp Clara, jadi gue angkat."
Bukannya panik, Jaehyun justru mengangguk tenang menanggapi pernyataan Yeri. "Mamah Clara lagi di rawat di sini, tenang aja. Gue yang bakal tanggung jawab , mendingan lo pulang bareng Johnny. Udah mau jam empat pagi, lo berdua belum istirahat."
"Gue disini aja, Clara kayaknya butuh temen."
"Pulang aja Yer, malem ini Clara balik kok ketempat kalian."
"Ga kerumahnya?"
Jaehyun tersenyum, "kayaknya engga deh. Tapi gatau juga, nanti gue anterin kemana dia maunya."
"Yaudah, gue balik dulu. Hati-hati Jae." Pamit Yeri.
•
•
•
•
•
•
Jaehyun tertidur sambil duduk di samping ranjang rawat inap Clara.
Gadis itu sudah membuka mata, kepala dan perutnya masih terasa sangat sakit. Dirinya tak menemukan siapapun di ruangan ini kecuali Jaehyun.
Tok... Tok... Tok...
"Masuk." Suruh Clara yang berhasil membangunkan Jaehyun dari tidurnya. "Kak Suho?"
Suho berjalan penuh senyuman kearah Clara, "kamu gapapa?"
"Gapapa." Jawab Clara tanpa menatap mata sang Kakak.
"Kak, Jaehyun izin ke kamar mandi dulu yah sebentar." Izin Jaehyun beranjak dari duduknya.
Suho hanya mengangguk lalu kembali memperhatikan Adiknya, "kenapa?"
"Aku gapapa Kak."
Anak sulung dari keluarga Govinda itu memejamkan mata mendongakkan kepalanya menatap atap-atap. "Sehun ngamuk Dek, kali ini Kakak gabisa bantu."
BRAKKK!
"Alkohol?!"
Jantung Clara langsung berdebar dengan kencang saat bantingan pintu terdengar sangat keras. Suho menjauh dari kasur Adik perempuannya, ia tak ingin ikut campur karena disini posisinya Clara-lah yang salah.
"Jawab, kenapa bisa kamu minum alkohol?" tanya Sehun menatap tajam penuh amarah. "GAMAU JAWAB?!" sentaknya di depan wajah Clara.
"Aku ke XB kemarin."
PLAKK!
Satu tamparan mengenai pipi Clara, Sehun yang melakukan itu.
Entah dirinya tak lagi bisa menahan amarah, atau mungkin sengaja untuk memberikan pelajaran terkait aturan yang dilanggar Adiknya.
"Kamu tau batasan yang Kakak kasih dan kamu terus menerus melanggar Clara!"
Jaehyun keluar dari pintu kamar mandi, dia langsung jalan mendekat kearah Clara. "Jaehyun yang ngajak Kak."
Sehun menggeleng, "anak ini gaperlu pembelaan Jae. Dia udah terlatih keras kepala, sampai berani-beraninya menentang."
"Menurut Kakak, apa penyebab aku bisa dateng ke tempat itu?"
"Penyebabnya karena kamu terlalu kekanak-kanakan, punya masalah sedikit aja langsung lari ke alkohol!" Sehun menggeser badan Jaehyun yang mencoba untuk mentupi Clara, "minggir Jae."
Adik bungsunya itu mendudukan diri mengahadap Sehun, "Kakak tau apa soal apa yang aku rasain?"
"KAMU KIRA MASALAH BISA SELESAI DENGAN HAL SEPERTI INI?!"
Clara menarik infus yang menempel di tangannya lalu berdiri, "AKU GATAU CARA NYELESAIN MASALAH INI! AKU CUMAN COBA MENGHINDAR, AKU GABISA NERIMA SEMUA INI! KAKAK BILANG AKU KE KANAK-KANAKAN?! KAKAK TAU APA EMANG TENTANG PERASAAN AKU?!" teriak gadis itu sambil menangis.
Jaehyun mencengkram bahu Clara, "udah." Pintanya yang khawatir karena darah terus menetes dari tangan gadis itu.
"Aku cuman berusaha untuk tetap nafas Kak, rasanya aku pengen bunuh diri sangking ga mampunya nahan beban ini. Pikiran aku gabisa berhenti, rasa sakit hati aku gabisa pudar. Aku harus apa sekarang? Aku minum alkohol cuman untuk bisa istirahat sebentar dari pikiran dan sakit hati. Cuman itu tujuannya Kak, aku berusaha untuk tetap waras dan menahan diri untuk ga matiin badan ini."
Mata Jaehyun terlihat berkaca-kaca, hatinya kembali berdenyut mendengar penjelasan Clara. "Kak Sehun, cukup 'yah Kak. Clara sekarang lagi ga baik-baik aja, mending di lanjutkan nanti dengan suasana yang lebih tenang." Saran Jaehyun.
Rahang Sehun yang sudah mengeras kembali melemah, "kamu istirahat. Kita lanjut nanti." Ujarnya langsung keluar dari ruangan Clara.
Suho yang sudah terpaku setelah mendengar kata-kata Clara langsung memeluknya, "kuat Dek. Kamu kuat, Kakak percaya kamu mampu lewatin masalah ini."
Clara hanya diam tak merespon pelukan apalagi omongan Suho, dirinya masih tersulut emosi karena ditampar tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
REAL. | Jaehyun ⌈✔」
Fanfiction[END] Pada akhrinya kebenaran tentang perasaan yang menjadi tapak langkah selanjutnya untuk kisah cinta mereka. Persahabatan tidak diciptakan untuk lawan jenis. Lalu, apa yang bakal lo lakuin saat ada diposisi harus memilih. Antara, Cinta dan Persah...