"Mah, Clara pamit dulu yah."
Hyekyo yang sedang menikmati secangkir teh sambil menonton tv langsung menoleh pada anak perempuannya.
"Kemana?"
"Mau ketemu Jaehyun di kampus."
"Naik apa?"
Clara yang sedang sibuk membenarkan bajunya menjawab tanpa menoleh, "ojek online Mah. Tadinya mau dijemput Jaehyun, tapi kesian pasti macet kalau jemputnya kesini."
Sesuai dengan ajakan sang Mamah, Clara akhirnya pindah ke rumah baru bersama Hyekyo. Sesuai pembicaraan yang terjadi di rumah sakit pada hari itu, Clara langsung berkemas sesaat pulang dari dari Jepang.
Mulai menyusun kembali kerangka-kerangka kehidupan yang sebelumnya hancur berantakan, dengan penuh harapan agar bisa kembali berdiri tegak seperti sebelum di timpa masalah.
"Hati-hati yah, Nak. Uang masih cukup?"
"Papah kemarin transfer Clara banyak banget waktu di Jepang, sekarang masih ada sisa."
Hyekyo tersenyum lalu mengangguk, "kalau kurang kasih tau Mamah."
"Okay, Clara berangkat dulu." Pamitnya bersalaman lalu berjalan menuju pagar rumahnya
Gadis itu sebenarnya sangat menentang keinginan Mamahnya untuk tetap berhubungan baik dengan Sang Papah, logisnya bagaimana bisa ia bersikap baik-baik saja seperti tak terjadi apa-apa kepada Jongki walau hatinya sudah teriris-iris?
Mamah Clara selalu berpesan untuk terus baik hati dan berhubungan seperti biasanya karena bagaimanapun Jongki adalah Papahnya, wali sah yang bertanggung jawab penuh pada anak perempuannya.
"Sebagaimanapun Papah kamu memperlakukan Mamah, kamu tetep anaknya. Kamu gaboleh musuhin Papah, kamu tetep harus jaga silaturahmi. Dia wali sah kamu, dia yang harus nikahin kamu. Ini masalah antara Papah dan Mamah, kamu dan Kakak-Kakak gausah ikut benci sama Papah."
Dan satu lagi omongan Mamahnya yang selalu berkeliling di dalam kepalanya.
"Mamah iklas atas kejadian ini, Mamah beneran gapapa. Sekarang, kamu yang harus iklas dan berdamai dengan pikiran juga perasaan kejam yang kamu pilih untuk dipendam dalam-dalam itu. Buang semuanya, gaada alasan kamu untuk terjebak disana."
Sekuat apapun Clara berusaha keluar dari pikiran-pikiran menakutkan itu, dirinya malah kembali tertarik lebih dalam, terjebak, dan kembali terkurung.
"Teh Clar!"
Clara melambaikan tangan, mengahampiri tempat berkumpul Jaehyun dan beberapa orang lainnya.
"Apa kabar teh?" tanya gadis cantik disebelah Doyoung.
"Baik, kamu kok jarang muncul sekarang? Biasanya sering ngintilin Doyoung kemana-mana."
Doyoung berdehem, "bucin mulu dia sama pacarnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
REAL. | Jaehyun ⌈✔」
Fanfic[END] Pada akhrinya kebenaran tentang perasaan yang menjadi tapak langkah selanjutnya untuk kisah cinta mereka. Persahabatan tidak diciptakan untuk lawan jenis. Lalu, apa yang bakal lo lakuin saat ada diposisi harus memilih. Antara, Cinta dan Persah...