Clara berjalan menyusuri lorong rumah sakit bersama Suho, dirinya sudah di perbolehkan pulang. Jaehyun sengaja menunggu di dalam mobil karena Clara akan pergi mengunjungi Mamahnya terlebih dahulu.
"Mah." Panggil Clara yang melihat Mamahnya sedang duduk diatas ranjang.
Hyekyo melebarkan tangannya meminta putrinya untuk datang memeluk, "Mamah kangen. Adek gimana kabarnya?"
"Baik, Mamah gimana? Kata dokter apa?"
Hyekyo tersenyum, terlihat jelas ada beberapa bekas luka di wajahnya. "Mamah baik-baik aja, gaada yang serius kok. Cuman beberapa luka aja, selebihnya gaada yang perlu di khawatirkan."
"Syukur kalau gitu, Clara ikut seneng dengernya."
Sehun berjalan memberikan kursi agar Clara duduk, "nih. Ouh ya, maaf atas kejadian itu. Kakak salah sampai berani main fisik ke kamu." Ucapnya mengulurkan tangan untuk bersalaman.
Adiknya itu langsung menerima telapak tangan Sehun sembari tersenyum. "Iya gapapa."
Tentu itu hanya sebuah kata-kata, yang sebenarnya terjadi hati Clara masih belum bisa menerima kekerasan fisik yang dilakukan Kakaknya itu. Ia bahkan sempat berpikir, bahwa Sehun sama saja dengan Papahnya.
"Nak, bisa duduk dulu? Ada beberapa hal yang pengen Mamah omongin." Clara duduk menatap Hyekyo dengan penuh kebahagiaan, dirinya sangat bersyukur atas kesehatan Mamahnya. "Apapun yang terjadi kedepan, kamu harus terima yah?"
"Apa itu Mah?"
"Mamah kayaknya mau cerai sama Papah."
Clara tersenyum, "aku ngerti Mah. Aku bakal marah kalau ternyata Mamah milih untuk tetap stay di samping Papah, padahal dia udah berbuat buruk ke Mamah."
"Kamu harus tetap bahagia mesti keluarga kita ga lengkap lagi, yah? Kamu harus bisa tetap lanjutin hidup dan bertahan di badai besar ini." Ucap Mamah Clara mengelus pelan pipi anak gadisnya itu, "kebahagiaan pasti datang setelah kesedihan yang melanda hidup kamu."
"Mamah gausah khawatirin aku." Ucap Clara berdiri memeluk Hyekyo dengan erat, "Mamah hebat udah bertahan. Sekarang waktunya Mamah bahagia tanpa penderitaan dan sakit hati, okay?"
Hyekyo mengangguk, "Mamah bakal bahagia mulai sekarang."
"Apa rencana selanjutnya, Mah?"
"Mamah bakal pindah, tinggal sendiri karena Kakak-kakak kamu milih untuk mandiri. Kamu mau nemenin Mamah?"
Clara mendudukkan dirinya kembali diatas kursi, "mau! Mamah sampai kapan dirumah sakit?"
"Masih lama, masih ada beberapa perawatan yang harus Mamah jalani. Dari pada bolak balik, mending disini dulu aja."
Clara mengangguk, "okay. Aku beresin barang-barang yang disana yah, biar bisa cepet pindahan."
"Nanti aja, kan kamu mau liburan."
"Liburan?"
Suho maju, "Jaehyun bilang mau ngajak kamu liburan ke Jepang."
"Ha? Atas persetujuan siapa?"
"Kita semua, tadi Kakak ngobrol dan katanya mau ajak kamu satu minggu kesana." Ujar Sehun tersenyum, "Kakak yang pesenin tiket sama hotel. Atas perminta maafan masalah tadi."
Clara mengangguk, "makasih."
"Nak, kamu mendingan pulang, yah. Istirahat dan jaga kesehatan. Mamah yakin kamu kuat, kamu juga hebat udah bisa ngertiin posisi Mamah sekarang. Mamah yakin, kamu pasti bakal bahagia walau dengan perceraian ini."
Clara kembali mengangguk lalu ia berdiri dan bersalaman dengan Mamah juga Kakaknya. "Clara pamit."
Keluarnya Clara dari dalam ruangan, air matanya langsung turun begitu saja. Ia terus menggit bibirnya untuk menahan isakan tangisan karena sedang berada di tempat umum.
"Hey." Panggil Jaehyun yang berdiri tegak di dalam lift. "Sini," suruhnya melentangkan tangan menyuruh Clara tuk masuk kedalam pelukannya.
Gadis itu langsung menangis keras, syukurnya lift kosong dan hanya diisi mereka berdua. "Cerai katanya Jae, gue seneng akhirnya Mamah bebas dari penderitaan."
Jaehyun membelai rambut Clara, "kalau Mamah lo udah bisa bebas. Sekarang giliran lo yang harus tinggalin semua penderitaan ini."
"Gue seneng Jae, tapi sedih. Kecewa aja denger fakta bahwa keluarga gue hancur."
Sedewasa apapun anak, tidak ada yang tak sedih saat tau keluarganya akan hancur. Sedewasa apapun anak, tak ada yang iklas saat tau keluarga yang menemaninya tumbuh kembang akan terpecah belah sebentar lagi.
Tidak ada yang siap, tidak ada yang mau dan tidak ada yang rela saat mereka ada di posisi Clara.
Sedewasa apapun mereka, mereka tetep manusia yang bisa saja merasa kecewa dan sedih.
"Pelan-pelan lupain, gue bakal bantuin lo untuk mengiklaskan kejadian ini."
•
•
•
•
•
•
Jaehyun ikut turun dari mobilnya tuk mengantarkan Clara kedalam rumah, Yeri sudah menunggu sahabatnya itu di depan pintu dengan penuh senyuman.
"Selamat datang, ini ada titipan hadiah dari cowok disamping lo." Ucapnya memberikan paper bag besar pada Clara, "ayo masuk. Chaeyeon sama Somi udah sibuk nyiapin makan malam buat lo."
Clara yang masih kebingungan dengan apa yang ada ditangannya langsung di giring masuk oleh Jaehyun.
"SELAMAT DATANG CLARA!!!!" teriak orang-orang dari dalam rumah seketika gadis itu masuk.
"Ada acara apa?" tanya dirinya yang nampak kebingungan karena rumah dipenuhi banyak orang.
"Acara penyambutan lo." Jawab Jaehyun dengan senyuman manis.
Selain Lucas, Doyoung dan Haechan. Rumah ini juga kedatangan Johnny, Yuta, Jungwoo, dan Taeyong. Teman-teman seperkuliahan yang juga dekat dengan perkumpulan mereka.
"Syukuran nih?"
Jungwoo merangkul Clara dan menggiringnya untuk duduk diatas sofa, "hm. Sekalian ngomongin rencana liburan."
"Liburan? Ke Jepang?" tanya Clara lagi.
Jaehyun kini yang menjawab, "iya. Kita semua ikut liburan ke Jepang, disana kita seneng-seneng." Ujarnya lalu mendekatkan bibirnya pada telinga Clara, "dan coba pelan-pelan buat dorong lo keluar dari masalah."
Clara tersenyum, "seniat ini Jae? Makasih." Ucapnya, "terus ini?" tunjuknya pada papper bag.
"Itu sepatu, kata Yeri kemarin lo ga jadi beli karena harus pulang kerumah." Jelasnya lalu duduk di samping Clara.
KAMU SEDANG MEMBACA
REAL. | Jaehyun ⌈✔」
Fanfic[END] Pada akhrinya kebenaran tentang perasaan yang menjadi tapak langkah selanjutnya untuk kisah cinta mereka. Persahabatan tidak diciptakan untuk lawan jenis. Lalu, apa yang bakal lo lakuin saat ada diposisi harus memilih. Antara, Cinta dan Persah...