Keep voment
"Eoh!"
Nam Hee, Hyeri, dan Jaemin langsung mengalihkan atensi mereka pada Jiso yang baru saja memekik karena terkejut. Untung saja guru telah pergi dari kelas 3 menit lalu.
"Ada apa?" Tanya Hyeri penasaran.
"Ini. Katanya di kelas 3-2 ada transfer student. Katanya lagi, dia itu tampan dan menggemaskan. Aku jadi penasaran dan ingin segera bertemu dengannya," ungkap Jiso.
"Ekhem!" Jaemin tiba-tiba berdehem keras. Nam Hee dan Hyeri terkekeh sebab mereka tau bahwa Jaemin sedang cemburu.
"Jadi siapa namanya?" Tanya Hyeri yang ikut penasaran.
"Namanya Choi Soobin. Han Ji Ahn juga memotretnya. Lihat ini."
Nam Hee bergeming. Choi Soobin?
Ternyata dia memang benar-benar pindah.
"Ya, Nam Hee-ya. Lihat ini. Menurutmu bagaimana?" Jiso menunjukkan layar ponselnya tepat dihadapan Nam Hee.
Nam Hee tersenyum paksa dan mengangguk. "Me- menggemaskan, iya."
◍◍◍
"Kau harus makan banyak agar sehat!" Hyeri memberikan separuh salah satu menu makanannya pada baki Nam Hee. Nam Hee yang sedang mengunyah makanan pun mengeluh.
"Tidak mau. Ambil lagi," pinta Nam Hee.
Hyeri menggeleng. Sudah diduga, Hyeri akan bersikap keibuan jika Nam Hee kembali bersekolah. "Kau harus memakannya, ya. Kau harus selalu sehat. Jangan membuatku khawatir padamu," jelas Hyeri.
Nam Hee mengerucutkan bibirnya. Namun, akhirnya dia menuruti apa yang diperintahkan Hyeri.
"Eoh! Itu murid barunya, ya?"
"Waa, menggemaskan memang."
"Tampan sekali."
"Bibirnya bagus."
"Hyeri-ah, Nam Hee-ya. Sepertinya itu murid pindahan tadi," ucap Jiso yang berhasil membuat Nam Hee dan Hyeri menoleh ke belakang.
Meskipun sudah tau jika Soobin pindah sekolah, Nam Hee tetap saja tersedak karena melihatnya. Dengan gerakan cepat, Jaemin segera menusukkan sedotan ke susu pisang milik Nam Hee dan segera memberikannya pada Nam Hee.
Nam Hee meminum susu itu.
"Kenapa bisa tersedak seperti itu?" Tanya Jaemin. Sebagai seorang teman Nam Hee, dia begitu panik ketika melihat Nam Hee tersedak. Dia takut terjadi apa-apa pada Nam Hee.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Hyeri sambil memegang punggung Nam Hee.
Nam Hee mengangguk. "Aku tidak apa-apa, hanya tersedak saja. Tidak perlu mengkhawatirkanku," balasnya kemudian.
"Hey, bagaimana bisa kita tidak mengkhawatirkanmu?" Tanya Jiso lebih ke protes.
Nam Hee kembali mengerucutkan bibirnya. Dia kembali menoleh ke belakang untuk melihat Soobin. Dan di sana, Soobin sedang menerima makanan dari para petugas.
"Apa aku jujur saja pada mereka jika Soobin adalah calon tunangan ku?"
◍◍◍
"Eoh!"
"Nam Hee-ya, kau mimisan!" Jiso memekik kaget. Dia dan Hyeri sangat panik ketika mendengar Nam Hee yang tiba-tiba memekik.
"Ada yang sakit?" Tanya Hyeri. Dia dan Jiso membantu Nam Hee duduk di salah satu bangku yang ada di koridor dekat mading.
Nam Hee menggeleng. "Tidak," ucap Nam Hee.
"Benarkah kau tidak merasa ada yang sakit?" Tanya Jiso. Nam Hee mengangguk sebagai jawaban.
"Aku ingin ke toilet saja untuk membersihkan darah ini."
Jiso dan Hyeri mengangguk. "Kita ke toilet sekarang, ya?" Tawar Hyeri kemudian.
Nam Hee mengangguk patuh. Lalu kedua temannya membantu Nam Hee berjalan. Ketika hendak melangkah, seseorang tidak sengaja melihat mereka bertiga.
"Eoh, ada apa ini? Apa Nam Hee kambuh lagi? Benar-benar menyusahkan," celetuk Na Eun sambil melipat tangan di dada. "Jika sakit, tidak usah bersekolah. Tinggal saja di rumah sakit, sana."
"Ya! Min Na Eun. Teman macam apa kau ini? Nam Hee juga teman mu. Kita sekelas. Seharusnya kau tidak berbicara seperti itu," protes Jiso. Di antara Nam Hee, Hyeri, dan Jiso, memang hanya Jiso yang berani membalas apapun.
"Maaf sebelumnya. Tapi aku bukan teman Nam Hee, melainkan musuh." Setelah mengatakan itu, Na Eun melenggang pergi. Jiso yang geram hanya bisa menghentakkan kakinya. Ingin rasanya dia menjambak rambut gadis itu hingga botak.
"Sudah, sebaiknya kita bawa Nam Hee ke ruang kesehatan saja daripada marah-marah pada Na Eun," lerai Hyeri.
"Heran juga, sebenarnya dia punya dendam apa terhadapmu, Nam Hee-ya?" Tanya Jiso.
"Tidak tau..."
◍◍◍
"Apa kalian mengenal Cho Nam Hee?"
Seo Woobin dan Koo Jungmo menekuk alis. Kenapa Soobin tiba-tiba bertanya seperti itu?
"Kenapa memangnya? Kau kenal?" Tanya Jungmo.
"Eum... Iya. Aku kenal. Apa kalian tau?"
"Tentu saja. Perempuan yang sering keluar masuk rumah sakit itu. Cho Nam Hee. Dia kelas 3-6," jelas Woobin.
"Ah..." Soobin menganggukkan kepala.
"Apa kau menyukainya?"
Pertanyaan dari Jungmo membuat Soobin gelagapan. "Apa? Kenapa bertanya seperti itu?" Tanya Soobin.
Jungmo terkekeh. "Hanya ingin tau saja, soalnya kau bertanya apa kami mengenalnya atau tidak," balas Jungmo.
"Kau tau, aku sangat mengasihaninya. Kejadian akhir semester lalu begitu membuat semua orang tegang. Dia tiba-tiba saja pingsan sambil mimisan di koridor," jelas Woobin yang membuat Soobin tercengang.
"Hah?"
"Iya benar, selesai ujian kenaikan kelas, dia langsung pingsan di koridor. Semuanya langsung panik. Apalagi teman-temannya yang terus berteriak meminta bantuan," balas Jungmo.
Mendengar penjelasan dari teman barunya membuat Soobin semakin ingin menjaga Nam Hee.
"Apa aku jujur saja pada mereka jika Nam Hee-lah alasan kepindahanku?"
⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯
Makasih buat yg udh mau baca cerita ini. Jangan lupa dukungannya, ya. Seneng deh. Tpi lebih seneng klo kalian komen jga, bikin semangat tau ಥ‿ಥ
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] HOME: sincerity
Fanfiction‹ 𝐇𝐎𝐌𝐄 › ft Choi Soobin ❝Ayo menikah. Aku tidak mau rumahku ditinggali orang lain.❞