0.4 MORNING

5K 777 74
                                    

Kesalahan dalam cerita terjadi karena ketidaksengajaan.

Kesalahan dalam cerita terjadi karena ketidaksengajaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nam Hee membuka matanya perlahan-lahan. Hingga akhirnya dia melihat sosok dokter Seok Jin berada di sebelahnya. "Eung.. Dokter?"

"Eoh, sudah bangun, selamat pagi. Dokter hanya memeriksa keadaanmu saja. Dan kabar baiknya, keadaanmu sudah sedikit sehat. Apa kau juga merasakannya?"

Nam Hee yang tadinya masih lemas karena baru bangun tidur langsung menjadi ceria. "Benarkah?"

Dokter Seok Jin mengangguk sambil tersenyum. "Jika keadaanmu hari ini lebih baik lagi, mungkin besok kau boleh pulang dan boleh bersekolah lagi. Kau pasti merindukan teman-temanmu, 'kan?" Dokter Seok Jin menebak.

Nam Hee tersenyum dan mengangguk. "Sangat-sangat merindukan mereka. Hari ini aku harus sehat. Jadi, boleh aku berjalan-jalan di taman?"

"Tentu, tapi tidak boleh sendirian."

"Terima kasih."

Dokter Seok Jin mengangguk. "Dokter ke luar dulu, ya. Setelah ini jangan lupa makan dan minum obat."

"Iya, Dokter."

Setelah itu, dokter Seok Jin pergi meninggalkan ruangan bersama dengan seorang perawat. Nam Hee terus tersenyum. Akhirnya kondisi tubuhnya sudah baik-baik saja. Nam Hee sangat senang, dan dia tidak sabar untuk bersekolah lagi.

Ceklek

"Selamat pagi!!"

Senyum Nam Hee meluntur. Adiknya yang cerewet masuk ke dalam ruangan bersama dengan orangtuanya.

"Kak Nam Hee, memangnya benar calon tunangan kak Nam Hee itu tampan?!"

Nam Hee meringis karena mendengar pekikan Cho Ji Na —adiknya—yang kini sudah berdiri di sebelah brankar. Nam Hee melihat orangtuanya hanya terkekeh.

"Nam Hee-ya, adikmu ini ingin izin sekolah karena ingin menjenguk dan menemanimu," ucap ibu.

"Hey, seharusnya kau itu sekolah saja. Tidak usah menjengukku, jika nanti tertinggal pelajaran bagaimana?" Omel Nam Hee.

"Kenapa begitu? Kakak tidak suka jika aku datang, eoh? Dasar menyebalkan!"

"Hey, sudah. Kenapa kalian malah bertengkar seperti ini? Cobalah untuk akur. Ayah dan ibu akan pergi bekerja dulu. Jadi tolong jaga kakakmu, ya, Ji Na-ya," jelas ayah.

Ji Na bersedekap, terlihat sekali bahwa dia sedang merajuk.

"Nam Hee-ya, semoga cepat sembuh. Ibu dan ayah pergi bekerja dulu, jangan melakukan apapun tanpa izin dari dokter, ya?"

Nam Hee mengangguk kepada ibunya. Setelah itu, ayah dan ibunya melangkah meninggalkan ruangan. Dan di dalam ruangan saat ini hanya ada Nam Hee dan juga adiknya.

[✓] HOME: sincerityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang