"Kau yakin tidak apa-apa? Aku sangat khawatir sekarang ini."
"Iya, Nam Hee. Aku juga sama khawatirnya dengan Hyeri."
Nam Hee hanya tersenyum tipis. Kini dia berada di ruang kesehatan bersama dengan Soobin dan kedua temannya. Sedangkan Jaemin, hari ini dia tidak sekolah karena ikut lomba baseball. Namun, pacarnya —Ahn Jiso— sudah memberitahu.
"Eum... Aku pikir, Nam Hee harus istirahat. Sebaiknya kalian pergi ke kelas," ucap Soobin.
"Lalu dirimu?" Tanya Hyeri.
"Eoh, aku juga akan ke kelas."
Jiso menghela napas. Dia melihat Nam Hee dengan sendu. "Kau tidak apa-apa jika kami tinggal?" Tanyanya kemudian.
"Astaga, Jiso. Aku tidak apa-apa. Aku tidak merasakan sakit apapun. Memar di bagian siku juga tidak terlalu terasa, jadi berhenti khawatir," jelas Nam Hee, mencoba meyakinkan teman-temannya.
"Awas, ya, jika ternyata kau bohong."
"Iya, Jiso."
"Jika ada apa-apa, kau bisa chat aku. Nanti aku akan meminta izin pada guru," ucap Hyeri.
Nam Hee mengangguk paham. Setelah itu, kedua temannya pamit untuk pergi meninggalkan ruang kesehatan, mengingat bel masuk akan kembali berbunyi sebentar lagi. Dan kini, di ruangan tersebut tersisa Nam Hee dan Soobin.
"Kau yakin tidak merasa sakit pada memar ini? Aku rasa... Kau sedang berbohong. Lihatlah, memarnya terlihat sangat parah," jelas Soobin sambil melihat siku Nam Hee. Blazer yang tadi Nam Hee kenakan sudah terlepas, dan kini Nam Hee hanya memakai seragam putih dengan dasi pita.
"Aku tidak apa-apa, sudahlah. Sebaiknya kau segera pergi ke kelas, Choi Soobin."
"Nam Hee-ya."
"Eung?"
"Kenapa kau sering memanggilku lengkap dengan nama Margaku akhir-akhir ini?"
"Eoh..."
"Panggil aku Soobin saja. Itu lebih baik agar kau dan aku merasa nyaman," ucap Soobin.
Nam Hee terdiam untuk beberapa saat hingga akhirnya mengangguk sambil tersenyum pada Soobin. "Baiklah, aku akan memanggilmu Soobin. Sekarang kau kembali kelas, ya, Soobin-ah?"
Soobin tersenyum senang. Nam Hee terlihat sudah bisa membiasakan diri jika bersama dengannya. Lihatlah, dia bahkan mudah tersenyum padanya sekarang.
Karena merasa senang, secara reflek tangan Soobin bergerak mengusap puncak rambut Nam Hee. Membuat perempuan yang sedang terbaring itu sedikit tersentak hingga sempat memejamkan mata walau hanya sekejap.
"Eoh? Ah, maaf." Soobin segera menarik kembali tangannya setelah sadar bahwa dia reflek melakukan itu. Kemudian, Soobin memilih untuk segera beranjak dari kursi yang di duduki nya tepat di sebelah ranjang. "Kalau begitu... Aku— aku ke kelas dulu. Kau istirahat yang cukup sekarang, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] HOME: sincerity
Fiksi Penggemar‹ 𝐇𝐎𝐌𝐄 › ft Choi Soobin ❝Ayo menikah. Aku tidak mau rumahku ditinggali orang lain.❞