4.0 YES OR NO

1.6K 347 224
                                    

"Soobin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Soobin..."

Tok tok tok

Ibu Soobin menghela napas. Dari kemarin, Soobin tidak mau keluar kamar. Bahkan pintu kamarnya dikunci. Dia juga melewatkan makan malam.

"Soobin, apa kau tidak lapar. Ayolah keluar, kau harus makan."

"Untuk apa memberi makan dia?! Biarkan saja, dia sudah besar! Dia bisa mencari makan sendiri!"

Ibu Soobin terkejut. Ayah Soobin merampas nampan makanan dan meletakkannya di depan pintu. "Biarkan dia berbuat semaunya. Dia sudah besar. Dia bisa menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dia lakukan."

Di dalam sana, Soobin duduk bersandar pada jendela. Dia memeluk kakinya yang tertekuk. Keadaan kamarnya benar-benar gelap dan juga berantakan. Soobin sengaja mengunci kamar agar tidak ada seorang pun yang bisa masuk ke dalam.

Soobin ingin sendiri.

Entah sampai kapan.

Ayahnya masih marah besar padanya.

Walau ibunya peduli, Soobin masih merasa bersalah. Karena itu dia tidak membalas sepatah kata pun ketika ibunya terus meminta untuk keluar.

"Soobin-ah." Arin panik.

"Ada air-uhuk-tidak?"

"Ada, ada. Sebentar."

Arin mengeluarkan botol minum dari dalam tasnya. Dengan gerakan cepat dia membuka penutup botol, setelah itu memberikan botol berisi air pada Soobin.

"Ini, minum. Maafkan aku."

Soobin segera menerima botol tersebut dan langsung saja meminumnya. Diam-diam Arin tersenyum.

"Habiskan saja agar kau merasa lebih baik," ucap Arin.

Air di botol yang tadinya penuh kini tersisa setengah.

"Rasanya... Air apa ini?" Tanya Soobin.

"Air biasa, kenapa memangnya?"

"Rasanya aneh. Ini, terima kasih."

"Tidak kau habiskan saja? Tinggal setengah, memangnya kau sudah merasa baik?"

"Sialan!!!"

Brag

Soobin kembali melempar ponselnya yang tergelatak di sebelah. Benda yang tadinya sudah tak menyala itu semakin hancur saja setelah menghantam tembok dan lantai dengan sangat keras.

◍◍◍

Nam Hee diam di ruangannya. Dia duduk di kursi roda sambil menikmati sinar mentari yang telah terbit. Seharusnya sekarang dia sekolah, tapi karena belum terlalu sehat, Nam Hee masih ditahan di rumah sakit.

[✓] HOME: sincerityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang