Nam Hee duduk di kursi riasnya. Dia sedang menyisir rambut tepat di depan cermin. Hari ini adalah hari minggu, jadi dia tidak perlu bersekolah. Namun, meskipun hari libur, Nam Hee tidak bermalas-malasan, dia malah rajin membantu ibunya.
Mulai dari menyapu, menyiram tanaman, sampai memasak pun Nam Hee lakukan. Tapi tentu saja ada batas waktunya. Jika dia sudah lelah, dia akan istirahat hingga akhirnya tertidur.
Nam Hee terdiam. Dia menatap pantulan wajahnya di cermin. Kemudian tangannya terangkat untuk melihat sisir yang berada digenggaman.
Dia langsung tersenyum miris, rambutnya sudah mulai rontok. Dia yakin kedepannya dia tidak akan punya rambut lagi karena penyakitnya. Tidak menyenangkan memang. Tuhan terlalu memberikan cobaan hidup yang sulit untuknya. dia ingin sembuh, tapi Tuhan belum juga mengizinkan.
Perlahan-lahan, mata Nam Hee memanas. Nam Hee yang merasakannya langsung saja menunduk. Dan itu membuat buliran air mata jatuh ke bawah.
"Hiks."
"Aku ingin sehat, aku tidak mau menderita karena penyakit ini."
"Nam Hee-ya, jangan terlalu merasa sedih. Anggap saja Tuhan ingin melihatmu lebih berjuang."
Nam Hee mendongak. Dia kembali melihat cermin. Hatinya baru saja berbisik. Dan entah kenapa itu membuat Nam Hee berpikir lagi. Tuhan ingin melihatnya lebih berjuang, begitu?
Tok tok tok
Nam Hee menoleh ke arah pintu yang baru diketuk oleh seseorang. Lantas, Nam Hee pun beranjak dari kursi setelah menyeka air matanya dan segera berjalan menuju pintu. Nam Hee yakin pelakunya adalah adiknya sendiri, Cho Ji Na.
"Kakak. Cepat buka pintunya."
"Iya, sebentar."
Ceklek.
"Kenapa?" Tanya Nam Hee.
Bukannya menjawab, Ji Na malah berkacak pinggang. Dia memandang Nam Hee dari atas sampai bawah. "Enak ya jadi kakak yang dikelilingi lelaki tampan. Aku jadi iri," celetuk Ji Na yang justru membuat Nam Hee kebingungan sampai menekuk alis.
"Ya. Apa maksudmu?"
"Tuh, di ruang tamu ada orang."
"Siapa?"
"Temui saja sendiri. Aku harus kembali mengepel kamar."
Nam Hee hendak menghentikan adiknya itu, tapi adiknya malah terus melangkah cepat menjauhinya. "Siapa yang datang pagi-pagi seperti ini?" Nam Hee bertanya-tanya. "Apa Soobin? Ah, pasti ibu yang meminta Soobin untuk datang. Heran, kenapa Soobin sangat penurut sekali?"
◍◍◍
"Sudah lama, ya, Yeonjun tidak datang kemari. Dan sekarang, Yeonjun datang lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] HOME: sincerity
Fanfiction‹ 𝐇𝐎𝐌𝐄 › ft Choi Soobin ❝Ayo menikah. Aku tidak mau rumahku ditinggali orang lain.❞