1.2 DON'T LIKE

2.9K 595 59
                                    

Cho Nam Hee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cho Nam Hee

Aku berguling ke samping kiri. Malam ini, pikiranku terus saja tertuju pada lelaki bernama Choi Soobin itu. Kenapa dia begitu baik padaku?

Aku kira di saat kondisi ku yang tidak benar-benar sehat, aku tak akan pernah memikirkan bertunangan ataupun memiliki calon tunangan. Tapi ternyata dugaanku itu salah karena ibuku tiba-tiba sudah memilih calon untukku.

Sedikit sedih juga karena aku malah menyimpulkan bahwa ibuku ingin melihat aku berpasangan, mungkin karena hidupku tidak akan bertahan lama. Ya... Sekarang ini aku hanya bisa berharap jika umurku pendek aku akan mati sebelum pernikahan. Aku tidak mau jika mati setelah menikah. Kasihan Soobin.

Ketika sedang merenungkan nasib hidupku, tiba-tiba saja aku merasakan darah keluar lagi dari hidungku. Dengan cepat aku beranjak dari tempat tidur dan langsung berlari menuju kamar mandi.

Dan di saat-saat seperti inilah, aku ingin menangis kencang karena kepalaku juga terasa pusing.

◍◍◍

Aku memandang pantulan diriku lewat cermin. Pagi ini aku sudah memakai seragam lengkap dengan rambut sebahu yang tak perlu ku ikat. Setelah menghabiskan sarapan yang dibuatkan ibu, aku langsung meminum beberapa obat.

Namun, saat aku melihat obat-obatan itu, aku malah merasa miris. Untuk apa aku meminum obat yang begitu banyak jika akhirnya tidak memberikanku kesembuhan?

"Nam Hee-ya, kau sudah meminum obatnya, 'kan?"

Aku melihat ibu lewat cermin. Setelah itu aku berbalik badan untuk menghadapnya. Aku mengangguk sebagai jawaban.

"Bagus kalau begitu, sekarang kau harus cepat pergi ke sekolah. Soobin sudah menunggu di ruang tamu," ucap ibu.

"Iya, aku akan ke sana sekarang."

Setelah mengatakan itu, aku mengambil tas yang ada di meja belajar, kemudian aku dan ibu ke luar dari kamar bersamaan. Hari ini adalah hari kedua aku pergi ke sekolah bersama dengan Soobin setelah kemarin. Jujur saja, aku masih merasa canggung jika berada di dekatnya karena aku bukan tipe orang yang mudah bergaul apalagi dengan lawan jenis. Aku bisa berteman dengan Jaemin juga karena dulu kami selalu satu sekolah dan dulu Jaemin adalah tetanggaku.

"Kalian harus cepat berangkat, jangan sampai terlambat datang." Ibu mengatakan itu setelah kami tiba di ruang tamu. Kulihat Soobin langsung berdiri begitu ibu mengatakan kalimatnya.

"Iya, Ibu," balas Soobin sembari tersenyum.

Ketika mendengarnya menyebut ibuku dengan panggilan Ibu malah membuatku merasakan perasaan aneh. Aku merasa... Tersipu?

"Baik, sekarang pergilah. Hati-hati dijalan. Dan Soobin, tolong jaga Nam Hee selama di sekolah, ya? Ibu mengandalkanmu," jelas ibuku.

Soobin terkekeh, sedangkan aku menyenggol lengan ibu agar ibu agar tidak banyak bicara seperti itu. "Ya sudah, kalau begitu aku dan Soobin berangkat."

[✓] HOME: sincerityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang