Nam Hee membuka matanya ketika cahaya matahari menyinari wajah. Dengan mata yang sedikit menyipit dia menoleh ke arah ibunya yang baru saja menyibak gorden.
"Ibu."
Ibu Nam Hee berbalik, kemudian tersenyum dan berjalan menghampiri Nam Hee.
"Selamat pagi, bagaimana tidurnya? Nyenyak tidak?"
"Aku tidur dengan nyenyak," balas Nam Hee.
"Syukur kalau begitu. Oh iya, ibu harus pulang dulu. Nanti ibu ke sini lagi, ya."
Nam Hee mengangguk.
"Jika kau masih mengantuk, tidurlah. Ibu sudah menghubungi Soobin untuk datang ke sini agar bisa menemanimu ketika ibu tidak ada," jelas ibu.
"Loh, memangnya dia tidak sekolah?"
"Sekolah apa? Hari ini hari minggu."
"Apa? Hari minggu?"
Ibu mengangguk. "Iya, sekarang hari minggu. Kau tidak ingat?"
"Aku lupa. Kalau begitu ibu bisa pulang sekarang, aku akan baik-baik saja."
"Baiklah. Ibu pulang dulu."
Setelah mengangguk, ibu Nam Hee berjalan mengambil tas di sofa yang ada di dalam ruangan, lalu pergi meninggalkan ruang rawat.
Melihat ibunya yang sudah menutup pintu, membuat Nam Hee menghela napas.
"Hari ini akhir pekan, seharusnya aku pergi ke lotte world bersama Soobin. Tapi aku malah terbaring di ranjang rumah sakit. Tuhan sangat tidak adil sekali. Aku sangat ingin merasakan kesenangan, walaupun itu hanya sebentar saja." Nam Hee bermonolog, mengadu pada Tuhan.
Nam Hee terbangun. Kini dia duduk bersila di ranjangnya sambil memandang jam dinding yang menunjukkan pukul setengah delapan pagi.
"Kapan aku bisa ke lotte world? Ahhhh, aku sangat ingin pergi ke sana."
Ceklek
"Hallo, Nam Hee. Selamat pagi."
Nam Hee tersenyum ketika melihat Soobin telah datang.
"Soobin-ah..."
"Iya, ini aku." Soobin berjalan mendekat. "Bagaimana keadaanmu?" Tanya Soobin setelah berdiri di sebelah ranjang Nam Hee.
"Aku baik. Tapi... Kepalaku masih terasa sakit. Seharusnya sekarang kita pergi ke lotte world, Soobin. Tapi sepertinya Tuhan belum mengizinkanku untuk bersenang-senang."
"Tidak apa-apa, kita bisa pergi minggu depan. Sekarang ini, kau harus lebih mementingkan kesehatanmu daripada kesenanganmu, mengerti?"
Nam Hee menghela napas. Wajahnya menjadi sangat sendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] HOME: sincerity
Fanfiction‹ 𝐇𝐎𝐌𝐄 › ft Choi Soobin ❝Ayo menikah. Aku tidak mau rumahku ditinggali orang lain.❞