0.9 SHOULDER

3.1K 602 38
                                    

"Lain kali jika sudah sehat, kembali les, ya? Semua anak les merindukanmu, tau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lain kali jika sudah sehat, kembali les, ya? Semua anak les merindukanmu, tau."

Nam Hee tersenyum. Dia keluar dari kelas temannya, Choi Yeonjun. "Iya, aku juga ingin cepat kembali les lagi. Kalau begitu aku pinjam dulu bukumu, ya? Besok akan aku kembalikan jika sudah selesai menyalin," jelas Nam Hee.

Yeonjun yang berdiri di sebelahnya mengangguk dan tersenyum hangat pada Nam Hee. "Baiklah. Oh iya, kau pulang bersama siapa?" Tanyanya kemudian.

Ketika hendak menjawab, notifikasi di ponsel Nam Hee mengalihkan perhatian. Lantas, perempuan berambut sebahu dengan poni yang menutupi keningnya itu merogoh saku hoodie pink yang dikenakannya.

"Siapa?" Tanya Yeonjun kala melihat alis Nam Hee tertekuk.

Nam Hee segera menoleh dan tersenyum. "Tidak, bukan siapa-siapa. Sepertinya aku dijemput, jadi aku pergi dulu. Sampai jumpa." Nam Hee melambaikan tangan. Dan tentu saja Yeonjun membalasnya. Setelah itu Nam Hee melenggang pergi.

Ketika telah menjauh dari Yeonjun, dia kembali menatap layar ponselnya yang memperlihatkan sebuah pesan dari ID seseorang.

soobin.c
| Di mana?
| Aku menunggu di depan gedung. Ibumu bilang, kau harus pulang bersamaku.

◍◍◍

Setelah menunggu beberapa menit, bus yang ditunggu Soobin dan Nam Hee tiba. Lantas, mereka berdua segera naik begitu pintu dibuka. Nam Hee berjalan mengikuti Soobin setelah membayar.

Mereka tidak duduk bersama karena Nam Hee duduk di kursi yang ada di depan kursi Soobin. Nam Hee memilih untuk mendengarkan musik lewat earphone agar tidak merasa bosan. Sedangkan di belakang Nam Hee, Soobin hanya diam sambil memperhatikan objek-objek yang dilewati bus melalui jendela. Namun, siapa sangka jika Soobin bisa melihat pantulan wajah Nam Hee di kaca bus.

Soobin terus memperhatikan pantulan wajah itu. Hatinya terus berbicara. Bagaimana bisa dia akan ditunangkan dengan seseorang yang sama sekali tidak dia kenal?

Awalnya Soobin ingin menolak, tapi begitu melihat wajah memohon nyonya Cho membuatnya setuju. Yang lebih tidak disangka olehnya itu adalah gadis yang akan menjadi tunangannya. Soobin tidak menyangka karena perempuan yang dia tolonglah yang akan ditunangkan dengannya. Perempuan yang waktu itu pingsan di tengah trotoar. Cho Nam Hee.

◍◍◍

Soobin melangkah di trotoar jalan saat ini. Dia hendak pergi menuju halte bus yang akan melewati rute daerahnya. Kini Soobin berdiri di belakang seorang perempuan yang memakai seragam sekolah juga, tapi berbeda.

Soobin menekuk alisnya. Setelah diperhatikan, perempuan di depannya ini memegangi kepala. Hal itu membuat Soobin merasa siaga takutnya dia pingsan mendadak.

Begitu lampu lalu lintas merubah warnanya, semua orang segera menyebrang. Dan dugaannya terbukti benar, perempuan itu pingsan tepat dihadapannya. Dengan gerakan cepat, Soobin segera mengangkat tubuh perempuan itu dan berlari menyebrangi trotoar untuk pergi ke klinik.

***

"Bagaimana keadaannya, Dokter?" Tanya Soobin.

"Sepertinya dia memiliki penyakit cukup serius. Tapi untungnya kau segera membawa dia ke mari jadi keadaannya tidak terlalu mengkhawatirkan."

Soobin menghela napas lega. "Syukurlah."

"Tolong hubungi orangtuanya, ya."

"Baik, Dokter."

Setelah itu, Dokter pergi. Soobin menoleh pada perempuan yang kini sedang berada di brankar dengan mata tertutup. Soobin melangkah mendekati tas perempuan itu yang berada di sofa.

"Bukannya apa-apa, aku hanya ingin memberitahu ibunya." Soobin membuka tas milik perempuan itu untuk mencari ponsel.

***

Soobin segera beranjak dari tempat duduk setelah melihat perempuan itu membuka matanya. Lantas, Soobin segera menghampiri.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Soobin.

Alih-alih menjawab, perempuan itu malah menyipitkan matanya. Soobin mengerti, pasti dia kebingungan karena mereka memang tidak saling mengenal.

"Aku sudah menelpon nomor ibumu. Maaf karena aku lancang. Kalau begitu, aku permisi." Soobin segera melangkah pergi meninggalkan ruangan. Namun, setelah menutup pintu, dia dikejutkan oleh kedatangan seorang wanita.

"Kau yang menghubungiku?" Tanya wanita paruh baya itu.

Soobin mengangguk. Sepertinya beliau adalah ibu dari perempuan tadi. "Iya."

"Apa putriku baik-baik saja?"

"Iya, dia baik-baik saja."

Wanita itu menghela napas. "Terima kasih. Namamu siapa?"

"Namaku, Choi Soobin."

◍◍◍

Soobin yang awalnya menyandarkan kepala ke kaca jendela, kini kembali duduk tegak. Dia melihat pantulan Nam Hee yang sepertinya sedang tertidur.

Jdak!

"Aw."

Ringisan Nam Hee membuat Soobin ikut meringis. Kepala perempuan itu baru saja terbentur kaca jendela. Namun, Nam Hee kembali melanjutkan tidurnya.

Soobin beranjak. Dia segera pindah tempat duduk menjadi di sebelah Nam Hee. Dilihatnya gadis itu sedang tertidur sambil memakai earphone di kedua telinganya.

Dengan ragu, Soobin sedikit mendekatkan diri pada Nam Hee. Kemudian tangannya segera menarik pelan kepala Nam Hee hingga akhirnya bersandar pada bahunya.

Soobin menelan ludahnya sendiri. Jujur saja, ini pertama kalinya dia bersikap seperti ini pada perempuan. Nam Hee benar-benar tertidur di bahunya. Soobin tidak tega jika kepala perempuan itu kembali terbentur.

"Tidur yang nyenyak tanpa kesakitan, ya?"












Selalu membuat hati ini dugun² ya kamu mh 🤪

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selalu membuat hati ini dugun² ya kamu mh 🤪

[✓] HOME: sincerityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang