1.4 SORRY

2.6K 543 35
                                    



Kalo suka bab ini, silakan beri vote. Kalo ada yg salah tolong kasih tau ya :D

 Kalo ada yg salah tolong kasih tau ya :D

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cho Nam Hee

Malam ini, keluarga Soobin datang ke rumahku.  Ibuku dan ibu Soobin mengadakan acara makan malam bersama. Tanpa ayahku tentunya karena dia sedang tidak ada. Dan sekarang, aku merasa sangat gugup sekali, mungkin karena aku duduk bersebelahan dengan Soobin dan sesekali diperhatikan oleh orangtua kami.

"Mereka lucu sekali, masih saja kaku seperti itu," celetuk ibu Soobin pada ibuku.

"Haha... Benar. Tapi kedepannya tidak akan seperti ini. Aku yakin mereka akan saling terbuka satu sama lain. Dan... Mungkin diam-diam akan..."

"Berciuman tanpa sepengetahuan kita," sambung ibu Soobin.

Aku dan lelaki di sebelahku langsung merasa terkejut dan kami berdua reflek terbatuk. Astaga, astaga, astaga. Kenapa kedua ibu kami bisa mengatakan itu di hadapan kami berdua?

Sungguh. Saat ini aku merasa malu dan tidak nyaman. Ingin rasanya aku pergi saja ke kamar dan tertidur lelap. Aku menoleh pada Soobin yang sedang menatap ke makanannya. Namun, sedetik kemudian matanya melirik ke arahku.

"Eum... Ibu, ayah. Boleh aku dan Nam Hee pergi ke luar?"

Aku memandang Soobin dengan bingung sekaligus terkejut. Dia baru saja meminta izin untuk pergi bersamaku?

"Eoh? Baiklah. Tentu saja boleh. Tapi kalian berdua sudah merasa kenyang belum?" Tanya ibu Soobin.

Aku dan Soobin mengangguk.

"Kalau begitu pergilah, hati-hati di luar udaranya dingin. Kau harus memastikan bahwa Nam Hee akan selalu kehangatan, ya?"

Soobin mengangguki ucapan ibunya.

◍◍◍

"Kita akan ke mana?" Tanya Nam Hee karena mereka berdua terus saja berjalan tanpa tujuan.

Soobin yang berada di sebelah Nam Hee menoleh. "Ke mana saja, aku tidak mau jika harus makan malam bersama dengan orangtuaku. Mereka sedikit menjengkelkan. Bagaimana bisa mereka berkata seperti itu tadi? Sangat tidak nyaman sekali."

"Ternyata kita sama. Aku benar-benar tidak nyaman juga," balas Nam Hee. Tidak diduga jika Soobin merasa tidak nyaman sepertinya.

Setelah percakapan mereka berakhir, kini hanya hembusan angin malam-lah yang terdengar di kedua telinga mereka. Rasa canggung kembali menyelimuti keduanya. Nam Hee tidak tau harus mengatakan apalagi, sementara Soobin tidak tau harus mencari topik apalagi untuk dibicarakan. Hingga tiba-tiba Soobin terpikirkan lelaki yang bersama Nam Hee di bus pagi tadi.

[✓] HOME: sincerityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang