Happy Reading ❤
Cahaya matahari mengusik tidur seorang perempuan cantik, perempuan cantik itu adalah Lia. Lia membuka matanya perlahan.
"Dimana aku" Lia mengucek matanya.
Lia bingung, pasalnya dia tidak berada dikamarnya, melainkan didalam kamar yang terbilang cukup mewah, bukan cukup mewah tapi memang mewah, karena luas kamar yang ditempatinya tidak main-main, mungkin luasnya sama dengan setengah rumahnya yang ada dikampung. Tiba-tiba pintu kamar terbuka.
Ceklek, pintu terbuka. Menampilkan seorang lelaki tampan yang berdiri tegap dengan kedua tangannya berada disaku celana. Ya, dia adalah Revan Putra Mahardika. Seorang Ceo tampan dan mapan yang diidam-idamkan banyak wanita, namun sayangnya para wanita itu harus menelan pil pahit karena Revan telah memiliki seorang kekasih.Revan berjalan menuju Lia yang sekarang telah berdiri disamping tempat tidur. "Sudah bangun" ucap Revan sambil bersedekap dada.
"Bagaimana aku bisa disini?, dan siapa kau" Bukannya menjawab Lia malah bertanya balik dengan Revan.
"Revan" Jawab revan dengan singkat.
"Aku Li___" Belum selesai Lia memperkenalkan dirinya Revan sudah memotong ucapannya.
"Saya sudah tau siapa kamu" Ucap Revan tanpa merasa bersalah karena telah memotong ucapan Lia. Revan tak mungkin membawa seseorang yang tak dikenal kerumahnya, siapa tau kan orang yang dibawanya adalah mata-mata atau seorang mafia.
Lia menggeram kesal, tapi dia segera meredam kemarahannya agar mengetahui bagaimana dia bisa berada dirumah mewah ini. Dan sepertinya dia ingat sedikit kejadian tadi malam. Lelaki yang berdiri didepannya adalah lelaki yang menolongnya malam tadi, walau hari sudah malam dan tak ada cahaya bulan, lampu mobil pria itu yang membuat Lia bisa melihat wajah dari lelaki yang menolongnya.
"Apakah ini rumahmu?" tanya Lia yang sudah sangat penasaran. Dia takut saja, jangan-jangan rumah ini adalah salah satu rumah suruhan rentenir itu. Dan laki-laki yang menolongnya itu hanya bersandiwara.
"Hmm" Revan berdehem dengan malas dan muka datar.
Lia bergumam, tak bisa kah ia menjawab iya dan tersenyum sedikit. Revan tak mendengar gumaman Lia yang begitu pelan.
"Bagaimana aku bisa berada dirumah mu?" Tanya Lia kembali.
Revan memutar bola matanya malas. Dia malas menceritakan ulang kejadian malam tadi.
Flashback on
Revan POV
Saat aku pulang dari metting yang letaknya lumayan jauh dari kota, aku memutuskan melewati jalan pintas yang jarang sekali orang lewati karena aku ingin segera sampai rumah.Namun ditengah perjalanan aku hampir saja menabrak seseorang, karena orang itu menyebrang tak melihat sekeliling. Awalnya aku ingin keluar dari mobil, namun aku melihat orang itu baik-baik saja. Jadi aku urungkan, ketika ingin melajukan kembali mobilku handphone ku berdering. Jadi ku putuskan untuk mengangkatnya dulu.
Saat menelpon aku melirik kearah orang yang hampir ku tabrak tadi, ternyata orang itu adalah seorang wanita. Tapi wanita itu sekarang tidak sendiri melainkan ada beberapa pria yang mengelilinginya. Wanita itu terlihat sangat ketakutan, tapi aku tetap diam didalam mobil, karena aku merasa itu bukan urusanku.
Ketika para pria itu mulai memegang tangan wanita itu, aku merasa tak tega karena wanita itu terlihat sangat ketakutan, aku memutuskan menelpon polisi terdekat agar segera datang.
Karena polisi tak kunjung datang, aku segera keluar dari mobil untuk menolong perempuan itu, aku tak tega ketika perempuan itu menangis dan memberontak. Saat perempuan itu telah lolos dari pria yang mengepungnya dia malah berlari dan meminta tolong.
"Bodoh" batinku dalam hati. Sudah tau tempat ini sepi, tak ada penduduk disekitar sini, kendaraan pun tak ada yang lewat. Mau minta tolong sama siapa, sama hantu.
Untungnya polisi segera datang dan para pria itu pergi karena takut dengan polisi. Jika tidak mungkin nyawa ku bisa melayang karena jumlah mereka lumayan banyak sedang aku hanya sendiri.
TBC
Jangan lupa vote and comment nya 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold CEO Is My Husband
Romance"Ragamu memang milikku, tapi hatimu milik orang lain." Lia "Aku tidak pandai dalam hal berbagi hati, karena itulah hanya satu diantara dua yang akan aku abadikan didalam hatiku." Revan "Jika kata orang level tertinggi mencintai itu adalah ikhlas ket...