Part 20

721 60 3
                                    

Happy Reading❤

***

Setelah beberapa jam diperjalanan akhirnya mereka sampai juga ditempat tujuan.

Sungguh Lia sangat merindukan suasana di kampungnya. Dan Lia sedikit terperangah ketika sampai, karena ada banyak orang disana. Bahkan sepertinya orang-orang dikampung berkumpul semuanya disana. Depan rumahnya pun sepertinya sudah disulap menjadi tempat yang cantik.

"Akhirnya kita sampai juga, ayo kita turun sayang,"  Lia hanya mengangguk sebagai jawaban dan segera turun dari mobil.

"Banyak banget orangnya mah, dari pihak kita mana?" tanya Ivan papah Revan.

"Ga tau deh pah, Revan coba kamu telpon salah satu bodyguard papah yang udah sampai. Suruh mereka kesini, banyak banget orangnya didepan. Pasti bakalan susah kita kesananya." perintah Rini pada Revan.

"Hmm" Revan hanya menjawab dengan deheman. Ia tidak tau lagi harus berbuat apa. Bahkan sedari tadi dia diam saja, enggan untuk berbicara.

Setelah beberapa saat datanglah beberapa bodyguard yang telah sampai terlebih dahulu beserta keluarga dari pihak Lia yang mewakili untuk mengarahkan mereka. Dan ada seorang yang sangat Lia kenal.

"Bibi" Lia berlari dan memeluk bibinya.

"Lia, bibi kangen banget sama kamu. Kenapa kamu sampai lari dari rumah sih, tapi bibi bersyukur kalau kamu baik-baik aja." Indah bibi Lia membalas pelukan Lia, lalu setelah ia selesai berbicara ia langsung melepaskan pelukannya dan tersenyum kearah orang tua Revan.

"Ayah dimana bi?" sedari tadi Lia mencari keberadaan Ayahnya, tapi sangat sulit mencari Ayahnya diant
Saat ini Lia duduk disamping Ayahnya, sungguh ia merindukan sosok yang sangat menyayanginya itu.

Bibi Lia hanya tersenyum lalu mempersilahkan Lia beserta orang tua Revan untuk mengikutinya masuk kedalam rumah terlebih dahulu.

***

Lia sudah berada didalam rumah Lia. Sedangkan Revan dan orang tuanya berada diluar rumah yaitu ditempat acara. Lia duduk disamping Ayahnya yang menyambut kedatangannya dengan senyum hangat.

"Ayah" panggil Lia dengan menunduk.

"Iya Lia," Alan ayah Lia mengusap kepala Lia dengan lembut dan tersenyum "Anak Ayah sekarang sudah besar, sudah ada yang melamar. Walau kamu sudah besar, Ayah tetap menganggap kamu putri kecil Ayah. Maaf kan Ayah Lia, karena Ayah tidak mampu melunasi hutang, sehingga kamu kabur dari rumah untuk menghindari menikah dengan rentenir,"

Lia mengambil tangan Ayahnya yang masih mengelus rambutnya lalu menggenggam tangan yang sudah mulai keriput itu "Ayah tak perlu minta maaf, karena ini bukan salah Ayah. Semua ini adalah takdir yang sudah digariskan Tuhan untuk Lia dan Ayah," Lia tersenyum dengan lembut "Dan maafkan Lia yang sudah kabur dari rumah, hingga membuat Ayah sangat mengkhawatirkan Lia," lanjut Lia dengan wajah yang menahan tangis.

Namun pertahanannya itu runtuh, setetes air mata mengalir dipipi Lia. Lia merasa sangat bersalah kepada Ayahnya, ia meninggalkan Ayahnya sendirian. Seharusnya ia mengurus Ayahnya bukan malah meninggalkannya.

Alan menghapus air mata anaknya dengan lembut "Lia Ayah selalu memaafkan mu, bagi Ayah kamu adalah satu-satunya orang yang membuat Ayah harus bisa bertahan hidup setelah belahan hati Ayah meninggalkan Ayah,"

Cold CEO Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang