Happy Reading❤
***
"Apa maksud Bapa saya harus menjadi pacar pura-pura dihadapan orang tua Bapa" Lia meninggikan suara nya sedikit karena ia tidak suka berpura-pura, tapi lelaki didepannya menyuruhnya berpura-pura yang artinya dia harus berbohong.
"Kamu ga mau?" Alis Revan terangkat sedikit.
"Tentu saja tidak, kenapa Bapa tidak mencari pacar saja?" Lia sedikit kesal dengan Revan.
"Saya sudah memiliki kekasih" Revan berucap dengan santay.
"Lalu kenapa tidak pacar Bapa saja yang di kenalkan kepada orang tua Bapa?" Lia bingung. Pasalnya untuk apa dia menjadi pacar pura-pura jika Revan saja sudah memiliki kekasih.
"Orang tua saya tidak menyukai nya, lebih tepatnya latar belakangnya".
"Kenapa orang tua Bapa tidak menyukainya?" Lia penasaran kenapa orang tua Revan tidak menyukai kekasih Revan.
"Bukan urusanmu, jika kau menyetujui ini silahkan tanda tangani surat itu. Dan saya akan membayar kan hutang Ayahmu".
"Tidak, saya tidak mau" Ucap Lia cepat dan beranjak dari tempat dia berdiri.
Baru beberapa langkah Lia berjalan keluar, suara Revan membuatnya terhenti dan sukses membuatnya mengepalkan tangannya.
"Terserah kamu saja. Tapi lihatlah masa depan kamu yang akan menjadi istri keempat. Ooo, atau kau memilih berdiam diri di Jakarta dan meninggal kan Ayahmu sendiri dengan hutangnya" Revan berseringai licik.
Mendengar menjadi istri keempat saja Lia sudah bergidik ngeri. Apalagi membayangkannya.
"Saya akan membayar hutang Ayah saya" Lia berucap mantap.
"Kamu pikir hutang Ayahmu sedikit?. Kamu yakin bisa membayarnya?" Revan tersenyum smirk, membuat Lia bergidik ngeri.
"Saya yakin saya bisa"
"Yakin, mau kerja apa kamu supaya bisa melunasi hutang-hutang Ayahmu?. Kau pikir mencari pekerjaan mudah, apalagi ini dipusat kota. Saat kamu meninggalkan Ayahmu, rentenir itu pasti akan selalu menagih hutang Ayahmu dengan cara yang buruk dan tak menutup kemungkinan Ayahmu disakiti karna dia tidak bisa membayar hutang. Apa kamu mau itu terjadi?" Revan tersenyum miring.
"Beri saya waktu untuk berpikir"
"Waktu mu lima menit dari sekarang"
Lia sukses membulatkan matanya lebar-lebar mendengar ia hanya diberi waktu lima menit. Apa-apaan, ini keputusan besar yang tak bisa diambil dengan mudah. Kehidupannya tergantung dari keputusan yang dia ambil saat ini. Setidaknya beri waktu ia berpikir sehari atau dua hari.
Lia memejamkan matanya dan memikir kan nasibnya dan Ayahnya nanti. Ia tak mungkin meninggalkan Ayahnya sendiri dengan hutang-hutang yang banyak, ia sangat menyayangi Ayahnya. Tak mungkin ia membiarkan Ayahnya tersakiti. Jika mencari pekerjaan lalu mendapatkan pekerjaan dikota, masih harus menunggu satu bulan baru bisa dapat gajih. Itupun juga kalo gajihnya banyak, kalo sedikit gimana, paling-paling uangnya cuma bisa buat kehidupan sehari-hari dan juga dikirim untuk kehidupan Ayah, ga mungkin bisa untuk nyicil bayar hutang,.
"Baiklah saya akan menandatangi surat itu" Lia menghembuskan nafasnya. Dengan keputusan yang berat Lia memilih menerima pekerjaan itu.
Lia duduk dan menandatangi surat itu dengan tangan yang gemetar.
"Semoga ini awal yang baik" Lia bermonolog dalam hati menyemangati dirinya sendiri.
"Besok kita akan kekampungmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold CEO Is My Husband
Romance"Ragamu memang milikku, tapi hatimu milik orang lain." Lia "Aku tidak pandai dalam hal berbagi hati, karena itulah hanya satu diantara dua yang akan aku abadikan didalam hatiku." Revan "Jika kata orang level tertinggi mencintai itu adalah ikhlas ket...