Part 15

662 65 0
                                    

Happy Reading❤

***

Setelah pulang dari rumah orang tua Revan, Lia langsung masuk apart dan merebahkan dirinya dikasur.

"Hari ini sungguh melelahkan." Lia merentangkan tangan nya diatas kasur. Tiba-tiba saja handphone nya berbunyi. Ternyata Nadia yang menelponnya, langsung saja ia mengangkat nya.

"Hallo Lia,"

"Iya Nadia, ada apa malam-malam menelponku?."

"Kamu dimana Lia, kenapa saat aku keapart mu kamu ga ada sih."  nada bicara Nadia terdengar sedikit kesal.

"Maaf Nadia, aku tadi ada urusan. Harus nya kamu bilang dulu kalau mau keapart ku."

"Yayaya, kalau begitu aku mau tidur saja. Bye" telpon dimatikan sepihak oleh Nadia.

"Huh, aku juga seperti nya harus segera tidur. Mataku sudah sangat mengantuk" Lia menguap lalu setelahnya ia bergegas membersihkan dirinya agar bisa segera tidur.

***

Pagi ini Lia berangkat lebih pagi dari pada biasanya. Karena bos menyebalkannya memerintahkan Lia agar bisa segera datang kerumah nya untuk membuatkan sarapan. Sebenarnya Lia sangat malas, tapi dia masih mengingat bahwa orang itu adalah bosnya.

Ting nong...
Bel berbunyi dengan nyaring, seorang pria dengan muka datar dan masih menggunakan pakaian biasa keluar dari rumah itu. Rupanya Revan sudah menunggu Lia di sofa rumah itu sedari tadi.

"Cepat buatkan saya sarapan." perintah Revan dengan nada dingin.

"Baik Pa" Lia mengekori Revan yang masuk kedalam rumah.

"Jangan terlalu formal." kemarin saat diperjalanan kerumah orang tua Revan. Revan mengatakan kepada Lia jika mereka sedang tidak dikantor, Lia tidak perlu menggunakan bahasa formal, agar sandiwara yg Revan buat berjalan dengan lancar.

"Maaf saya lupa, kamu mau sarapan apa?." tanya Lia cepat.

"Apa saja" lalu Revan naik kelantai atas untuk mandi.

Lia bingung apa yang harus dimasaknya "Aku harus masak apa, yang simple aja deh. Lagian ngapain deh dia itu nyuruh aku buatin sarapan, emang ga ada pembantu, terus pacarnya itu memangnya kemana." Lia menggerutu sambil melihat bahan-bahan yang bisa dia pakai untuk membuat makanan.

15 menit berlalu, akhirnya Lia selesai dengan masakannya yaitu nasi goreng. Lalu ia segera menyiapkannya dimeja makan. Tak lama setelah itu Revan turun dengan pakaian formal nya dan langsung duduk dibangku meja makan, Lia menyendokkan nasi dan telor ceplok lalu membuatnya kedalam piring.

"Silahkan dimakan," Lia mempersilakan Revan untuk mencicipi masakan buatannya.

"Lalu apa kamu akan berdiri disitu seperti patung," Revan mengambil sendok disamping piring.

"Saya" Lia menunjuk dirinya sendiri.

"Ckk, dasar bodoh" gumam Revan yang tidak didengar oleh Lia. "Duduk" lanjut Revan tanpa menoleh sedikit pun kearah Lia.

Lia duduk dibangku lalu menunduk, dia sebenarnya lapar karena tidak sempat sarapan tapi apa boleh buat dia takut dinilai tidak sopan mengambil makanan tanpa seizin yang punya.

"Makanlah," suara Revan membuat Lia mendongakkan kepalanya lalu segera mengambil nasi dan telur untuk segera dimakan.

Setelah selesai sarapan mereka berangkat kekantor satu mobil, awalnya Lia tidak mau tetapi perkataan Revan adalah perintah yang tak bisa dibantah. Dan dengan terpaksa Lia mau semobil dengan pria dingin itu. Tapi saat sudah dekat dengan kantor Lia minta berhenti dihalte, ia tidak mau menjadi bahan pembicaraan seluruh karyawan kantor karena telah berangkat dengan bos mereka.

Cold CEO Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang