Part 16

651 67 5
                                    

Happy Reading❤

***

"Bella" ucap Lia dengan terkejut.

"Lia" ucap Bella sama terkejutnya dengan Lia.

Mendengar nama Bella membuat Rini juga ikut mengangkat kepalanya.

"Kamu kalo jalan liat-liat dong, punya mata itu digunain. Untung aja calon mantu saya ga lecet." Rini mengomel kepada Bella.

"Maaf tan tadi saya ga liat." Bella menunduk sedih karena mendapat omelan dari mamah kekasihnya dan mendengar kata calon mantu.

Sungguh Bella sangat sedih ketika mendengar kata calon mantu, seharusnya dia yang ada diposisi itu diakui sebagai calon menantu. Tapi apa daya, mamah Revan tidak menyukainya mungkin ia butuh waktu agar mamah Revan bisa menerimanya. Ia sangat iri kepada Lia, rasanya ia ingin menangis melihat kedekatan Lia dan Rini, tapi ia harus kuat, tidak boleh kelihatan lemah.

Disisi lain Lia merasa sangat tidak enak terhadap Bella, dia bingung apa yang harus ia lakukan. Bella pernah bercerita kepadanya, ia ingin sekali bisa belanja bersama dengan mamah Revan, tapi Lia hanya bisa diam dan merutuk dirinya sendiri karena sudah mau menerima tawaran dari Revan.

"Yaudah Lia ayo kita beli donat untuk Revan," Rini menarik tangan Lia agar segera menjauh dari Bella.

"Iya tan, Bel aku duluan ya," Lia hanya bisa tersenyum kikuk lalu segera mengikuti langkah Rinji.

Diperjalanan ketoko donat sampai pulang tak henti-hentinya Rini mengomel tentang Bella, sedang Lia dia hanya bisa mendengar semua perkataan Rini.

"Kamu udah kenal dia Lia?, kamu kenal dimana?." tanya Rini beruntun.

"Lia pernah ditolong sama dia tan," ucap Lia berbohong, dalam hati Lia meminta maaf karena bertambah satu lagi kebohongannya kepada Rini.

"Sebaiknya kamu jangan deket-deket sama dia ya, anggota keluarganya itu ga ada yang baiknya." ucap Rini dengan muka tidak suka.

"Iya tan," Lia bingung, sebenci apakah sebenarnya Rini terhadap Bella, padahal menurutnya Bella adalah seorang gadis yang cantik nan manis, Bella itu menurutnya sudah mendekati sempurna, hanya saja mungkin latar belakang keluarganya yang buruk, tetapi bukan berarti Bella juga memiliki perilaku yang buruk. Jika dilihat-lihat, Bella sangat cocok apabila disandingkan dengan Revan, berbeda dengannya yang rasanya sangat tidak cocok dengan Revan.

***

Lia dan Rini sudah sampai didepan kantor Revan, tetapi Rini tidak bisa mengantarkan Lia dan bertemu Revan.

"Lia tante ga bisa masuk kedalam, soalnya tante ada janji sama temen tante yang satunya lagi."

"Iya tan ga papa ko."

"Kamu kasih donatnya ya, nanti belanjaannya biar tante suruh Revan aja yang nganter kerumah kamu."

"Eh jangan tan, biar Lia aja yang bawa pulang." tolak Lia secara halus.

"Tidak bisa Lia saya harus segera pergi." Rini mendesak Lia.

"Baiklah tan kalau begitu Lia turun dulu, terima kasih atas semuanya." ucap Lia tersenyum lalu segera turun dari mobil.

"Iya Lia, santay saja." ucap Rini terkekeh.

"Saya permisi tan," Lia mencium punggung tangan Rini lalu turun dari mobilnya.

Lia VOP
Lima menit kemudian aku sampai didepan ruangan pak Revan, disaat aku sudah mengangkat tanganku untuk mengetuk pintu. Samar-samar aku mendengar isakan tangis, yang membuat akumenghentikan gerakanku, dan disaat aku sedikit mengintip kedalam ruangan. Kulihat Bella sedang menangis didekapan Revan, aku tau itu pasti karena kejadian tadi.

Yang kutakut dari semua drama yang kuciptakan dengan Revan adalah hal seperti ini, banyak pihak yang tersakiti. Tidak hanya Bella, dan orang tua Revan, tetapi rasa sakit itu bisa saja terjadi padaku. Aku hanya takut aku tak bisa mengontrol hatiku, setiap aku bersamanya ada sesuatu yang berbeda rasanya, dan disaat aku melihat dia dengan Bella yang begitu dekat rasa iri itu tiba-tiba saja muncul, tetapi aku tau siapa aku disini aku hanya sebuah alat yang dipermainkan sementara waktu. Aku yakin mereka sudah merencanakan sesuatu agar mereka bisa bersatu.

"Lebih baik nanti saja aku memberikan donat ini." aku bergumam kecil lalu berbalik arah untuk keruanganku.

***

Revan POV
Disaat aku sedang melihat dokumen, aku terkejut dengan kedatangan seseorang yang menerobos pintu dengan sangat tidak sopan. Dan disaat aku ingin marah, aku mendengar suara isakan tangis yang mengurungkan niatku untuk marah. Saat aku mendongak seorang wanita tertunduk sambil menangis, dari postur tubuhnya aku sudah tau itu Bella. Aku segera berdiri dari dudukku lalu membawanya duduk di sofa, saat aku ingin bertanya ia sudah terlebih dahulu memelukku.

"Aku sudah tidak kuat lagi sayang," Bella semakin menumpahkan air matanya. Dan aku membalas pelukannya dengan erat.

"Apa yang sebenarnya terjadi?." aku mengeratkan pelukanku padanya.

"Aku iri dengan dia yang bisa bebas dengan ibumu, aku juga ingin seperti itu. Sangat sakit rasanya melihat semua itu, apalagi mendengar semua perkataan ibumu tentang ku," tangis Bella semakin menjadi-jadi.

"Tolong maafkan mamah, aku yakin suatu saat nanti mamah akan menerimamu," aku menenangkan Bella dengan mengelus rambutnya lembut.

"Tolong segera buat rencana agar mamahmu bisa menerimaku," ucap Bella dengan tersedu-sedu.

"Baiklah, tapi berhentilah menangis."

"Hmm" Bella hanya berdehem disela isakannya.

Tiba-tiba handphone ku berbunyi, ternyata mamah yang sedang menelponku.

Aku melepaskan pelukanku pada Bella "Sayang mamah nelpon, aku angkat dulu ya." dia hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Hallo mah" ucap Revan setelah mengangkat telpon.

"Habis pulang dari kantor, kerumah mamah dulu ya,"

"Iya mah," jawab Revan.

Mamah mematikan handphone nya secara sepihak, karna mungkin dia sedang sibuk dengan teman sosialitanya.

"Sudah selesai, aku pulang dulu ya sayang," ucap Bella setelah sedikit tenang.

"Biar kuantar," aku berdiri ingin mengambil kunci. Tetapi dia sudah terlebih dahulu mencekal tanganku.

"Tidak usah, aku bisa pulang naik taksi. Tolong beri aku waktu sendiri." ucapnya lalu segera berdiri.

"Tapi___" ucapanku terpotong saat dia tiba mengecup pipiku.

"Dah sayang, sampai ketemu lagi." dia berlari meninggalkan ruangan ku.

Revan menggelengkan kepalanya melihat kelakuan kekasihnya, padahal gadis itu baru saja menangis. Tetapi gadis itu sudah ceria lagi.

***

TBC
Guys aku ga bisa janji besok bisa up, tapi bakal aku usaha in besok up ya.

JANGAN LUPA VOTE&COMMENT NYA 🤗

Cold CEO Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang