Happy Reading❤
***
Diperjalanan pulang Lia hanya diam saja, disaat ada orang yang menyapanya Lia hanya merespon dengan tersenyum. Beberapa hari ini membuat dia pusing sendiri dengan apa yang terjadi, dimulai dari tragedi dia dengan Revan yang berakhir dengan lamaran lalu bertemunya kembali dengan Leo. Jujur dia masih ingin berbicara dengan Leo lebih lama lagi, namun dia takut. Semakin lama dia bersama Leo maka akan semakin sulit untuk bisa lepas dari Leo.
"Tuhan aku harus apa, apa aku hanya harus mengikuti alur yang sudah kau buat. Tapi jika aku hanya berdiam diri saja dan mengikuti alurmu aku takut tidak akan sanggup menjalaninya." Lia membatin dalam hatinya. Karena melamun dia tidak mendengar ada seseorang yang memanggilnya.
"Neng" panggil seorang perempuan paruh baya.
"Neng, neng Lia," panggil Ibu itu lagi.
"Ah iya Bu ada apa?." jawab Lia setelah mendengar panggilan Ibu itu untuk yang kedua kalinya.
"Neng Lia makin cantik aja sih, coba aja neng belum dilamar orang kota. Udah Ibu jodohin sama anak Ibu," ucap Ibu itu bercanda sambil tertawa ringan.
Lia hanya tersenyum sebagai respon dari Ibu itu.
"Makasih Bu pujiannya. Lia pamit ya soalnya buru-buru." ucap Lia dengan ramah.
"Iya neng,"
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumus salaam"
Lia melanjutkan perjalanannya. 5 menit setelahnya Lia sampai kerumah, di depan rumah nya sudah terparkir mobil berwarna hitam yang siap membawanya untuk kembali ke kota.
"Assalamu'alaikum" salam Lia ketika memasuki rumah.
"Wa'alaikumus salaam" jawab Ayah Lia dan supir yang sedang berbincang ringan diruang tamu.
Supir Revan berdiri lalu berucap "Maaf nona, bisakah nona pulang sekarang?" tanya supir itu sopan.
"Bisa pa, tunggu sebentar saya ambil tas dikamar." ucap Lia lalu segera pergi kekamar.
Tidak lama setelah Lia masuk kamar seseorang mengetuk pintu kamarnya.
Tok tok tok
"Lia boleh Ayah masuk."
"Boleh Yah, masuk aja ga Lia kunci ko."
"Lia" ucap Ayah Lia lalu ikut duduk disamping anaknya. "Ayah cuma mau pesan, kalo ada apa-apa cerita sama Ayah ya. Jangan pendam sendiri," lanjut Ayah Lia sambil mengusap rambut anaknya lembut.
Lia tersenyum. Dalam hatinya ia ingin sekali mengatakan apa yang sedang terjadi pada dirinya. Namun dia tidak ingin membuat Ayahnya banyak pikiran. Takut darah tinggi Ayahnya kambuh karna terlalu banyak yang dipikirkan.
"Pola makannya dijaga, jangan sampai sakit. Ingat, kerja boleh tapi harus ingat waktu. Jangan lupa buat selalu hubungin Ayah ya." ucap Ayah Lia lagi.
"Iya Ayah," jawab Lia pelan. Ia ingin menangis, namun ia tahan.
"Ayo keluar, Ayah bantu bawa tas kamu,"
Lia dan Ayahnya keluar dari kamar.
"Sudah nona?," tanya supir Revan.
"Sudah pa." jawab Lia lalu berjalan keluar rumah.
Didepan pintu Lia salim dengan Ayahnya lalu memeluk Ayahnya. Air mata nya menetes tanpa diminta ketika memeluk Ayahnya.
"Ayah jaga kesehatan Ayah ya, kalo ada apa-apa kabarin Lia," ucap Lia dipelukan Ayahnya.
"Iya Lia,"
"Salam buat keluarga lainnya, maaf Lia ga sempat kerumah mereka."
"Nanti Ayah sampaikan." ucap Ayah Lia lalu mengusap rambut anaknya. Ia sebenarnya ingin menangis karna akan ditinggalkan Lia untuk kedua kalinya, tapi dia tahan agar Lia tidak berat meninggalkannya sendirian.
Setelah itu pelukan mereka berdua terlepas. Lia segera masuk kedalam mobil dan melambai.
"Assalamu'alaikum Ayah," Lia melambaikan tangannya.
"Wa'alaikumus salaam" jawab Ayah Lia sambil ikut melambaikan tangan.
***
Diperjalanan pulang mobil sempat mogok tiba-tiba, karena tempat mobil mogok agak jauh dari kota membuat montir butuh waktu yang lumayan lama untuk kelokasi mogoknya mobil yang Lia tumpangi. Setelah mobil diperbaiki mereka melanjutkan perjalanan. Setelahnya Lia hanya tertidur diperjalanan. Karna malam tadi dia tidak bisa tertidur dengan pulas. Namun ketika sudah dekat dengan apart nya, handphone Lia berbunyi.
Drrt drrt
Lia melihat layar handphone nya, tertera nama Revan disana. Membuat Lia buru-buru mengangkat nya.
"Halo, ada apa Pa?," ucap Lia ramah.
"Kapan kamu pulang?." tanya Revan dengan datar.
"Ini saya diperjalanan pulang."
"Besok pagi kamu dijemput supir."
"Mau kema___"
Belum selesai Lia menjawab pertanyaan Revan, Revan sudah mematikan panggilan mereka.
"Huh belum juga nanya mau dibawa kemana, langsung dimatiin aja telponnya. Eh besok pagi ya, ya pasti kekantor lah, lemot banget sih Lia kamu ini mikirnya." Lia berucap dakal batinnya sambil memukul keningnya karna ketelmiannya. "Emang ya Pa Revan nyebelin nya pake banget." lanjut batin Lia sambil menatap tajam pic WA Revan.
Tak lama handphone Lia kembali berdering, dan ternyata yang menelponnya adalah kekasih Revan yaitu Bella.
Drrt drrt
"Hallo Bella, ada apa?."
"Lia apa kamu bisa bertemu denganku siang besok?." tanya Bella dengan lembut.
Lia berpikir sebentar. Dia belum tau besok ada jadwalnya padat atau tidak, jadi dia tidak bisa mengatakan iya.
"Belum tau Bella. Aku liat jadwal besok dulu ya, kalo aku bisa nanti dikabarin lagi. Emangnya mau ketemu dimana?."
"Cafe lentara."
"Baiklah, besok aku kasih tau kalo bisa."
"Yasudah kalau begitu, aku matiin ya."
Setelah itu panggilan diputus oleh Bella.
Lia melihat keluar jendela mobil, sepertinya sebentar lagi dia sampai di apartemen. Karna mobil mogok membuat Lia sampai diapart pada malam hari.
***
TBCMaaf ya baru bisa up, makasih yang udah nunggu.
JANGAN LUPA VOTE&COMMENT NYA 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold CEO Is My Husband
Romance"Ragamu memang milikku, tapi hatimu milik orang lain." Lia "Aku tidak pandai dalam hal berbagi hati, karena itulah hanya satu diantara dua yang akan aku abadikan didalam hatiku." Revan "Jika kata orang level tertinggi mencintai itu adalah ikhlas ket...