Happy Reading❤
***
"Rara" panggil orang itu yang ternyata seorang lelaki.
Deg
Tiba-tiba saja jantung Lia rasanya berhenti bedetak, nafasnya terasa sesak di dada. Suara dan panggilan itu, hanya ada satu orang yang memanggilnya dengan sebutan Rara.
"Leo" cicit Lia pelan dengan posisi masih berjongkok didepan gundukan tanah makam Ibunya.
Lelaki itu terkekeh sebentar, ternyata wanitanya masih mengingat suaranya. Tapi apakah masih pantas ia memanggil Lia sebagai wanitanya. Sedangkan wanita yang dia sebut dengan wanitanya itu telah bertunangan dengan lelaki lain.
"Iya Rara aku kembali." Leo rasanya sangat merindukan Lia, pasti wanitanya itu sangat cantik sekarang. Beberapa tahun meninggalkan Lia tanpa bertukar kabar membuat nya sangat dilema dan berharap bisa segera kembali kekampung halamannya untuk bertemu Lia kembali.
Lia menormalkan degup jantungnya, seketika air matanya ingin luruh kembali. Sebisa mungkin ia menahan air mata itu agar tidak meluncur bebas dipipi mulusnya.
"Kapan kamu kembali?" tanya Lia yang sudah berdiri dan menghadap Leo.
Degup jantung Leo tiba-tiba saja berdetak sangat cepat. Rasanya jantungnya ingin lepas dari tempatnya. Kebahagiaannya seakan membuncah, melihat wanitanya berdiri tepat didepannya. Wajah wanitanya tidak banyak berubah, tetapi satu hal wajah wanitanya terlihat jauh lebih cantik dari sebelumnya.
"Kemarin," jawab Leo dengan pelan bahkan sangat pelan.
"Kenapa kamu kembali,"
Lia menengadahkan kepala nya keatas untuk menahan air matanya yang sudah siap tumpah. "Mengapa Leo kembali disaat aku sudah dipinang orang lain, sakit sekali rasanya hati ini mengingat Leo yang pergi lalu setelahnya tidak ada kabar barang sedikitpun." ucap batin Lia
"Maaf Rara aku terlambat," Leo menundukkan kepala nya, sungguh tidak sanggup rasanya dia melihat wanita yang masih sangat dicintainya itu terlihat rapuh.
"Kamu belum terlambat Leo, hiks" cukup, air mata Lia sudah tidak bisa dibendung lagi.
"Hug me," ucap Leo dengan merentangkan kedua tangannya.
Melihat Leo merentangkan tangannya, Lia segera memeluk Leo dengan erat. Rasanya dia tidak ingin lepas dari pelukan Leo, dia takut Leo akan pergi kembali meninggalkannya untuk kedua kalinya. Namun terbesit satu hal dalam pikirannya, akankah Leo yang meninggalkannya kembali atau dialah yang akan meninggalkan Leo.
"Kenapa kamu baru pulang. I miss you, hiks hiks." Lia berucap dengan tangis.
"Maaf Rara, aku baru bisa pulang. Kamu kan tau aku bekerja ditempat orang, aku tidak bisa pulang karena terlibat kontrak. Sekarang aku sudah pulang dengan membawa uang untuk pernikahan kita, tapi apa mungkin Rara uang yang kukumpulkan beberapa tahun itu akan digunakan untuk pernikahan kita." Leo memeluk Lia erat, Leo sangat merindukan wanita yang sedang dipeluknya itu.
Lia hanya diam, dia tidak tau harus menjawab apa. Seketika otaknya mengingat kembali kejadian satu hari yang lalu, di mana dia dan Revan bertunangan. Sesak, itulah yang dirasakan Lia saat ini. Rasanya dadanya begitu sesak mengingat kejadian kemarin. Dia masih berharap itu hanyalah sebuah mimpi.
"Rara" panggil Leo kepada Lia sambil mengelus lembut rambut Lia.
"Hmm" jawab Lia dengan masih sesenggukan.
"Kenapa kamu mengkhianatiku, apa yang terjadi kemarin itu adalah nyata." tanya Leo pelan.
Deg
Sekali lagi, jantung Lia serasa berhenti berdetak untuk yang kedua kalinya. Apa ini, Leo tau tentang lamaran nya kemarin dengan Revan. Sungguh, hancur sudah rasanya harapannya untuk bisa hidup bahagia bersama Leo.
Lia menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Leo.
"Ternyata yang kulihat kemarin memang nyata, bukanlah hanya sebuah hayalan." Leo terkekeh pedih mengingat kemarin, saat dia kembali kekampung halamannya yang dia lihat pertama kali adalah sekumpulan orang yang sedang menyaksikan suatu acara. Dan alangkah terkejutnya dia ketika melihat apa yang sedang dilihat orang-orang itu adalah acara lamaran wanita yang sangat dicintainya. Saat itu wanita yang dicintai nya berdiri berhadapan dengan lelaki yang terlihat sangat tampan dan berkharisma.
"Apa kamu lupa dengan janjimu kepadaku Rara?," lanjut Leo.
Lia hanya bisa diam, otaknya mencoba mengingat janji apa yang dia katakan kepada Leo.
Flashback on
Sepasang kekasih sedang berbicara dengan serius didepan terminal bus. Terlihat seorang wanita itu sedang menangis sesenggukan, sedangkan lelakinya sedang menenteng tas yang sepertinya akan bepergian jauh."Kamu mau kemana Leo?," tanya seorang wanita yang sedang menangis.
"Aku hanya pergi untuk bekerja, aku berjanji akan kembali secepatnya. Dan ketika aku kembali aku juga berjanji akan menjadikanmu sebagai istriku," jawan lelaki itu yang tak lain adalah Leo.
"Sampai kapan?" tanya wanita itu yang tak lain adalah Lia.
"Rara aku belum tau sampai kapan, tapi ketika uang ku telah terkumpul aku akan pulang secepatnya. Berjanjilah kepadaku Rara." Leo mengangkat jari kelingkingnya.
"Janji apa?."
"Berjanjilah agar tetap setia kepadaku sampai aku kembali."
"Promise." ucap Lia lalu menyatukan jari kelingking nya dengan Leo.
Awalnya hubungan mereka baik-baik saja, sampai tiga bulan setelah Leo pergi Leo tiba-tiba tidak bisa dihubungi.
Flashback off
Setelah Lia mengingat kejadian beberapa tahun lalu. Lia melepaskan pelukannya dari Leo.
"Maaf" cicit Lia pelan, tidak ada lagi rasanya kata-kata yang bisa dia ucapkan selain itu.
Drrt drrt
Belum sempat Leo menjawab pernyataan maaf Lia, telpon Lia berbunyi yang tentu saja langsung diangkat oleh Lia.
"Halo Ayah, ada apa?" yang menelpon Lia ternyata adalah Ayahnya.
"Lia kamu dimana nak, ini ada orang yang menjemputmu. Katanya suruhan nak Revan."
"Lia masih di makam Yah, bentar lagi Lia pulang."
"Baiklah."
Setelah itu panggilan diputus oleh Ayah Lia.
"Maaf Leo aku harus pulang." Lia berpamitan kepada Leo lalu segera melangkahkan kakinya untuk pergi dari pemakaman tanpa menunggu jawaban Leo.
"Rara" panggil Leo namun tak digubris oleh Lia "Masalah kita belum selesai." lanjut Leo dengan pelan.
***
TBCSorry gaes baru bisa lanjut, semoga masih ada yang nungguin cerita ini.
JANGAN LUPA VOTE&COMMENT NYA GAES🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold CEO Is My Husband
Romance"Ragamu memang milikku, tapi hatimu milik orang lain." Lia "Aku tidak pandai dalam hal berbagi hati, karena itulah hanya satu diantara dua yang akan aku abadikan didalam hatiku." Revan "Jika kata orang level tertinggi mencintai itu adalah ikhlas ket...