Hari semakin gelap tetapi hujan yang mengguyur bumi belumlah usai, pun dengan guntur yang masih terdengar saling bersahutan. Jika sebagain orang akan memilih tinggal di dalam rumah dengan secangkir teh hangat di genggaman tangannya, tapi hal itu tidak terjadi dengan Irene. Wanita dengan paras ayu ini justru berjalan mondar-mandir di teras rumahnya menunggu dengan cemas kedatangan putri kecilnya dari sekolah. Irene tidak akan sekhawatir ini jika Kim Yerim putrinya bersedia pulang dijemput olehnya. Putrinya menolak untuk dijemput Irene saat pulang sekolah dengan alasan dia pulang lebih awal dan sudah ada janji akan pulang sekolah bersama sahabat masa kecilnya yang kebetulan satu sekolahan dengan Yeri yaitu Jeon Jungkook.
Tetapi kenyataannya waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 putrinya belum ada tanda-tanda sampai di rumah. Hatinya semakin risau disaat ponsel Yeri dalam keadaan nonaktif. Dia tidak akan serisau dan setakut ini jika dia punya nomor ponsel Jungkook. Disaat dirinya membutuhkan suaminya sekarang, lelaki itu sedang tidak berada di rumah, karena sudah tiga hari Suho berada diluar kota untuk perjalanan bisnisnya. Irene sungguh menyesal mengiyakan permintaan anaknya itu. Sekarang yang dilakukan hanya berandai-andai jika suaminya mendadak pulang ke rumah untuk mencari dan membawa putri mereka pulang. Karena Irene tau jika Suho sangat overprotektif pada Yeri dan jika Suho tau putrinya belum kembali ke rumah, dia yang akan menjadi orang nomor satu untuk menemukan keberadaan anaknya."Ya ampun ini sudah sangat sore tapi Yeri belum sampai rumah, kamu kemana sih dek" monolognya sendiri yang masih setia menatap ke arah gerbang rumah
Sekelebat pemikiran buruk hadir dalam pikirannya, bagaimana jika putrinya diculik? Bagaimana jika ada yang menyakiti putrinya? Bagaimana jika putrinya terluka dalam kondisi sendirian? Tetapi pemikiran buruk itu sirna dalam sekejab dikarenakan sang tokoh utama dalam cerita telah tiba dengan keadaan tubuh yang basah kuyup dan menggigil kedinginan.
"ASTAGA....apa yang terjadi? Adek gak papa kan? Kenapa bisa basah semua seperti ini?! " Ucap Irene panik saat melihat keadaan Yeri.
Melihat ibunya yang mengkhawatirkan dirinya membuat air mata Yeri luruh seketika.
"Ada apa? Kenapa menangis? Ayo masuk dulu, mamah bantu membersihkan diri"
Setengah jam kemudian setelah Irene membantu Yeri mandi dan berpakain, anak itu hanya meringkuk dalam balutan selimut di dalam kamarnya.
Teringat kembali kejadian siang tadi disaat pulang sekolah. Awalnya dia akan pulang bersama Jungkook, karena mereka sudah lama tidak main bersama. Mereka sudah merencanakan akan mampir sebentar ke taman bermain untuk membeli permen kapas kesukaan Yeri, makan ice cream dan pulang. Rencana itu hanya menjadi sebuah wacana saja.
"Aish jinjja kenapa lama sekali, sebenarnya Jungkook oppa kemana sih? Sekolah sudah selesai dari 2 jam yang lalu, apa dia lupa?" Gerutu Yeri yang sudah mulai kesal menunggu Jungkook ditambah keadaan ponselnya yang sudah mati kehabisan daya.
"Hai Rim..kenapa belum pulang? Bukannya sekolah sudah selesai dari 2 jam yang lalu?" tanya Baekhyun keheranan
"Hai juga oppa, hehe iya. Kenapa Baek oppa juga belum pulang? Baek oppa lihat jungkook oppa tidak? Apa dia belum keluar?" tanya Yeri sedikit ragu
"Oppa ada rapat osis tadi. Jungkook ya? Bukannya sudah pulang sejak dua jam yang lalu dengan Sana? Ada apa? Apa dia punya janji denganmu Rim? Wah anak itu tidak dapat dipercaya sudah membuat janji, lalu dia juga mengingkarinya"
Yeri diam mematung mengetahui fakta jika Jungkook sudah pulang dengan kekasihnya. Tentu saja dengan kekasihnya, Yeri siapa? Yeri hanyalah seorang sahabat Jungkook. Wajar jika Jungkook lupa akan janji dan keberadaan Yeri.
"Hei Rim kenapa melamun? Bagaimana jika oppa antar saja? Hujan sebentar lagi akan turun"
"Ah terimakasih oppa atas tawarannya, aku bisa pulang sendiri" jawab Yeri dengan senyum simpulnya
"Yakin? Ini sudah sore dan akan turun hujan juga"
"Iya, kalau begitu aku duluan oppa bye"
Yeri segera pergi meninggalkan Baekhyun sendirian. Jadi begini ya akhirnya setelah 2 jam lamanya menunggu tanpa kepastian. Kenapa tiba-tiba dadanya sangat sesak dan sakit setelah mengetahui jika dia bukan lagi orang yang diprioritaskan Jungkook? Kenapa dia merasa sangat kesal, marah dan kecewa? Ada apa dengan dirinya? Bolehkah dia menangis sekarang?
Jika berakhir seperti ini lebih baik tadi dia meminta ibunya untuk menjemput dirinya.
"hiks..mamah..hiks..Yeri mau pulang..,dada Yeri sesak dan sakit.., Yeri takut sendirian..Jungkook oppa jahat.." racaunya disetiap dia melangkah tak memperdulikan lagi rintik hujan turun semakin deras, dia memacu langkahnya semakin cepat agar segera sampai di rumah dan memeluk ibunya."Dek bangun dulu diminum tehnya dan sini makan dulu mamah suapin" ucap Irene lirih dan membantu menduduk kan tubuh Yeri diatas tempat tidurnya
"Badan adek hangat ini, mungkin karena tadi adek hujan-hujanan, setelah ini minum obat dan tidur, besok tidak usah sekolah dulu"
"Iya mah" jawab Yeri lirih bahkan hanya terdengar seperti bisikan yang kemudian isakan nya mulai terdengar
"Ada apa hmb? Mau berbagi dengan mamah? Tapi kalau belum siap mamah gak maksa" ucap Irene dengan senyum yang menenangkan seolah mengatakan kepada sang anak semua akan baik-baik saja
Yang ditanya masih setia dengan isakannya. "O-oppa..Jungkook oppa melupakan j-janji nya dengan Yeri mah, padahal Yeri sudah menunggu selama 2 jam tapi oppa tidak muncul,Yeri juga takut sendirian di sekolah, disini sangat sesak dan sakit ma, hiks.." adu Yeri sambil menunjuk dada nya sendiri
Paham dengan apa yang terjadi dengan anaknya, lantas Irene memeluk Yeri menenangkan dengan kalimat yang ia harapkan bisa membuat Yeri lebih tenang.
"Tidak apa-apa sayang, mungkin Jungkook ada keperluan yang lebih penting sehingga tidak sengaja melupakan adek"
"Ta-pi Jungkook oppa p-pergi dengan kekasihnya mah dan melupakan adek"
Oh sekarang Irene menjadi lebih paham lagi kenapa anaknya masih saja menangis, Irene menyimpulkan jika Yeri sedang patah hati, karena Irene tau anaknya dari dulu sangat menyukai Jungkook
"Dengarkan mamah, jika Jungkook melupakan adek masih ada mamah dan papa, setiap hari mamah akan menjemput adek biar tidak sendirian lagi, hmb"
"Terimaksih mah, adek sayang mamah"
"Mamah lebih sayang adek, cha..sekarang makan dan minum obat dulu setelah itu istirahat"
"Boboknya sama mamah ya?"
"Iya" jawab Irene dengan tersenyum. Dasar anaknya sudah mulai tau cinta-cintaan tapi masih saja tingkahnya seperti anak kecil. Bagi Irene Yeri tetaplah Yeri yang tidak akan pernah menjadi dewasa, yang akan selalu menjadi putri kecilnya mamah Irene dan papa Suho.
Gak jelas ya?
Gak nyambung juga ya?
Gak papa deh, kalau gitu anggap saja jelas dan nyambung, wkwk
Yang nulis juga gak ngerti dari maksud apa yang ditulis, wkwkwk
Jika suka vomment jusseyo ^_^