4.3 SURENE 💑

1.4K 141 69
                                    

Nb :

~ Typo bertebaran

~ Cerita ini terinspirasi dari banyak cerita yang sudah aku baca, tapi untuk alurnya murni dari pikiranku sendiri

















Irene membolak balikan tubuhnya tidak nyaman. Irene menatap suaminya  yang tertidur pulas disampingnya. Rasanya tidak tega jika membangunkan Suho tapi jika tidak dibangunkan maka dia juga tidak akan bisa tertidur.

"Oppa" panggilnya pelan

"..."

"Oppa" panggilnya lagi, masih tidak ada pergerakan dari suaminya

"..."

"Oppa" panggilnya dengan gerakan tangan membangunkan suaminya.

Berhasil. Suho terbangun, menatap Irene sayu, karena rasa kantuk yang masih mendominasinya

"Kenapa? Tidak bisa tidur lagi?" tanyanya setengah tersadar

Irene menatap Suho tidak enak, yang dilakukan Irene hanya menganggukan kepalanya. Suho yang paham segera menarik tubuh Irene lebih dekat dengan tubuhnya dan mulai mengusap-usap punggung Irene.

15 menit berlalu, tapi Irene tak kunjung terpejam, matanya masih awas mengamati suaminya yang katanya akan membantunya tidur malah sekarang justru terpejam.

"Oppa" panggilnya lagi

"..."

"Oppa... Bangun"

Suho yang baru terpejam kembali membuka matanya, terganggu dengan suara Irene
"Sekarang apalagi?" tanyanya dengan menekan emosinya yang tiba-tiba muncul agar tidak membentak Irene

"T-tolong buatkan soup jagung" pintanya pelan

Suho mendesis pelan, jujur dia sangat lelah tapi istrinya ini tidak ada pengertian sama sekali, "Tidak bisa besok? Aku lelah Rene"

Irene menggelengkan kepalanya, "Tidak bisa. Anak kita maunya sekarang" cicitnya ragu dengan tangan terus mengusap perut buncitnya, seolah menenangkan anaknya yang sedang berdemo ingin makan soup jagung buatan papa nya

"Haish, baiklah" dengan kesal Suho segera bangun dan menuju dapur membuatkan soup jagung permintaan Irene

"Maaf" gumamnya pelan yang takkan bisa di dengar oleh Suho

"Kenapa tidak dimakan lagi?" tanya Suho mengamati Irene hanya mengaduk-aduk makanannya

"Sudah kenyang" jawabnya pelan tanpa mengalihkan tatapannya pada soup jagung dihadapannya, bukannya kurang ajar dengan suaminya, tapi dia hanya sedikit takut karena sejak Irene membangunkan Suho, sangat terlihat mood laki-laki itu tidaklah baik.

"Baru 2 sendok Rene kamu bilang sudah kenyang? Haish kamu gak bisa ya menghargai suamimu ini sedikit saja? Katanya tadi ingin makan, tapi setelah aku buatkan kamu hanya makan 2 sendok dan bilang sudah kenyang? Keterlaluan kamu Rene! Aku tuh capek seharian kerja,  dan tengah malam harus memenuhi semua rengekan gak jelasmu itu, tapi ternyata kamu tetap saja tidak bisa menghargai!" bentak Suho tanpa sengaja

"M-maaf oppa" ucap Irene sesenggukan

"Selalu saja begini, nangis dan nangis itulah keahlianmu!"

Irene mendongakkan kepalanya, memberanikan menatap kedua netra suaminya, "Kenapa oppa harus semarah ini? Padahal aku hanya meminta sedikit bantuan oppa. Apa oppa pikir aku juga tidak lelah? Aku lelah mengurus semuanya sendiri. membersihkan rumah, mengurus anak pertama kita, menemaninya bermain dan oppa pikir ini kemauanku mengganggu jam istirahat oppa? Tidak oppa, ini murni keinginan anak kedua kita"

FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang