Waktu telah menunjukkan pukul 07.00 pagi, tapi sepertinya untuk keluarga Kim masih terlalu pagi untuk bangun dan memulai aktivitas, ditambah sekarang adalah Hari Minggu, dimana merupakan hari yang sangat tepat untuk bermalas-malasan dan bermanja-manja dengan kasur kesayangan.
O..oh tapi hal itu sepertinya tidak berlaku pada nyonya besar di mansion Kim ini. Terbukti dengan Irene yang sudah berkutat selama setengah jam di dapur. Setelah merasa semuanya telah selesai, Irene kemudian menata makanan di meja, mencuci tangan, melepaskan celemeknya dan mulai berjalan memasuki kamar pribadinya
"Astaga sudah siang begini kenapa belum bangun juga sih? Kebiasaan!" gerutunya pada Suho yang masih keenakan dengan dunia mimpinya itu
"Yak oppa sudah siang bangun!" Perintahnya pada Suho dengan menyibak selimut dan membuka gorden pada jendela, tapi hanya dibalas gumaman tidak jelas
"Bangun atau mama siram pake air?" ancam Irene berkacak pinggang
"Baiklah mama hitung sampai tiga jika masih tidak bangun maka air yang akan membangunkan papa" ancam Irene lagi
"Hana....dul....se_"
"Okey...okey papa sudah bangun" ucap Suho dengan cepat dan langsung duduk manis memperlihatkan cengirannya
Irene menatapnya dengan sebelah alis terangkat dan tersenyum puas "Bagus, sekarang mandi setelah itu bantuin mama bersih-bersih rumah"
Masih dengan keadaan mengantuk Suho berusaha bangun dan berjalan dengan malas ke arah kamar mandi, "Dasar namanya juga wanita selalu cerewet bangun siang sedikit saja sudah mengomel tidak jelas"
Irene semakin menatap punggung suaminya dengan tajam saat mendengar gerutuan suaminya "Papa mengatakan sesuatu tentang mama?" tanya Irene dengan senyuman andalannya, mungkin menurut orang lain senyum Irene sangat manis tapi tidak dengan Suho, senyuman Irene terasa seperti malaikat yang akan mencabut nyawanya di detik ini. Berlebihan memang, tapi kenyataannya seperti itu!
"Kamchagiya...!" sambil menoleh ke belakang Suho memberikan cengirannya dan bergidik ngeri melihat senyum Irene. "Ani...mama salah dengar" buru-buru Suho memasuki kamar mandi agar terhindar dari amukan istrinya itu. "Bukannya tadi sudah keluar kamar ya? Kenapa tiba-tiba ada disini lagi?" monolognya kemudian
Skip
"Tuan.." panggil security yang bekerja di rumah Suho sambil menenteng sebuah kotak sedang yang dibungkus dengan plastik hitam
"Ya?" sahutnya dengan pandangan bertanya 'ada apa'
"Ada paket di depan rumah" ucapnya dengan menunjukkan kotak hitam itu pada Suho
"Dari siapa?"
"Tidak ada pengirimnya tuan, tapi alamatnya benar disini"
"Tunggu sebentar, ma...mama beli sesuatu tidak? Ada kiriman paket" teriaknya pada Irene yang sedang berada di dapur membuat minuman untuk Suho
"Tidak ada" ucap Irene yang berjalan mendekati kedua pria dewasa itu
"Lantas punya siapa?" Tanya Suho pada Irene
"Alamatnya benar pa?"
"Iya benar, apa punya adek ya? Adek bilang sesuatu gak sama mama?"
"Gak ada, si adek kalau beli sesuatu bilang mama, lagian si adek saja nginep di rumah eomma nemenin Sooyoung, terus ya pa kalau ada paket mana boleh tuh mama diizinin nyentuh sama si adek, pasti bukan punya adek" Kata Irene dengan yakin
"Apa isinya jangan-jangan bom tuan?" tanya security itu yang mulai ketakutan
"Apa? Jangan bercanda Pak Song" ucap Suho terkekeh geli
"Lalu apa tuan, Kalau nyonya dan nona muda tidak membeli sesuatu di olshop?" tanyanya lagi
"Iya pa, gimana kalau itu bom terus waktunya disitu tinggal 10 menit lagi? Pasti sebentar lagi akan meledak, ya ampun pa, mama belum siap kalau mati sekarang adek gak ada yang ngurusin nanti" kata Irene dengan heboh sambil bersembunyi dibelakang suaminya
"Hust..mama ini ada-ada saja, Pak Song tolong lapor ke pihak kepolisian untuk mengamankan paket misterius itu" Ucap Suho final yang lantas disetujui oleh keduanya
Skip
"Tolong ya pak mohon bantuannya dan kerjasamanya, segera dicek isinya apa" Ucap Suho kepada kepala kepolisian yang bername tag Choi Minho itu.
"Bapak tenang saja akan segera kami kabari kalau sudah diketahui isinya apa, kalau begitu kami pamit dahulu" Ucap Minho lantas mulai meninggalkan kediaman Suho. Bersamaan dengan itu sebuah mobil sedan memasuki pelataran rumah Suho yang sudah bisa dipastikan itu mobil adiknya Sooyoung yang mengantarkan Yeri.
"Ada apa ini pa kenapa tadi adek melihat ada mobil polisi keluar dari rumah kita?" tanya Yeri setelah turun dari mobil Sooyoung yang disambut pelukan mama nya
"Itu tadi ada paket misterius yang tidak dikeytahui dari siapa, sehingga papa melaporkan pada pihak berwajib takut nantinya itu bom" Jelas Suho
"Ha? Paket misterius? Jangan ngaco oppa, mana ada paket seperti itu di zaman modern ini" ucap Sooyoung dengan tertawa
"Paket? Misterius? Berbentuk kotak sedang yang dibungkus dengan plastik hitam tanpa nama pengirim?" Tanya Yeri mengklarifikasi
"Kok adek tau sih?"
"Sekarang kotak itu dimana pa?"
"Dibawa pihak kepolisian untuk diperiksa"
Huwaaaa.....
"Eh..kok adek nangis kenapa dek bilang ke mama kenapa?" tanya Irene panik melihat Yeri tiba-tiba menangis
"Ma...Kotak itu punya adek...huwaaa...balikin kotak adek...gak mau tau balikin kotak punya adek sekarang juga...huwaaa..." Ucap Yeri dengan menangis meraung-raung
"HAH?" kaget ketiga orang dewasa yang ada disana
"Itu punya adek?" ucap Irene yang tersadar duluan dari rasa kagetnya
"Iya itu punya adek" jawabnya masih dengan sesenggukan
"Isinya apa dek?"
"Foto Exo oppa, lightstick dan album kokobop"
"Oalah cuman foto Exo to" jawab mereka kompak
"Huwaaaaa....kok cuman foto sih? Balikin..balikin..."
"Cup..cup..cup...jangan nangis dek, maafkan papa, kalau gitu biar papa telfon dulu pihak berwajibnya.
Astaga anaknya ini buat heboh satu rumah!
Jika suka vomment jusseyo ^_^