3.0 Rindu 👧

1.6K 151 53
                                    

Nb:

~ Typo bertebaran








Satu, dua, tiga, empat, sepuluh, sebelas, empat belas. Ya benar ini sudah hari keempat belas Yeri dan Wendy dititipkan ke tempat Seulgi. Irene menitipkannya lantaran ia harus ikut serta dalam perjalanan bisnis suaminya. Ini juga pertama kalinya ia meninggalkan anak-anaknya dalam waktu yang lama.

Yerim duduk disofa sambil memperhatikan keadaan rumah aunty Seulgi-nya yang sepi. Sebenarnya tidak benar-benar sepi karena masih ada tiga orang lagi yang menempati, yang sekarang sedang sibuk berkutat di dapur membuat cupcake.

Yerim sangat bosan sekarang karena hanya berdiam diri, setelah tadi puas menjahili aunty dan juga kakaknya yang membuat mereka berteriak histeris karena menaruh mainan kecoa di dalam baju mereka. Biasanya saat libur begini Yerim akan bermanja-manja dengan mamahnya diatas tempat tidur sampai siang hari dan tertidur dalam pelukan mamahnya, tapi sekarang mamahnya tidak ada dan dia bingung akan melakukan apa.

Kalau membantu membuat cupcake yang ada dia pasti akan disuruh-suruh dan itu membuatnya tidak senang, mau mengganggu imo nya yang ada nanti dia bakalan diganggu balik dan tidak ada yang membela karena mamahnya tidak di rumah. Ya ampun Yerim sangat bosan!

"Adek tidak ingin ikut membuat cupcake?" tanya Seulgi setelah duduk disamping Yeri sambil menunjuk ke arah Wendy dan Joy. Kemudian dia mengamati raut wajah anak kakaknya yang tidak bersemangat itu.

Yeri hanya menggeleng lemah, "nanti adek disuruh-suruh lagi", jawabnya lalu memejamkan matanya sejenak berharap pening yang dirasakannya sedari tadi hilang

"Adek sakit?" tanya Seulgi khawatir dengan keadaan Yeri sekarang terlihat lebih lemas tidak seperti tadi saat menjahilinya, lalu ia mulai menempelkan tangannya ke dahi Yeri, tapi sebelum punggung tangan itu menempel sempurna, tangan Yeri sudah mencegahnya dan menarik pelan tangan aunty nya dan mengatakan kalau dia baik-baik saja.

"Kalau gitu adek bobok saja ya, nanti kalau cupcake sama makan siangnya sudah matang aunty bangunin" , Yeri hanya menurut saat Seulgi mengantarkannya ke kamar.

Tidak beberapa lama Wendy datang dengan wajah yang sama khawatirnya seperti Seulgi.
Menempelkan langsung punggung tangannya ke dahi Yeri yang sedang tertidur, "Hangat" ucap Wendy pelan dan mulai memberikan kompresan yang sudah diambilnya pada dahi Yeri.

"Bagaimana?" tanya Joy

"Demam kak"

"Ini tidak dibangunkan saja terus dikasih obat?"

"Biarkan dulu saja dia baru tertidur sebentar, lagipula masakannya belum matang, dia harus makan dulu sebelum minum obat" Jelas Seulgi pada Wendy dan Joy

"Eung...mamah"

Lenguhan dan igauan dari Yeri membuat mereka saling berpandangan. Mengerti akan situasi ini Seulgi mendengus pelan menyayangkan kepergian kakaknya yang terlalu lama meninggalkan anaknya.

"Sepertinya dia rindu mama nya" celetuk Joy pelan melirik Seulgi dan Wendy

"Wendy kau jaga si adek dulu, kakak akan menghubungi mama mu, Joy tolong siapkan obatnya"

Kemudian mereka segera melaksanakan tugas yang sudah diberikan Seulgi, Wendy mulai membaringkan tubuhnya disebelah Yeri dan mulai memeluknya menenangkan adiknya itu yang sesekali masih mengigau.

"Mereka akan pulang hari ini, besok mungkin sudah sampai" ujar Seulgi setelah melakukan pembicaraan yang serius dengan kakaknya, yang diangguki oleh Wendy.

Dengan langkah tergesa Irene dan Suho segera memasuki rumah Seulgi. Setelah mendapat kabar tentang kondisi Yeri dari Seulgi sepasang suami istri ini langsung memesan tiket penerbangan untuk kembali ke negara asalnya. Menyesal telah meninggalkan  kedua anaknya terlalu lama yang menyebabkan salah satu diantaranya jatuh sakit karena merindukan mereka.

"Bagaimana keadaannya un?" tanya Seulgi setelah memasuki kamar yang ditempati Yeri

"Panasnya sudah turun" Ucap Irene pelan tanpa menghentikan aksinya menina bobokan Yeri dengan mengusap-usap kepalanya

"Dia sangat merindukanmu, meskipun tiap harinya tidak mengeluh mengatakan rindu tapi dengan sakitnya Yeri sudah menjadi bukti"

"Aku tahu dan aku sangat menyesal sudah meninggalkannya terlalu lama"

"Yeri sangat bergantung denganmu dan ini juga pertama kalinya unnie meninggalkannya lebih dari tujuh hari. Untung saja Wendy juga tidak jatuh sakit. Yeri memang anakmu seorang, kalau Wendy anak kalian berdua"

Irene hanya menanggapinya dengan tersenyum, semua yang dikatakan adiknya Seulgi sangatlah benar. Yeri sangat bergantung padanya sedangkan anak sulungnya lebih netral, meskipun kalau ditinggal lama tidak sampai jatuh sakit tapi kalau sedang mode manja semua harus menurutinya. Contohnya seperti sekarang setelah melepas rindu dengannya anak pertamanya itu langsung memonopoli suaminya bahkan adiknya Joy tidak boleh menyentuh kakaknya sendiri.

"Cepatlah sembuh bayi besarnya mamah Irene" ucap Seulgi berbisik pada telinga Yeri dengan nada jahilnya menekankan kata bayi besar

"Cepat sembuh sayang mamah sudah pulang" ucap Irene sebelum ikut terbawa ke dalam dunia mimpinya.


Kkeut

Foto mama Irene dan adek Yerim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Foto mama Irene dan adek Yerim

Foto mama Irene dan kakak Wendy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Foto mama Irene dan kakak Wendy

(Bonus foto mama Irene)

(Bonus foto mama Irene)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Ada yang seneng gak update lagi?

See you

~27 July 2020~

FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang