1.6 Sister 👩

2.9K 187 15
                                    

Nb : Jadi disetiap part tidak ada hubungannya dengan part sebelumnya. Bisa jadi nanti disetiap part akan ada penambahan ataupun pengurangan cast

~Selamat membaca~

"UNNIE..! Yak apa yang unnie lakukan eoh?" lerai Yeri menarik tangan kakaknya berusaha menghentikan aksi jambak-menjambak antara Wendy dan Seola.

Yeri menjadi sangat heran dari banyaknya siswa yang berkumpul membentuk lingkaran besar kenapa tidak ada yang berniat untuk melerai kakaknya dan temannya itu? mereka malah sibuk memvideo dan memberikan semangat untuk keduanya. Apa mereka pikir ini sebuah ajang perlombaan? Yang benar saja!

Masih dengan nafas ngos-ngosan Wendy melepaskan tangannya dari rambut Seola dan menatap wanita itu dengan tajam, begitupun sebaliknya dengan apa yang dilakukan Seola

Apa yang unnie lakukan? Unnie akan mendapat masalah setelah ini" cicit Yeri dengan suara pelan karena takut dengan aura mencekam kedua orang itu

"Diam Yeri! Heh dengar ya Seola bahkan gue gak tau apa yang lo permasalahin dengan tiba-tiba nyerang gue"

"Jangan pura-pura bodoh Kim Wendy! Lo sendiri tau kalau gue itu cewe nya Chanyeol tapi lo masih berusaha menggoda nya disetiap kesempatan. Dasar bitch!"

"YAK TUTUP MULUTMU!" teriak Wendy murka yang kembali akan menyerang Seola tapi pergerakannya ditahan seseorang

"Ada apa ini Kim Wendy?"

"Lepaskan tanganmu oppa!"

Melihat apa yang dilakukan Chanyeol terhadap Wendy membuat emosi Seola kembali memuncak.
"Dasar wanita penggoda lepaskan tangan Chanyeol oppa sekarang juga! Jangan ganggu kekasihku!"

"HAH? MATAMU BUTA YA? ATAU TIBA-TIBA MATAMU PINDAH KE TELAPAK KAKI SEHINGGA TIDAK BISA MELIHAT DENGAN JELAS? BAHKAN GUE GAK ADA NIATAN BUAT NYENTUH CHANYEOL LEBIH DULU!"

"Apa yang kau katakan? Kekasih? Jangan mimpi Seola, bahkan kita tidak pernah ada kata untuk memulainya. Jadi aku bukan kekasihmu!" sela Chanyeol yang kemudian menyeret Wendy untuk pergi dari kerumunan siswa.

"T-tapi oppa...YAK KIM WENDY AWAS KAU!"

"Ckckck..., unnie saran Yeri mending unnie pergi ke toilet basuh wajahnya dengan air terlebih dahulu, biar tidak suka menghalu, sabar ya unnie" ucap Yeri dengan wajah sok prihatinnya

"YAK DASAR BOCAH KECIL!"

Beberapa saat kemudian setelah jam sekolah berakhir, Yerim masih setia berjalan dibelakang Wendy mengikuti dan menjaga gadis itu yang takutnya tiba-tiba mengamuk kembali jika bertemu dengan Seola. Hendak jalan berdampingan, tapi Yerim terlalu takut karena Wendy masih saja menggerutu bahkan misuh-misuh gak jelas.

"Yak! Apa yang kau lakukan jalan dibelakang unnie?"

"Astaga jantungku..! bisa tidak gak usah teriak? Unnie mau membuatku mati mendadak ya?" protes Yeri karena tidak terima dikagetkan dengan suara lumba-lumba kakaknya itu

Masih dengan perasaan sebal Wendy kemudian menarik Yerim untuk berjalan berdampingan "Kau itu bukan anjing unnie, jadi jalannya yang benar"

Plakk...

"AKU BUKAN ANJING! KENAPA UNNIE MENYAMAKAN KU DENGAN ANJING!" teriak Yerim dengan memukul Wendy secara brutal dan membuat keduanya langsung menjadi pusat perhatian

"Aw..stop..stop..yak berhenti memukul !" desis Wendy kesakitan

Dengan perasaan malu dan bersalah Wendy membungkukkan tubuhnya untuk meminta maaf kepada pejalan kaki yang merasa terganggu dengan teriakan adiknya.

"Kau bisa tidak, tidak usah berteriak seperti itu? Buat malu saja. Kau selalu mengatakan suara unnie seperti lumba-lumba bahkan tanpa kau sadari suaramu itu mirip dengan suara gledhek dan tenaga mu itu seperti tenaga kuda" kata Wendy tertawa terbahak-bahak berhasil menggoda adiknya yang mulai cemberut

Yerim kemudian memandang Wendy dengan kedua matanya yang berkaca-kaca, yang berarti dia siap meledakkan tangisnya. Oh tidak! Jangan sampai baby kim yang manja ini menangis, jika itu sampai terjadi habislah Wendy ditangan sang nyonya besar Irene, yang berarti lagi dia harus mendengarkan ceramah sang ibu, yang ceramahnya bisa sepanjang jalan kenangan dan selalu diulang-ulang kalimatnya, Wendy bosan mendengarnya yorobun! bahkan Wendy sampai hafal kalimat yang diucapkan ibunya.

"E...e..ei, jangan menangis, unnie tadi hanya bercanda oke? Dan jangan mengadu ke mama, nanti unnie belikan ice cream rasa mangga kesukaan Yerim, bagaimana?" tawar Wendy yang masih berusaha membujuk adiknya agar tidak menangis dan mengadukan perbuatannya ke Irene

"Dua cone ice cream?"

"Satu saja"

"Dua cone"

"Satu saja"

"Dua atau tidak sama sekali?"

"Aish jinjja oke dua cone ice cream, Deal!"

"Yes..."

"Dasar bocah!"

"Apa yang unnie katakan?"

"Tidak ada"

"Tapi tadi aku mendengarnya"

"Tidak ada"

"Bohong ! Ulangi sekali lagi"

"Tidak ada"

"YAK UNNIE JANGAN LARI!"


Gak jelas ya?
Anggap saja jelas ya, wkwk

Jika suka vomment jusseyo ^_^

FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang