Nb: typo bertebaran
Part agak panjang"1...2...3.... Hap"
Irene menangkap tubuh kecil anaknya yang hampir saja terjatuh, menyebabkan tawa renyah dari 2 manusia beda usia itu memenuhi ruang keluarga. Sang mama yang selalu memberikan instruksi dan sang anak dengan semangat mengikuti semua ucapan ibunya, meskipun beberapa kali dirinya terjatuh tapi tidak menghentikan aksinya dengan terus melangkahkan kaki kecilnya. Dia sangat suka mendengar tawa mamanya.
"Aigoo...anak mama hebat sekali" Irene menciumi seluruh permukaan wajah bayi nya yang sekarang berada di dalam gendongannya, merasa gemas dengan tingkah laku anaknya.
"A..mam..mam" ocehnya dengan riangnya,
"Iya sayang ini mama" ucap Irene menimang bayinya sesekali masih menciumi pipi gembul itu,
Tap...tap...tap
Suara langkah kaki berhasil menghentikan Irene dari aktivitas menimang bayinya, Irene mencoba menajamkan matanya melihat siapa orang ketiga yang sudah terbangun dari tidurnya, padahal hari masih sedikit gelap pukul 5 pagi. Dan Irene memang sengaja hanya menyalakan lampu di ruang keluarga saja, lampu menuju ke lantai dua memang sengaja dia matikan untuk menghemat energi, sehingga Irene sedikit was-was dalam keadaan gelap takut sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.
Irene menghela nafasnya lega mengetahui anaknya lah yang terbangun dan sekarang menatap dirinya dengan tatapan bingungnya.
"Eh dek lihat itu kakak sudah bangun. Selamat pagi kakak" ucap Irene dengan riangnya menggerak-gerakkan tangan kecil bayinya seolah menyapa dan memanggilnya untuk mendekat kearah mereka berdua
"Kenapa masih disitu kak, ayo sini main sama mama dan adik" Irene masih mempertahankan senyumannya, menepuk-nepuk tempat sebelah dirinya yang masih kosong
Dengan perlahan Yeri mendekat ke arah mamanya dan mulai mendudukan dirinya di kasur lantai yang ditempati mamanya sekarang, "Dia___siapa?" tanyanya lirih menatap lekat pada bayi yang berada dalam pangkuan mamanya
Irene mengerutkan dahinya manatap Yeri tidak mengerti dengan pertanyaan yang dimaksud anaknya itu, "Maksudnya apa kak?"
"Dia mama" tunjuk Yeri pada bayi yang sekarang menatapnya dengan senyum lebar memperlihatkan empat gigi susu yang baru tumbuh
"Ini?" Irene menunjuk bayinya sendiri memperjelas pertanyaan dari anaknya.
Yeri hanya menganggukan kepalanya, masih menatap lekat pada bayi kecil itu"Inikan adik, kak"
"A_adik siapa?" tanya Yeri hati-hati
"Adiknya kak Yeri dan Wendy, anak ketiga mama Irene dan papa Suho" jelas Irene
"Gak mungkin, mama bohongkan? Aku gak punya adik ma!" seru Yeri sedikit meninggikan suaranya, tidak setuju dengan penjelasan dari mamanya
Irene semakin mengerutkan dahinya tidak mengerti dengan maksud dari anak keduanya itu, jelas-jelas Irene yang melahirkan bayi kecil ini tapi kenapa dia dituduh berbohong?
"Mama gak paham dengan apa yang kamu maksud kak, tapi dia memang anak mama berarti itu adiknya Yeri, mama gak pernah berbohong dengan Yeri apalagi tentang fakta seperti ini. Mungkin kakak masih belum sadar, lebih baik segera mandi agar Yeri ingat semuanya" ujar Irene lalu meninggalkan Yeri sendirian di ruang keluarga, dia akan membersihakan tubuhnya dan menitipkan sebentar anak bungsunya pada suaminya.
Yeri masih terdiam mematung sendirian, mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Dia masih berpikir sejak kapan dia mempunyai adik lagi? Mungkinkah mamanya berbohong?