01 - Pangeran Kucing

1.6K 130 13
                                    

🐈🐈🐈

Tinggal di sebuah kerajaan tidak menjamin kesenangan begitu pula yang dirasakan oleh pangeran Iqbaal Galendra Perwira. Kerajaan yang bernama Gandara membuatnya merasakan namanya kebosanan sehingga tercetus ide untuk mempelajari dan melihat-lihat bumi sebentar ternyata hal yang sangat menyenangkan. Ia dapat mengetahui bagaimana kehidupan di bumi dan paling penting bahasanya. Ia pun mencoba meniru beberapa kata kebetulan didengar saat berjalan-jalan kemarin.

"Gue mau makan!" kata Iqbaal namun Alwan hanya mengernyit tak paham.

"Maaf pangeran, gue itu apa? sejenis makanan atau minuman saya belum pernah mendengarnya," jawab Alwan masih dengan wajah bingungnya.

"Gak asik lo." Iqbaal kesal Alwan sama sekali tidak mengerti ucapannya.

"Pangeran Iqbaal! kamu harus menjaga sikapmu, dia saudaramu," ujar Henri menghampiri putranya sedang memarahi Alwan.

"Eh Daddy! how are you today?" Iqbaal tersenyum sumringah mengkode Alwan agar pergi.

"Bahasa apa itu? ayah tidak mengerti. Kamu belajar dari mana?" Henri tidak paham apa yang diucapkan putranya barusan.

"Gak gaul sih dad," sahut Iqbaal lalu kembali memperhatikan luar istana.

Raja Henri geleng-geleng kepala sifat putranya sangat aneh akhir-akhir ini. Ia juga sedikit curiga putranya itu tidak masuk sekolah kerajaan karena yang dipelajari bukan berasal dari sini namun setelah ditanyakan ke sekolah kerajaan, Iqbaal setiap hari hadir bahkan mengikuti pelajaran dengan baik. Mengapa bisa berbanding terbalik pelajaran yang didapatkannya?

"Kamu darimana? saya lihat kamu suka pergi dan membuat saya harus berbuat yang tidak baik beberapa hari ini," ujar Alwan lelah terus mengikuti kemauan Iqbaal.

"Bukan urusan lo!" ketus Iqbaal.

"Saya saudaramu apa kamu tidak percaya padaku aku selalu membantumu meskipun kita saudara tiri." Alwan benar-benar diuji saat mengahadapi Iqbaal yang tidak pernah menganggap dirinya saudara.

"Baiklah gue eh saya jalan-jalan ke dunia manusia yang bernama bumi, disana saya melihat sekolahnya dan juga mempelajarinya sedikit," jawab Iqbaal sedikit melunak.

Alwan menggeleng tidak mengerti dengan jalan pikiran pangeran Iqbaal. "Kamu telah melanggar aturan kerajaan pangeran, apa tidak takut terkena hukuman dari ayah?"

Iqbaal bedecak. "Halah, kalau kamu tidak memberitahu ayah, saya juga tidak akan dihukum. Lebih baik saya jalan-jalan lagi, bete disini."

"Pete?"

"Gak penting, gue mau pergi lagi awas rahasia gue harus lo jaga!" peringat Iqbaal sebal dengan sikap Alwan yang tidak mengerti arti kebebasan.

Alwan Raditya hanya bisa menuruti keinginan saudaranya daripada dirinya terkena nasihat ibunya karena terlalu santai di kerajaan. Hari ini Iqbaal dilanda kebosanan sebagai pangeran ia ingin menjadi seseorang yang tidak terkekang oleh peraturan, apakah bisa?

"Pangeran mau kemana?" tanya salah satu penjaga kerajaan.

"Saya mau ke sekolah bersama Alwan, ada masalah?" tanya Iqbaal angkuh membuat penjaga istana menggeleng takut tidak berani lagi untuk bertanya macam-macam lagi.

Setelah agak jauh dari kerajaan Iqbaal menuju tempat rahasia hanya dirinya ketahui diikuti Alwan sejak tadi bungkam.

"Kamu yakin mau ke sekolah? sepertinya kamu punya niat lain," tanya Alwan masih mengikuti Iqbaal.

"Sudah tau tidak usah bertanya saya ingin kamu menjaga rahasia ini," ujar Iqbaal tegas dan Alwan mengangguk patuh.

Iqbaal sampai di depan pintu kaca mengkode Alwan untuk tidak memberitahukan apapun yang sudah dilihatnya sekarang. Kemudian Iqbaal membuka pintu lalu hilang ditelan pintu tanpa jejak membuat Alwan kebingungan namun sudah berjanji tadi.

Pangeran Kucing [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang