Hai! ini epilognya sudah tiba dari cerita Pangeran Kucing dan gak kerasa banget ya sudah sampai di akhir cerita
Untuk kalian yang selalu komentar dan vote dicerita ini aku sangat berterima kasih banyak 💕
Semoga kalian tetap bahagia dan selalu sehat ya dan yang mau season 2 wuih berat sekali ceritaku mentok disini dan mau fokus dulu ke cerita non fanfict
Jadi ini adalah part spesial buat kalian yang selalu baca cerita ini
Selamat membaca!
🐈🐈🐈
Di pagi yang indah nan cerah (Namakamu) Utami sudah berpakaian rapi lalu berpamitan kepada kedua orangtuanya untuk berangkat tanpa sarapan dulu. Ia tidak menggunakan mobil namun sepeda lagi yang dulunya sering dipakai. Ia menghela napas lalu mulai mengayuh sepedanya menuju sekolah. Seperti biasa saat masuk ke dalam kelas tak ada siapa-siapa kecuali anak kelas lain yang sedang menjalankan piket. Daripada bosan melanda (Namakamu) pergi ke kantin untuk membeli cemilan namun saat tiba di tujuan bukannya membeli cemilan malah makan bubur dan ketoprak yang kebetulan ada di saat-saat perut (Namakamu) butuh asupan.
Tentu saja rindu pada si pangeran kucing belum juga mereda sebab mengirimkannya sinyal bahwa sedang baik-baik saja di kerajaan Gandara pun Iqbaal sepertinya tidak bisa apalagi menemui (Namakamu) secara langsung lebih ke harapan terlalu tinggi mengakibatkan ketidakpastian semakin menjadi bersemayam di hati juga pikiran. Dan akhirnya (Namakamu) hanya bisa menunggu sebuah keajaiban saja datang menghampiri.
Di tengah asyiknya makan, sebuah daun kering berwarna hijau gelap sedikit keemasan melintas begitu saja dan jatuh di samping (Namakamu) membuatnya mengernyitkan kening.
Daun darimana? padahal sekitar (Namakamu) jauh dari pepohonan, namun daun ini?
Apakah ini titisan daun ajaib dan akan berubah jadi uang dalam sekejap? bisa kaya dadakan (Namakamu) nanti.
Tanpa berpikir panjang (Namakamu) memasukan daun itu dalam sakunya kemudian melanjutkan makan setelah itu masuk ke kelas karena bel sudah berbunyi.
Sementara Bella dan Steffi bercucuran keringat setelah menyelesaikan hukuman mengepel kamar mandi yang joroknya jangan ditanya. Keduanya kapok maraton menonton film sampai bangun kesiangan begini.
Keduanya pun masuk ke kelas dan tatapan murid-murid yang lain tak dipedulikannya.
"Kalian ikut olahraga dimana?" bingung (Namakamu) memperhatikan kedua temannya bercucuran keringat lalu duduk di bangku masing-masing dengan tenang.
"Parah (Nam), masa gue kesiangan gara-gara dia?" kesal Steffi menuduh Bella.
"Enak aja, lo yang mau nonton drama itu katanya sepuluh episode doang eh nyatanya 30 episode, terus filmnya seru lagi bikin gue ketagihan." jawab Bella tak mau disalahkan.
"Jadi siapa yang salah?" tanya (Namakamu) tambah bingung.
"Dia!" keduanya saling menunjuk kompak lalu terhenti saat seorang cowok masuk ke dalam kelas bersama pak Anwar. Bella dan Steffi menatap kagum ke depan dengan kegantengan si cowok.
"Anak-anak bapak membawa teman baru untuk kalian, silahkan kamu memperkenalkan diri!" ujar Pak Anwar.
Cowok itu mengangguk kecil. "Nama gue Iqbaal Galendra perwira–"
Nama itu... membuat (Namakamu) terkesiap ditempatnya. Dunianya seolah terhenti sejenak begitu mendengar nama itu keluar dari mulut sang cowok yang (Namakamu) selalu rindukan setiap harinya. Begitu juga dengan murid kelas terutama kaum hawa sibuk menatap Iqbaal memuja.
(Namakamu) yang sibuk melamun sedikit tersentak lalu memperhatikan Iqbaal datang ke arahnya. Diam-diam ia tersenyum simpul dan Iqbaal Galendra Perwira duduk di sampingnya lalu mengulurkan tangan membuat (Namakamu) menatapnya tak mengerti.
"Masih ingat dengan saya?" dan anehnya daun kering di sakunya tadi melayang jatuh ditangan Iqbaal kemudian (Namakamu) mengangguk mengerti dengan senyuman malu-malu terpatri di wajahnya dan...
Pangeran kucingnya kembali.
***
Katanya masih ingat gak?
Atau masih gak bisa pisah dari Pangeran Kucing?
Tenang, aku pasti buat lagi kok tapi beda genre ya
Atau kalian mau saranin ceritanya gimana, boleh. siapa tahu aku akan buat dengan ide yang kalian berikan.
Dan
Sampai jumpa di cerita berikutnya 👋🐱🐱🐈
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Kucing [IDR]
Fanfiction[COMPLETED] Ingin berteriak memanggil pertolongan namun suara kucing yang keluar. "Siapapun yang mendengar tolong, aku seorang pangeran, wajahku juga tampan," ucap Iqbaal Galendra Perwira memandang kendaraan asing yang melewatinya. "Suara siapa itu...