21 - Pangeran Kucing

280 52 0
                                    

Halo hai! Cerita ini kembaliiii.....
Ada yang kangen? atau kangen sama aku
Buat kalian yang setia menunggu atau baru baca, jangan bosen ya sama cerita buatanku tenang.. kali ini dalam rangka comeback, aku bakal dobel up! Seneng gak?

Oke daripada aku ngoceh mulu

Happy reading!

🐈🐈🐈

Iqbaal merasakan sakit di sekujur tubuhnya apalagi di bagian wajah dan masih dalam keadaan terikat di kursi. Ia tak habis pikir seorang Ari Raihan benar-benar spesies berbahaya di dunia manusia. Kalau diibaratkan di kerajaan Ari itu seorang musuh yang harus diwaspadai gerak-geriknya juga kehadirannya.

Lalu bagaimana nasibnya sekarang? sudah tidak bertenaga untuk melepaskan diri di tambah berubah menjadi seekor kucing lagi susah dilakukan. Andai ada seseorang yang kebetulan lewat dan mau menolong Iqbaal saat ini juga ia akan berterimakasih kepada orang itu lalu bisa kembali pulang ke rumah dengan selamat.

(Namakamu) terbangun dari tidurnya masih mengenakan seragam sekolah sementara Alwan belum juga sadarkan diri di sofa. (Namakamu) sampai bertanya-tanya apa yang terjadi pada Alwan yang biasanya datang berkunjung pasti dalam keadaan baik-baik saja namun sekarang berbeda seperti ada suatu hal yang besar telah terjadi di kerajaan Gandara.

"Kok gue jadi kepo gini sih soal kerajaan Gandara? itu kan urusan mereka." gumam (Namakamu) bingung dan tak seharusnya ikut campur sejauh itu.

Daripada menunggu Alwan yang entah kapan akan siuman, (Namakamu) memilih pulang dulu untuk mengganti baju setelah itu mencari keberadaan Iqbaal. Disinilah (Namakamu) sekarang, di dekat perumahan yang sepi penduduk dan tidak tahu kenapa ia ingin pergi ke tempat ini. "Kira-kira Iqbaal pergi kemana ya?" pikir (Namakamu) terus berjalan.

Tiba-tiba seekor kucing terus saja mengeong membuat (Namakamu) mendekati si kucing. Siapa tau kucing itu adalah Iqbaal tapi setelah melihat lebih dekat lagi ternyata bukan. (Namakamu) berjongkok mengelus kepala si kucing lagipula ia merasa lelah terus berjalan tanpa mendapat hasil. "Cing, kamu mau bantu aku nunjukin dimana keberadaan kucing jadi-jadian gak?" tanya (Namakamu) putus asa. Seperti mengerti ucapan (Namakamu) barusan, si kucing mulai berjalan dan (Namakamu) mengikutinya.

"Kamu mau kemana?" (Namakamu) sedikit bingung dengan tingkah laku si kucing dan akhirnya berhenti di depan sebuah gudang kosong yang sunyi. Si kucing langsung berlari entah kemana kemudian (Namakamu) memperhatikan gudang itu dengan seksama. Melihat kiri dan kanan tak ada orang di sekitar gudang tapi sukses mengundang rasa penasaran dalam diri (Namakamu).

"Halo!" (Namakamu) memastikan apakah ada seseorang di dalam gudang. "Iqbaal, lo di dalam?" panggil (Namakamu) sesekali melirik sekeliling gudang yang sangat sepi.

"Tempat apa sih ini?" keluh (Namakamu) kesal sendiri. Sayup-sayup terdengar suara rintihan sehingga memunculkan perasaan tak enak di benak (Namakamu) karena sudah masuk ke gudang kosong ini tanpa izin. "Permisi, saya nggak ganggu kok." lirih (Namakamu) takut.

Iqbaal terjatuh bersama kursi yang terikat di tubuhnya membuat suara rintihan semakin kuat. "Tolong!" ucap Iqbaal pelan dan tak bertenaga lagi.

"Halo! ada orang di sana? tanya (Namakamu).

Sebuah balok kayu berada di dekat Iqbaal dengan sekuat tenaga, Iqbaal menendang balok kayu tersebut hingga menimbulkan suara benda jatuh terdengar di telinga (Namakamu). Bunyi itu tentu membuat (Namakamu) sedikit tersentak sekaligus waspada. Perlahan ia mengikuti suara itu hingga menemukan Iqbaal yang babak belur dan tergeletak dalam keadaan terikat.

"Iqbaal!" (Namakamu) panik dengan segera melepaskan ikatan di tubuh Iqbaal lalu memapahnya agar keluar dari gudang seram ini. (Namakamu) memesan taksi juga memastikan Iqbaal terjaga di sampingnya. Sebelum kehilangan kesadaran, Iqbaal menyentuh wajah (Namakamu) setelah itu Iqbaal benar-benar pingsan.

***

(Namakamu) menatap bergantian keadaan dua pangeran tidur di sofa yang berbeda. Alwan entah pingsan karena apa kemudian Iqbaal pingsan karena babak belur entah karena melakukan kesalahan apa.

Apa Iqbaal mencuri sesuatu sehingga warga memukulnya terus menculiknya? tapi mana mungkin di tuduh penjahat terus diculik kejahatan macam apa itu? Aneh.

Ari tersenyum puas melihat keadaan Iqbaal kemarin. Tidak akan ada satu orang pun yang tahu keberadaannya apalagi wajahnya yang sangat sangat menyedihkan itu. Ari yakin, Iqbaal akan mematuhi perintahnya tanpa berani melawan. Dan fakta yang baru ia dapat Iqbaal seekor kucing akan menjadi senjata ampuh sehingga Iqbaal tak bisa lagi mendekati (Namakamu).

Bayangkan (Namakamu) tahu kebenaran bahwa Iqbaal seekor kucing? Sudah pasti (Namakamu) akan menolak Iqbaal mentah-mentah dan Ari menjadi kekasih (Namakamu) karena telah memberikan fakta mengejutkan.

*****

Next?

See you next chapter👋

Pangeran Kucing [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang