04 - Pangeran Kucing

671 84 0
                                    


🐈🐈🐈

Iqbaal berteriak kegirangan dalam hati. Ternyata menjadi kucing ada untungnya juga apalagi mendapatkan ciuman.

"Jangan!" cegah (Namakamu) pada Steffi dan Bella saat jarak keduanya sudah dekat dengan kepala si kucing.

"Kenapa?" keduanya menyerit bingung dengan ekspresi (Namakamu).

"Tadi gue lihat dia makan tikus, terus tikusnya itu dari got." seru (Namakamu) heboh.

Steffi dan Bella kompak menjauhkan diri dari si kucing dan berlari ke kamar mandi. Sementara Iqbaal kesal dengan pengakuan palsu dari (Namakamu) ingin sekali rasanya mencakar wajahnya yang sedang tersenyum kemenangan.

"(Nam), sabun cuci tangan lo bener-bener bisa bunuh kuman kan?" teriak Bella dari kamar mandi.

"Iya."

(Namakamu) terkekeh mengejek Iqbaal. "Kasihan gak jadi dapet ciuman."

"Lo kenapa sih? ada dendam sama gue?" tanya Iqbaal kesal sehingga bahasa lo-gue keluar begitu saja.

"Ada lah banyakkkkkk." ungkap (Namakamu) puas.

"Dengar ya, siapa tau dengan gue dicium kedua temen lo, gue bisa jadi manusia tampan terus berterimakasih layaknya pangeran." ujar Iqbaal masih kesal.

(Namakamu) tertawa sinis. "Lo samain kisah sama pangeran kodok. Gak nyadar wujud lo itu kucing bukan kodok lagipula gak ada di kisah nyata."

"Ada buktinya gue. Nanti gue nikahin dua sahabat lo sekaligus."

"Enak aja! yang ada setelah mereka cium lo. Mereka akan minta alat penukar waktu karena lo itu jelmaan kakek tua terus keriputnya banyak yang nyamar jadi kucing tak berdosa ini." sahut (Namakamu) tidak mau kalah.

Iqbaal bedecak. "Lihat saja nanti lo bakal tarik ucapan yang keluar barusan. Gue itu bukan jelmaan kakek tua keriput justru pangeran tampan datang dari langit."

"Halo, pangeran tampan tidak se-songong itu tuan."

Perang dingin antara (Namakamu) dan Iqbaal terjadi namun tidak di sadari oleh Steffi ataupun Bella namun Steffi dan Bella langsung menjaga jarak saat melihat Iqbaal.

"Kenapa lo baru bilang sih? pokoknya gue mau perawatan, gue takut kumannya masih menempel ditangan dan jemari mulus gue." kata Steffi mengamati kukunya.

"Iya gue juga," tambah Bella.

"Gak mau makan-makan atau nonton dulu?" tawar (Namakamu) padahal mereka baru datang.

"Gak kita berdua nyesel udah pegang tuh kucing." tolak Steffi.

"Iya gue pamit. Salon i'm coming!" teriak Bella diikuti Steffi.

****

Hari ini mengharuskan (Namakamu) datang lebih awal ke sekolah karena jadwal piket. Bahkan saking terburu-buru ia lupa membuat sarapan untuk Iqbaal. Baru setelah mengerjakan bersih-bersih dikelas ia teringat padanya.

"Ya ampun jangan sampai di mati kelaparan Mama kan lagi nemenin ayah ke luar kota. Eh ngapain mikirin dia." gumam (Namakamu) berusaha menghilangkan rasa bersalahnya.

Steffi baru datang melihat (Namakamu) menyapu tidak tentu arah menghampiri.

"Hayo mikirin apa?" tanya Steffi.

"Kucing." jawab (Namakamu) cepat.

"Kucing?" sahut Bella baru datang ke kelas.

"Kancing." ralat (Namakamu).

Pangeran Kucing [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang