🐈🐈🐈
(Namakamu) mendadak ingin pergi ke toilet setelah melihat wajah antusias Bella dan Steffi menunggu dirinya menceritakan tentang siapa nama cowok yang berada di mimpinya. Padahal bukan mimpi sih cuma mengalihkan perhatian saja.
"Siapa namanya (Nam), lama banget!" tagih Steffi.
"Iqbaal." jawab (Namakamu) pendek.
"Yang artis itu! yang personil CJR!" sahut Bella antusias.
"Mukanya sebelas dua belas tapi beda karakter." jelas (Namakamu) mengingat bagaimana karakter Iqbaal yang ini jauh berbeda sekali dengan Iqbaal seorang artis.
"Beda apa?" Steffi dan Bella kompak geleng-geleng. "Cewek halu!" lagi-lagi keduanya berujar kompak.
"Ya terserah mau percaya atau nggak gue kan cuma nyebutin nama orang yang ada di mimpi gue." balas (Namakamu).
Bella bertepuk tangan. "Good! lanjutkan, mimpilah sampai mimpi itu tak muncul kembali digantikan dengan kenyataan yang pahit bahwasannya dia tak mungkin termiliki." lanjutnya tersenyum getir.
"Sedih banget lo Bella." tukas Steffi melempari Bella sekotak tisu miliknya.
Bella mengambil tisu itu menghapus air matanya yang jelas-jelas tidak ada. "Iya gue lagi sedih cogan di sini gak mau pacaran sama gue padahal gue udah cantik jelita, melanglang buana tapi masih aja gak ada yang lirik." dilanjutkan membuang ingus pura-pura lalu melemparkan tisu bekasnya pada Steffi.
"Sabar jodoh gak akan tertukar." tambah Steffi dramatis.
"Kok malah jadi gue yang ngenes sih? gak seru ah mending gue makan odading mang oleh." ucap Bella.
"Yang rasanya seperti anda menjadi Ironman." lanjut ketiganya kemudian tertawa terbahak.
***
Iqbaal melihat sang ibu sedang di teras istana sembari di pijat dua selir tangan juga bahunya. Ia sepertinya kelelahan.
"Ibu!" Iqbaal memanggil.
Dua selir pun pamit pergi setelah itu hanya Iqbaal dan sang ibu saja yang tersisa.
"Bu saya–"
"Cukup! mau apa kamu kesini?" tanyanya ketus memotong ucapan Iqbaal bahkan tak berminat melihat wajahnya.
"Saya ingin bicara." ujar Iqbaal.
"Bicara. Bicara apa? kamu ingin saya lebih menderita lagi?" tanyanya lalu berdiri membelakangi Iqbaal. Hatinya merasa sakit melihat sang anak.
"Bu sebenarnya apa salah saya? saya janji akan menuruti semua yang ibu katakan." sahut Iqbaal sudah bingung harus bagaimana agar sang ibu mau memaafkan dirinya.
Ratu menoleh sekilas. "Kamu yakin? bukannya kamu itu sukanya berkata omong kosong dan mengeluh saja."
"Bu saya mohon katakan apa yang harus saya lakukan agar ibu mau memaafkan saya!" pinta Iqbaal.
"Baiklah buat saya bangga dan saya kan memaafkan kamu dan jangan tanyakan bagaimana caranya. Itu urusan kamu." ucap Rinke final.
Iqbaal beranjak pergi namun langkahnya terhenti sesaat.
"Saya kasih waktu kamu dua hari untuk berubah." kata Rinke menatap punggung putranya nanar.
Iqbaal mengangguk dan tidak tau apa kesalahannya pada sang ibu namun sepertinya sangat besar sehingga beliau tak bisa memaafkan dirinya dengan mudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Kucing [IDR]
Fanfiction[COMPLETED] Ingin berteriak memanggil pertolongan namun suara kucing yang keluar. "Siapapun yang mendengar tolong, aku seorang pangeran, wajahku juga tampan," ucap Iqbaal Galendra Perwira memandang kendaraan asing yang melewatinya. "Suara siapa itu...