🐈🐈🐈
Sampai di depan rumah pohon (Namakamu) terburu-buru masuk ke dalam sampai lupa bagaimana cara membuka pintu. Alhasil ia merutuki kebodohannya karena ingin segera mencari sesuatu di dalam rumah pohon ini.
(Namakamu) mencari ke kamar lalu ke dapur tapi tidak ada apapun disana. Ia pun sampai membongkar isi lemari dan menemukan dompet berserta ponsel. (Namakamu) membuka dompet itu masih ada uangnya kemudian ponsel ada sebuah panggilan dari dirinya ke ponsel ini sebanyak 12 kali seminggu yang lalu.
Apa iya (Namakamu) memanggil ponselnya sendiri sebanyak itu atau mungkin ponsel ini hilang?
(Namakamu) mengecek ponselnya ada nama pangeran kucing disana itu berarti ponsel ini punya (Namakamu) tapi di berikan pada orang bernama pangeran kucing.
Tapi siapa pangeran kucing? Seingatnya, seorang pangeran itu tampan dan tidak ada yang menyerupai kucing. Masa iya (Namakamu) suka pangeran tapi wajahnya kucing? ih amit-amit. pengecualian kucing itu mendapatkan kutukan lalu berubah menjadi pangeran beneran dan bisa (Namakamu) jadikan pasangan hidup nantinya.
Khayalan macam apa itu? mana ada di dunia nyata seperti ini ada sosok pangeran kucing.
(Namakamu) memukul kepalanya. "Dasar halu!" lalu duduk di tepian kasur dan kembali mengingat.
***
Saat Iqbaal sampai di depan kamarnya seseorang memasukannya ke dalam kandang khusus kucing lalu membawa Iqbaal entah kemana.
Alwan kesana-kemari menunggu kedatangan Iqbaal tapi tidak juga datang.
"Kenapa lama sekali pangeran ke kamarnya atau terjadi sesuatu?" ujar Alwan tidak tenang.
Alwan segera mengeluarkan kekuatannya untuk mencari keberadaan Iqbaal tapi hanya kegelapan yang Alwan lihat.
"Jangan-jangan memang terjadi sesuatu pada pangeran, aku harus menolongnya." Alwan segera pergi untuk mencari Iqbaal.
"Tunggu dayang apa di tanganmu?" tanya Ratu menghentikan langkah dayang sedang terburu-buru.
"Ini seekor kucing Ratu. dia berkeliaran di sekitar kamar pangeran dan saya berniat membuangnya." jawabnya menunduk.
"Lakukan! jangan sampai ada bintang apapun berada di istana ini." perintah Ratu.
Dayang itu mengangguk membawa kucing tangkapannya keluar istana.
"Lepaskan saya! Saya pangeran disini!" teriak Iqbaal tidak terima namun bukannya terdengar berteriak hanya suara khas kucing yang dayang itu dengar.
"Permisi!" seorang pengawal menyapa si dayang.
"Pengawal apa yang kau lakukan disini?" tanya dayang curiga.
"Saya melihat kamu membawa barang saya ingin menolongmu." ucap pengawal itu kemudian tersenyum.
"Oh perhatian sekali kamu, ini tolong buang sejauh mungkin ya." Dayang itu memberikan kandang kucing pada si pengawal.
"Iya baiklah silahkan kamu kembali ke dalam." ucap Pengawal menerima kandang itu.
Dayang itu tersipu kembali ke dalam istana karena baru kali ini mendengar lagi seorang pengawal tidak membentaknya.
Pengawal itu membawa barang dari dayang ke taman lalu memastikan tidak ada seorang pun yang melihat dirinya disini. Ia membuka kandang itu lalu Iqbaal di dalamnya keluar.
"Alwan apa saya mirip kucing kampung sehingga ditangkap lalu dibuang begitu saja?" tanya Iqbaal dan Alwan sudah berubah.
"Mungkin eh tidak pangeran maksudku kenapa tidak berubah jadi manusia saja itu lebih aman dari jeratan kandang." jawab Alwan.
"Benar juga ayo ubah saya sekarang!" kata Iqbaal.
Alwan mengangguk mengarahkan kekuatannya kepada Iqbaal tapi tidak terjadi apapun.
"Apa saya sudah menjadi manusia? kenapa rasanya biasa saja?" tanya Iqbaal terpejam.
Alwan tidak menjawab mencoba berulang kali mengarahkan kekuatannya kepada Iqbaal tapi tetap saja Iqbaal menjadi seekor kucing.
"Apa sudah selesai?" Iqbaal membuka matanya.
"Maaf pangeran aku tidak bisa mengubah wujudmu." Alwan menyesal.
Iqbaal tersentak. "Apa? tidak mungkin? jangan berbohong! ayo lakukan lagi arahkan semua kekuatanmu pada saya." perintahnya tegas.
"Aku sudah mencoba tapi pangeran tidak bisa berubah." balas Alwan.
"Apa itu artinya saya akan jadi kucing selamanya?" tanya Iqbaal berubah sendu.
Alwan terdiam tidak bisa menjawab.
***
Next?
Vote dan komentarnya readers karena itu penyemangatku
See you next chapter 👋🐱
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Kucing [IDR]
Fiksi Penggemar[COMPLETED] Ingin berteriak memanggil pertolongan namun suara kucing yang keluar. "Siapapun yang mendengar tolong, aku seorang pangeran, wajahku juga tampan," ucap Iqbaal Galendra Perwira memandang kendaraan asing yang melewatinya. "Suara siapa itu...