🐈🐈🐈
Bella dan Steffi saling pandang beberapa saat, lalu kompak menampilkan senyuman lebar kepada (Namakamu).
"Ayo jawab!" tagih (Namakamu) sudah tidak sabar.
"Bisa pertanyaan lain gak? misalnya tentang Iqbaal gitu," tawar Bella berusaha mengalihkan topik.
"Iya setuju gue sama Bella," sahut Steffi tak mau membahas.
"Nggak harus dijawab aja dulu baru gue kasih tau tentang Iqbaal," kekeuh (Namakamu) tetap ingin tahu.
"Tapi serem (Nam), horor gitu suasananya," ujar Bella tidak enak.
"Emang kalian pikir kita lagi di rumah hantu pake acara horor-hororan segala?" heran (Namakamu) kesal.
"Ganti aja ya," bujuk Steffi.
"Nggak pokoknya gue pengen tau," tegas (Namakamu) tidak bisa diganti.
Bella and Steffi menghela napas berat. "Tapi pas jenguk Iqbaal aja ya, kalau sekarang serem," jawab Steffi meyakinkan.
(Namakamu) mengangguk setuju setidaknya Steffi dan Bella akan memberikan jawaban nanti sehingga rasa penasaran pun hilang di dalam dirinya saat itu juga meskipun ada hal cukup mencurigakan dari omongan Bella maupun Steffi seperti takut akan sesuatu entah apa semakin kuat dugaan keduanya tengah diancam.
***
Bella cepat-cepat keluar dari mobil sementara (Namakamu) dan Steffi hanya bisa menggeleng takjub dengan kelakuan Bella.
Bella menatap rumah pohon (Namakamu) seolah belum pernah singgah di sana begitupun dengan Steffi.
"Ini rumah Iqbaal keren banget kayak pohon asli ya!" puji Bella takjub.
"Iya gue baru lihat desain rumah kayak gini." timpal Steffi.
(Namakamu) hanya tersenyum kikuk menanggapi keduanya bukannya Steffi dan Bella selalu bersama (Namakamu) ke rumah pohon ini sepulang dari sekolah namun mengapa seperti ini atau jangan-jangan pengaruh hilang ingatan yang Alwan lakukan?
Kalau begitu hebat sekali pengaruhnya dan kenapa Alwan tidak mempengaruhi otak Ari agar lupa siapa (Namakamu) sehingga (Namakamu) bisa hidup dengan tenang.(Namakamu) mengetuk pintu dan masuk karena di depan pintu sudah tertulis 'silahkan masuk' diikuti Bella yang paling semangat ingin tahu keadaan Iqbaal.
"Iqbaal kamu baik-baik aja kan?" tanya Bella pandangannya mencari-cari keberadaan Iqbaal.
Tidak ada jawaban.
"(Nam), Iqbaal-nya kemana kok sepi sih?" Steffi ragu di dalam rumah ini ada Iqbaal.
"Gue juga gak tau mungkin di kamarnya." jawab (Namakamu) bingung.
Bella yang sudah kangen buru-buru mencari keberadaan Iqbaal. Kalau Steffi numpang ke kamar mandi.
"Iq-" Bella membuka pintu kamar dengan antusias namun hanya melihat seekor kucing tergeletak tidur di kasur. "Kok gak ada? adanya kucing." ungkap Bella kecewa.
(Namakamu) menepuk jidatnya lupa memberitahu Iqbaal supaya jangan berubah wujud sebelum berangkat tadi.
"Mungkin Iqbaal-nya lagi keluar gimana kalau kita tunggu aja terus lo sama Steffi belanja buat makan bareng?" saran (Namakamu) membuat Bella berpikir sebentar lalu mengangguk dan menarik Steffi baru saja keluar dari toilet.
Steffi diam ditempat." Ayo Steff! kita jajan dulu mungkin pangeran gue keluar dulu." ajak Bella semangat kemudian Steffi mengikuti saja keinginan Bella.
Setelah kedua sahabatnya dipastikan jauh dari rumah, (Namakamu) bergegas ke kamar Iqbaal. Menemukan Iqbaal sedang tidur nyenyak dalam wujud seekor kucing.
"Baal bangun!" (Namakamu) memanggil tapi Iqbaal tidak menunjukkan tanda-tanda akan bangun hanya geliat kecil yang terlihat.
"Iqbaal Galendra!!" teriak (Namakamu) nada suaranya dinaikan.
Iqbaal terbangun lalu berubah otomatis menjadi manusia.
"Ada apa?" tanya Iqbaal mengucek matanya masih mengantuk.
"Lo tadi berubah secepat itu!" (Namakamu) terpukau Iqbaal berubah begitu saja dari kucing ke wujud manusia di depan wajahnya.
Iqbaal menyipit. "Maksudnya?" tanyanya bingung.
"Gak penting! sekarang lo tidur yang bener karena ada Bella sama Steffi." ujar (Namakamu) kesal.
Iqbaal mengangguk.
Muncullah Steffi dan Bella menenteng plastik berbagai macam makanan di dalamnya lalu mereka mengambil peralatan makan di dapur untuk di sajikan dan di makan bersama.
"Ini udah siap makanannya guys!" teriak Bella dan Steffi sibuk menata makanan di meja.
(Namakamu) datang kemudian disusul Iqbaal langsung duduk disebelahnya. Bella menyapa Iqbaal lalu menawarkan makanan.
"Jadi..." (Namakamu) mulai pembicaraan karena dari tadi Bella dan Steffi tak juga bercerita.
Steffi menyikut Bella mungkin ini saatnya (Namakamu) tahu tentang Ari.
"Gue mantan pacar Ari, Steffi juga." ungkap Bella.
(Namakamu) terkejut sementara Iqbaal langsung berhenti minum.
"Di SMA kita hampir semua cewek itu mantannya." tambah Steffi.
"Iya gue juga waktu itu nerima secara terpaksa walaupun wajahnya ganteng." sahut Bella.
(Namakamu) sekarang mengerti Ari selalu mengancam tentang Bella dan Steffi dalam bahaya namun kenyataannya mungkin tidak akan Ari lakukan. Tapi kesempatan ini bisa Namakamu manfaatkan soal Ari berada di bangku.
"Kalian berdua tau Ari datang ke kelas?" tanya Namakamu penuh selidik.
"Tau dia itu mau fitnah Iqbaal nyuri uang kas kelasnya." jawab Steffi.
"Uangnya masih ada di bangku Iqbaal gak?" lagi (Namakamu) bertanya.
"Nggak udah gue pindahin eh nggak deh udah gue balikin ke bendahara kelas Ari." jawab Bella.
"Lo gak takut?" tanya (Namakamu) melirik Bella begitu berani berurusan dengan Ari.
"Ngapain takut? dia juga manusia sama-sama makan nasi juga, ya cuma serem aja ancamannya." balas Bella lalu terkekeh.
Iqbaal berdehem singkat membuat ketiga cewek menoleh ke arahnya.
"Gue keselek gak ada minum." kata Iqbaal tersenyum polos kepada (Namakamu).
(Namakamu) mendengkus kesal menuangkan air ke dalam gelas Iqbaal. Steffi dan Bella hanya cekikikan ditempatnya memperhatikan (Namakamu) dan Iqbaal.
****
Vote dan komentar ya
See you next chapter 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Kucing [IDR]
Fanfiction[COMPLETED] Ingin berteriak memanggil pertolongan namun suara kucing yang keluar. "Siapapun yang mendengar tolong, aku seorang pangeran, wajahku juga tampan," ucap Iqbaal Galendra Perwira memandang kendaraan asing yang melewatinya. "Suara siapa itu...