🐈🐈🐈
Iqbaal memberanikan diri datang ke istana setelah mempertimbangkan ucapan (Namakamu) kemarin. Ia harus mencoba walau belum tentu mendapatkan hasil yang diinginkan. Dia membuka pintu kamar yang terhubung dengan istana kerajaan Gandara lalu sampailah di halaman istana.
Kehidupan rakyat Gandara kembali berjalan seperti biasanya dan suasananya juga perlahan membaik. Benar kata sang Ayah, semua ini hanya ujian untuk dirinya dari sang ibu tapi Iqbaal terus-terusan meminta bantuan kepada Alwan harusnya ia mengatasinya sendiri.
"Pangeran kamu kembali!" Alwan berkata saat berpapasan dengan Iqbaal di istana.
"Iya, saya kembali untuk menemui ibu." balas Iqbaal.
Alwan mengangguk. "Temui dia aku yakin setelah ini semua akan baik-baik saja."
"Terimakasih Alwan." ucap Iqbaal tulus.
"Aku ini saudaramu dan saudara harus saling membantu."
"Kamu memang saudara yang baik saya minta maaf selalu merepotkan mu di segala masalah yang saya hadapi."
Sayangnya, aku bukan saudara yang baik seperti yang kamu bilang. ucap Alwan dalam hati lalu tersenyum simpul kepada Iqbaal. "Tidak perlu minta maaf ayo temui ibu aku tunggu kabar baiknya ya." lanjutnya mempersilahkan Iqbaal.
---
(Namakamu) senyam-senyum sendiri setelah guru yang mengajar keluar dari kelas membuat Bella dan Steffi saling tatap sebentar melihat tingkah (Namakamu) yang tak biasa.
Bella menempelkan telapak tangannya ke dahi (Namakamu). "Gak panas." ujar Bella melirik Steffi di sampingnya.
"Berarti sehat lah." lanjut Steffi.
"Terus ngapain dia senyum-senyum gitu apa dia suka pak Dado?" tebak Bella ngawur. Pak Dado itu guru yang sudah berumur dan punya istri dua.
"Kalo ngomong... suka bener." sahut Steffi terkekeh kecil.
Bella tersenyum puas dirinya memang ahli menebak.
"(Nam), mikirin apa sih?" tanya Steffi.
(Namakamu) tersentak. "Kalian gak ke kantin?" tanyanya dan sejak kapan Steffi dan Bella ada di sampingnya.
"Nggak gue sama Bella nungguin lo senyam-senyum dulu eh lagi mikirin siapa sih lo?" tanya Steffi lagi soalnya tingkat kepo-nya sudah akut.
"Pak Nando." bukan (Namakamu) yang menjawab, siapa lagi kalau bukan Bella.
"Sembarangan! gue masih normal ya sukanya yang seumuran." kata (Namakamu) tak setuju dengan tebakan Bella yang sangat melenceng jauh bahkan jauhhhhh banget.
"Makannya cerita, jangan dipendam. Gue kan kepo." balas Bella.
Bukan (Namakamu) tak mau cerita tapi Bella dan Steffi pasti tak percaya siapa Iqbaal soalnya mereka kan dihapus ingatannya.
"Gue mimpi jalan bareng cowok puas!" jawab (Namakamu) ngarang dikit.
"Sampe siang gini masih nempel di otak lo?" tanya Steffi takjub.
"Iya apalagi senyumannya pengen gue simpen terus gue pajang dikamar." ujar (Namakamu) tersenyum kembali.
"Senyum kok dipajang." Bella mencibir.
"Terus diapain?" tanya Steffi.
"Orangnya di jadiin suami baru T.O.P B.G.T!" seru Bella semangat 45.
"Masih sekolah masih lama." (Namakamu) memperingatkan.
"Biarin (Nam), si Bella otaknya emang lagi salah jalur. Mending buruan ke kantin nanti kita gak kebagian tempat duduk." ajak Steffi karena sudah lama menahan lapar.
Saat menunggu pesanan, datanglah Ari Raihan sang most wanted dan gengnya yang sangat terkenal sekolah membuat seisi kantin heboh namun berbeda dengan Bella, Steffi dan (Namakamu) hanya melirik sekilas itupun tanpa minat.
"Jangan dekat-dekat dia ya (Nam)!" ucap Bella mengingatkan.
"Iya jangan mau juga di deketin." lanjut Steffi dari sorot matanya menyimpan rasa kebencian untuk seorang Ari Raihan.
"Kenapa?" tanya (Namakamu) pura-pura tidak tahu sebenarnya kan kalian juga tahu.
"Jangan pokoknya bahaya." Bella kembali mengingatkan.
(Namakamu) mengangguk lagipula ia sudah pernah jadi pacarnya Ari tapi karena kekuatan Alwan semuanya berubah kembali seperti normal. Ari tak mengenal (Namakamu) dan (Namakamu) meskipun mengenal Ari tak perlu mengenalnya atau mengetahui apapun lagi tentangnya.
"Siapa juga yang mau sama dia gue sukanya cowok di mimpi gue." ucap (Namakamu) tanpa sadar.
"Siapa?" Bella dan Steffi kompak menyahuti.
Sial! (Namakamu) keceplosan, bagaimana ini?
Kalau dijawab Bella dan Steffi makin tumbuh jiwa penasarannya dan kalau gak di jawab ya ... mereka akan terus bertanya bahkan wartawan pun kalah sama ocehan keduanya yang tiada henti."Biar gue yang ambil pesenan kalian ya." (Namakamu) mengalihkan topik.
Steffi memegang tangan (Namakamu) agar tetap duduk. "Eh jangan kabur dong."
"Gue gak kabur cuma ngambil pesanan nanti gue ceritain pas udah makan." bujuk (Namakamu).
"Oke kita tunggu penjelasannya awas kalau kabur." Steffi sedikit percaya membiarkan (Namakamu) pergi tapi kalau sudah kembali harus menjawab apapun pertanyaan darinya juga Bella tanpa ada yang ditutup tutupi.
****
Hayo aku balik lagi!🥳 mon maaf ya update-nya lama soalnya akutuh lagi krisis kouta wkwkwk😅
Jadi kalau lama tetap pantengin aja oke👌 bakal di lanjut kok sampai ending 😇
Jangan lupa juga komentar dan vote-nya yaaa💕🥰
See you next chapter 👋🐱💕💕♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Kucing [IDR]
Fanfiction[COMPLETED] Ingin berteriak memanggil pertolongan namun suara kucing yang keluar. "Siapapun yang mendengar tolong, aku seorang pangeran, wajahku juga tampan," ucap Iqbaal Galendra Perwira memandang kendaraan asing yang melewatinya. "Suara siapa itu...