08 - Pangeran Kucing

519 79 2
                                    

🐈🐈🐈

Capek-capek nyetir ke rumah pohon hanya untuk mengambil kotak kecil?

Kalau begini, (Namakamu) akan menolak mentah-mentah permintaan Iqbaal. Kucing jadi -jadian itu selalu membuat (Namakamu) kesal bahkan ingin membuangnya kalau tega tapi jiwa pecinta hewan (Namakamu) lebih besar jadi mana bisa melakukan itu.

"Terus lo mau apain tuh kotak? dimakan langsung kayak kuda lumping kesurupan eh kucing kesurupan, gitu." tebak (Namakamu) memutar bola matanya.

"Nanti kamu juga tau," balas Iqbaal.

"Malah main teka-teki lagi, terserah deh mau diapain. Gue mau mandi, gerah!" ucap (Namakamu) mengibaskan rambutnya menuju kamar mandi.

"Tadi sudah mandi." sahut Iqbaal bingung.

(Namakamu) berbalik menatap Iqbaal. "Lo gak akan ngerti, udah jangan banyak tanya." ujarnya lalu benar-benar pergi.

(Namakamu) sudah siap memakai dress selutut berwarna biru laut namun langkahnya terhenti karena ada Iqbaal menatapnya.

"Gue tau gue itu cantik jadi... gak usah natap segitunya." ucap (Namakamu) mengambil cermin kecil di tasnya memastikan penampilannya.

"Kamu percaya diri sekali, saya natap kamu supaya kamu berniat mengajak saya." jawab Iqbaal.

"Niat? sama sekali gak ada, siapa juga yang mau ajak lo."

"Nanti saya bantu kamu masa gak mau ngajak saya?" heran Iqbaal padahal sudah memberikan penawaran menggiurkan.

"Nggak bisa!" tolak (Namakamu) final.

"Sayang!" Dona menghampiri (Namakamu) sambil membawa cemilan untuk suaminya yang sedang asyik menonton TV.

"Eh mama," sapa (Namakamu) tersenyum kikuk takutnya sang Mama mendengar obrolan dirinya dengan kucing.

"Kamu mau kemana dandan cantik kayak gini?" tanya Dona takjub dan (Namakamu) bisa bernapas lega mendengarnya.

"Iya, biasanya ngerjain pr." tambah Vito mengambil cemilan yang dibawa Dona. 

"Aku lagi gak ada pr. Boleh kan pergi ke pesta ulang tahun temen ada Bella sama Steffi kok, aman." ungkap (Namakamu) meyakinkan supaya diizinkan pergi.

Dona dan Vito saling tatap lalu memandang (Namakamu). "Oh mau papa anterin gak?" tawar Vito.

"Nggak usah, mau pake mobil boleh kan?"

"Boleh, tapi hati-hati ya!" peringat keduanya tentu (Namakamu) mengangguk setuju.

(Namakamu) menuju garasi mobilnya dan merasa ada yang mengikuti dari belakang. Begitu berbalik ternyata Iqbaal tengah membuntutinya.

"Mau kemana?" tanya (Namakamu) urung membuka pintu mobil.

"Ikut dengan kamu," jawab Iqbaal polos.

"Iqbaal Galendra Perwira!"

"Iya saya, jangan lupa tambah kata pangeran." sahut Iqbaal.

(Namakamu) menghela napas berusaha sabar menghadapi si kucing jadi-jadian yang katanya ingin membantu. Entah benar atau tidak (Namakamu) ragu bahkan sangat ragu. Sebenarnya (Namakamu) ingin menemui Alwan untuk jadi pasangan di ulang tahun Ari tapi si kucing memaksa ikut bagaimana (Namakamu) bertemu Alwan?

Lebih baik untuk kali ini (Namakamu) mengalah dengan apa yang akan dilakukan Iqbaal. Semoga keputusannya ini benar dan tepat. Iqbaal melompat masuk ke mobil begitu pintu terbuka. Ia sangat senang karena sekian lama terus di rumah akhirnya bisa jalan-jalan keluar apalagi pergi ke sebuah pesta. Iqbaal yakin pesta yang (Namakamu) hadiri tidak se-meriah pesta di kerajaan Gandara.

Pangeran Kucing [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang