32.SEMESTA

11 1 0
                                    

Perut kosong gaada asupan,lama mikir banget:( 

Gue harus biasa aja ke Bulan,tapi gue akan sempetin nanya ke dia 'batin Nugrah.

Nugrah sudah melesat ke sekolah menggunakan motor hijaunya.Ia berangkat pukul 8 pagi dan saat itu pelajaran masih berlangsung.

Kini Bumi berdiri di ambang pintu dan masuk ke kelas dengan tanpa tak punya dosa.

"Bumi,kamu telat?" Kata guru Penjas.

"Macet" ujar Bumi menatap guru itu.

"Lain kali jangan di ulang,karena ini yang pertama kamu telat di kelas saya,jadi saya gak akan hukum kamu.Tapi saya harap ini yang pertama dan terakhir kamu telat"kata guru itu.

Tak memperdulikan ocehan guru itu,Bumi pun duduk dan sesekali melirik Bulan.Dan tak sekali tatapan mereka bertemu. Tapi tetap saja gengsi melekat di batin mereka.

Guru itu pun nampak mencari sesuatu,dan ada barang yang tertinggal di ruang olahraga.Guru itu pun mengutus Bulan untuk mengambil barang tertinggal.

"Bulan,saya minta tolong ya tolong ambilkan buku materi renang,di ruang olahraga." kata guru itu dan Bulan segera meninggalkan kelas untuk mengambil buku itu.

Saat Bulan sudah tak nampak di ambang pintu Bumi menyusul Bulan dengan alasan izin ke toilet.

Bumi menyusuri koridor sekolah,mengekori Bulan dan saat di depan gudang,Bumi menarik lengan Bulan untuk ke gudang.

"Lan,gue mau ngomong sama lo" kata Bumi lalu menarik pergelangan tangan Bulan.Tak ada berontakan dari Bulan.

Saat mereka di gudang,sempat hening beberapa menit dan setelah itu Bumi buka suara untuk bicara.

"Lo kenapa?" Tanya Bumi."Harusnya gue yang nanya gitu,lo  narik tangan gue trus ke gudang" ujar Bulan tak terima.

"Lo kenapa khianatin gue?lo gak pernah mikir apa rasanya jadi gue" kata Bumi.

Bulan sedikit menjauh dan menarik nafas panjang.

Astaga,ini gue kenapa gugup gini sih 'Batin Bulan.

"Khianatin lo?emang lo sama gue punya hubungan?lo sama gue pacaran?lo suka sama gue?astaga padahal gue cuma nganggep lo cuman temen,gak lebih.Lagian mana mungkin gue mau sama lo" kata Bulan.

Bumi yang mendapat kata-kata seperti itu,Hatinya terasa tergores,ia tahu mereka tidak pacaran,Tapi apakah pantas jika Bulan bicara seperti itu?

"Terus?gue sama lo dulu menghabiskan waktu cuma berdua lo anggap apa?gue juga punya hati.Gue berusaha untuk selalu ada buat lo.gue selalu menyingkirkan ini itu hanya untuk berduaan sama lo.haha,Tapi semenjak lo ngomong gitu ke gue,Gue jadi tau kalo gue itu gak pantes buat lo.Dan ingat satu kalimat ini Gue pernah menjadi untuk yang selalu ada tapi kehadirannya hanya sejenak di anggap." Bumi pergi dari hadapan Bulan.

Sadar lan,bukannya ini yang lo mau?lo harus kuat menjalani sandiwara ini.Untuk menguji seberapa cinta mereka ke lo 'Di dalam hati Bulan menjerit.

Bumi terlebih dulu sampai di kelas.Dan setelah itu Bulan datang dengan 3-5 buku bertengger di tangannya.

"Terima kasih Bulan" Bulan mengangguk dan menuju kursi nya.

"Lo kenapa Lan?" Tanya Raya.Bulan menggeleng.

Mereka berdua kembali fokus mendengar apa yang guru itu terangkan.

Langit yang melihat wajah Bulan yang sangat lesu itu langsung mengambil ponsel dan mencari user name Bulan.

"Lo gak papa Lan?" Send.

"Gue mau cerita sama lo.nanti pulang sekolah
Jangan langsung pulang."

Read.

***
"Tadi gue ngobrol sama Bumi,dan dia nanya-nanya tentang hubungan lo sama gue.Gue kaget banget dia ngomong gitu ke gue.Tapi gue sedikit puas dengan penuturan dia dan setengah gak puas.Menurut  lo kita lanjutin atau enggak?" Tanya Bulan.

Langit memancarkan senyum tipisnya "lanjutin lah,lo belum puas kan?".

"Gue masih bingung,setengah diri gue pengen membuktikan Bumi beneran suka sama gue atau nggak,setengah diri gue gak mau kalo ge jauh dari Bumi".

Mendengar penuturan Bulan yang membuat Langit kecewa pun pasti memberi semangat untuk Bulan agar lebih membenci Bumi. "Gue pengen jadi lo bang!gue pengen!" Batin Langit berteriak.

"Yaudah lah,lanjutin aja gue belum puas." Langit memancarkan senyum tipisnya.

***
"Tang,lo punya temen cewek gak?" Tanya Bumi.

Bintang menatap Bumi dan nampak mengetik di ponselnya.

Bintang tersenyum."ada nih" sambil menunjukkan foto teman perempuannya.

Bumi tersenyum."kenalin dong,tapi cuma buat jadi pacar pura-pura gue doang sih" Bintang melongon.Pasti mau bucin.

"Pura-pura?parah bangeetttt!,jangan ngasih harapan napa bang.Gue pernah ngerasain jadi pacar pura-pura.Gue nyesel jadi pacar pura-pura dan ujungnya pasti gue jatuh cinta sama dia.Gak semua harapan itu harus di ungkapkan dan berujung penantian." Anjay banget ga tuh?.

"Gue tau,gue juga pernah ngerasain sakitnya di khianati.Ya walaupun belum jadi sih". Kata Bumi menyimpan ponselnya di nakas sebelah kasur.

"Najis bucin amat sih lo" kata Bintang.Parahan lo kali.

"Yaudah cepetan lo chat dia,abis itu tanyain minat gak jadi girlfriend pura-pura gue." Bintang langsung mengetik di ponselnya.

Tak lama ponsel Bintang berdenting.

Tingg.
"Nih bang,gue udah dapet,dan dia mau" kata Bintang.

"Kirim nomer gue ke dia"

Bintang melongo "lo ga gentle man amat sih" kata bintang.

Bumi menaikkan satu alisnya.Merasa ada yang salah.

Ponsel Bumi berdenting. Notifikasi terpampang di layar ponselnya. Dari...Bintang.

Bintang (1)

Calista.

"Kok lo malah ngasih ke gue sih?" Kata Bumi.

"Harusnya cowo yang ngedeketin cewe.Cewe itu di kejar bukan mengejar."kata Bintang sok iye.

"Lo pernah liat gak,kucing perempuan ngejar kucing laki-laki?" Bintang menggeleng.

"Nah itu dia" bintang menaikkan alisnya.

"Apaan?" Kata Bintang.

"Yaudah liatin aja,lo liatin kucing kawin.Siapa tau jadi penghulu" Bumi tertawa lepas karena Bintang.Mungkin lebih lepas jika tertawa dengan Bulan.Sudsh berlalu say.

Oke gue yang akan maju 'batin Bumi.

"Sebutin dong ciri-ciri cewek itu."kata Bumi.

"Cantik,baik,lumayan tinggi,anak basket apaan lagi ya" kata Bintang memegang dagunya.

"Lama lo" kata  Bumi.

"Dia penulis.Novelnya udah terbit,menceritakan tentang--yaudah lo baca aja lah"kata Bintang.

Bumi mengangguk dan langsung meng klik nomer yang tadi di kirim oleh Bintang.

Terima kasih.
yey Bumi sudah punya rencana untuk Bulan!!.

SEMESTA {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang