Bismillahirrohmanirrohiim
Selamat membaca cerita Adiba:)
🌹
3 | Sebuah Dompet
_______________________
Dua cowok yang berpakaian hampir mirip itu sedang melihat-lihat buku yang tertata rapi pada tempatnya, bola mata kedua cowok yang berteman itu tidak teralihkan sampai bola mata salah satu dari cowok tersebut entah kenapa melihat sepasang wanita berpakaian rapi dan berjilbab syar'i, tak sadar lengkungan tercipta dalam bibir cowok itu, persis seperti bulan sabit.
"masyaallah, bidadari surga yang terdampar di dunia," gumamnya dengan suara yang hampir tak terdengar tapi seseorang yang berada disebelahnya bisa mendengar itu. Dia melihat sepasang wanita yang bersahabat, tak jauh dari tempat dia berdiri saat ini.
Mendengar perkataan itu, sontak cowok yang berada di sebelahnya langsung menatap temannya dan melihat pusat perhatian temannya saat itu. Dia bertanya, namun yang dia dapatkan bukanlah jawaban namun tangan yang menariknya dengan keras agar dia pergi dari tempat itu.
"Ayo pulang!" ajaknya dengan suara yang sedikit kasar.
Untung saja, dia sudah mendapatkan apa yang dia cari.
"Pulang? Belum juga dap--" sebelum dia selesai berucap, ucapannya langsung di potong begitu saja, seolah-olah temannya itu mengetahui apa yang ingin dia katakan.
"Nih udah dapet," jawabnya sambil mengangkat benda berukuran perseginya dan menunjuk punya temannya itu juga, buku islami tepatnya.
"Dapet-dapet, emang lo tau gue mau bilang apa?"
"Dapet yang lo cari lah, masa dapet kepompong." jawabnya enteng.
"Hahahaha, maksud gue tuh .... " perkataannya dibuat penasaran, "belum juga dapat menikmati ciptaan Tuhan yang masyaallah, udah mau pulang aja."
"Iya yah, lucu. Lucu banget. Hahaha," temannya tertawa, namun bukan tertawa murni. "Gue jitak kepala lo, mau?" lanjutnya karena kesal mendengar jawaban temannya.
"Iya, iya, nggak deh. Emang salah ya?" dengan senyum-senyum menunjukkan wajah yang dibuat polos.
"Ih, malah sok polos lagi. Ya salah. Masa wanita-wanit surga yang terdampar di dunia mau lo buat kaya gitu. Halalin dulu kali biar aman," katanya dengan nada yang entahlah, sulit diceritakan.
"Besok gue halalin. Temenin, oke?" katanya seolah benar.
Gercep banget.
"Terserah lo aja deh!"
"Yesss." jawabnya dengan kaki dinaikkan dan diturunkan, melompat-lompat tepatnya.
Setelah selesai dari kasir mereka langsung pulang, cuaca hari ini seperti tak bersahabat dengan keduanya.
Merasa aneh pada beberapa langkah kakinya dia pun melihat ke bawah. Ternyata salah satu dari keduanya menginjak sebuah dompet berukuran mungil nan imut, apalagi warnanya sangat menawan untuk perempuan.
"Eh, gue nemu dompet nih," katanya memberitahu setelah mengambil benda mungil itu dan membersihkannya karena sedikit berdebu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adiba | Selesai
Teen FictionAdiba Taufikiyah Zavina. Muslimah berwajah cantik yang tumbuh di lingkungan keluarga religius dan penuh kasih sayang dari kedua orang tuanya. Dia tidak pernah mengenal apa itu cinta, kecuali dari ayah, bunda, dan abangnya. Namun, seiring berjalanny...